Rest Area KM 19

Sepanjang yang saya tahu hanya ada dua kedai kopi yang buka non stop 24 jam di tempat peristirahatan KM 19 jalan toll Jakarta arah Cikampek, Starbucks dan Bright Cafe.  Di hari biasa Coffee Bean & Tea Leaf hanya buka hingga jam 22.00, kecuali di akhir pekan hingga tengah malam, seperti halnya juga Black Canyon Coffee dan Torabika Cafe. Inilah keempat cafe, selain warung2 kopi di food court, yang terdapat di KM19 untuk Anda yang mencari injeksi kafein saat melakukan perjalanan ke luar kota.

Starbucks

Untuk Starbucks kawasan Asia Tenggara, inilah gerai pertama mereka yang menggunakan sistem drive-in, dan mulai beroperasi sejak akhir tahun 2005.  Lokasi yang strategis dengan trafik tinggi membuat gerai Starbucks di lokasi KM 19 ditenggarai menjadi salah satu primadona perusahaan ini.  Tentu saja selain drive-in, secara kasat mata hampir tidak ada perbedaan antara gerai di KM19 dengan Starbucks di berbagai tempat lainnya. Dibuka 24 jam untuk Anda para penggemar Starbucks yang harus sedikit antri pada saat libur panjang karena tempat duduk yang selalu penuh terisi. Walau lebih didedikasikan untuk drive-in, pengunjung juga masih bisa memanfaatkan fasilitas store-nya untuk dine-in. Saya mengenal salah satu Barista andalan Starbucks yang dulu pernah bertugas di sini Fani Nurfalah yang menjadi juara ke-2 Ambassador Cup tahun 2009. Sepertinya, karena keistimewaan lokasi di KM19, Starbucks berusaha untuk menempatkan barista unggulan mereka di sini.

Bright Cafe

Selain Starbucks yang buka non-stop, pendatang baru yang baru saja diresmikan minggu lalu adalah Bright Cafe, sebuah sudut kopi di dalam mini market yang juga menyandang nama yang sama. Bright Cafe menyasar para pengunjung toko mereka yang menginginkan kopi serius, tapi dengan harga sangat terjangkau. Dibanderol dengan harga per gelas minimal 6 ribu rupiah, silakan menikmati Robusta Jawa yang  sangat saya rekomendasikan. Kopi mereka memang paling murah di antara cafe di KM19, tapi cobalah robusta Jawa memang biji pilihan dengan karakteristik full body flavor, clean, dan akan segera menendang tenggorokan Anda, tapa rasa pahit yang biasanya mengganjal. Eh biar Kang Adi W. Taroepratjeka aja yang menjelaskan rasanya, karena Bright Cafe merupakan salah satu cafe yang ia miliki.

Walau hanya menempati sudut kecil di dalam mini market, tapi pengujung bisa memesan kopi yang diseduh dengan syphon, pour over, hingga tubruk di samping beberapa makanan kecil yang tersedia di gerai mereka. Satu lagi, kopi jahe merupakan salah satu best seller di sini, terutama digemari oleh para pengendara mobil jarak jauh. Dengan kata lain, Bright Cafe menjadi favorit karena racikan kopi Adi W. Taroepratjeka yang khususnya semakin dikenal para pengendara kendaraan besar.

Black Canyon Coffee

Saya harus memuji Black Canyon dalam masalah presentasi makanan atau minuman yang mereka suguhkan kepada pengunjung. Coba perhatikan sajian kopi hitam yang ditata secara rapi berikut makanan kecil pendampingnya serta satu shot teh jasmine untuk menutup semua hidangan. Black Canyon merupakan perusahaan kopi waralaba yang bermarkas di Thailand dan telah beroperasi sejak 18 tahun lalu. Mempunyai banyak cabang di berbagai tempat di belahan Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Sama halnya dengan Starbucks yang menerapkan sisten drive-in, demikian juga halnya dengan Black Canyon di mana pengunjung hanya tinggal merapatkan mobil di counter yang sudah disediakan. Sayangnya mereka hanya buka hingga jam 12 saja dengan range harga makanan dan minuman berkisar antara 20-50 ribu per pax. Sayang sup kegemaran saya, Tom Yam,  sudah dikombinasikan dengan pasta, mungkin untuk mengakomodasi kebutuhan pengunjung hingga tidak harus memesan nasi putih untuk menikmati makanan tradisional Thailand ini.

Torabika cafe

Selain kopi sachet untuk konsumsi luas, ternyata Torabika juga membuka gerai mereka  di KM19 buat para penggemar kopi yang sudah tidak asing lagi dengan merek kopi ini. Ada dua menu kopi utama selain makanan pendamping yakni panas dan dingin dengan kisaran harga 16.500 untuk kopi hitam, cappuccino 21 ribu, hingga yang termahal 28.5 ribu untuk ice coffee mocha latte.

Yang mana saja sesuai selera

Jadi mana yang Anda akan pilih ? Bila terlanjur melewati jam 12 malam, hanya ada dua pilihan yang tersisa yakni Starbucks dan Bright Cafe yang setia melayani tanpa henti. Starbucks tanpa perlu penjelasan lebih lanjut  sudah punya segmentasi pasar tersendiri sedangkan Bright Cafe adalah pilihan lain untuk secangkir kopi racikan Adi yang pasarnya mulai dikenal oleh para pengendara yang sering mampir ke KM19. Torabika punya rasa yang sudah banyak dikenal, dengan rasa kopi yang semakin mantap apabila ditambah gula tentu punya penggemar tersendiri. Terakhir Black Canyon Coffee, waralaba dari Thailand ini patut dieksplorasi lebih jauh walau ini pertama kali saya masuk ke sana yang punya barista jagoan latte art. Bagaimana dengan Coffee Bean ? hmmmm, menunggu undangan mereka aja deh, lain kali 🙂

Apapun pilihan Anda, kopi tetaplah hitam warnanya …. selamat beristirahat di KM19 !

* * * *