quiz5

Kami tidak akan menentukan sudut pandang opini Anda, jadi silakan menuliskan apa yang Anda lihat dan rasakan tentang perkembangan kopi di negeri ini. Pendapat Anda bisa bersifat umum, bisa juga sangat spesifik mengenai industri kopi yang terbentang dari hulu hingga ke hilir.

Hanya satu paragraf tanpa batasan jumlah kata yang terekonstruksi secara runtut dan logis. Hanya itu yang kami minta. Selamat berdiskursus dan grinder Baratza Encore menanti untuk satu jawaban terbaik.

baratza

Tentang Baratza Encore, Anda bisa melihat tulisan saya di sini.

78 replies
  1. buwana
    buwana says:

    Apa yang membuat Indonesia harum di mata dunia? Secara eksplisit dan implisit Kopi-lah jawabannya.
    Pada dasarnya, saat ini kopi Indonesia memiliki bargaining position (posisi tawar) yang cukup tinggi dipasar dunia. Beberapa kopi Indonesia tak tergantikan posisinya oleh kopi negara manapun, salah satu contohnya kopi sumatera (mandailing, lintong, dll). mayoritas roaster dunia memilih biji kopi sumatera sebagai salah satu komponen untuk memperkuat body pada signature blend mereka, alasannya tidak lain karena kopi sumatera memiliki body yang cukup “hardcore” yang tidak ditemui pada biji kopi negara lain. Sekarang yang perlu kita lakukan adalah meningkatkan kepercayaan diri kita dalam menghadapi pasar kopi dunia yang tentunya harus diimbangi dengan kerja keras dan rasa optimis. Selama kita bisa mempertahankan kualitas biji-biji kopi perkebunan kita, kita tidak perlu khawatir akan kehilangan pasar. Pasar kopi dunia saat ini masih sangat menjanjikan, setidaknya sampai saat ini kopi masih menjadi komoditi nomor 2 terbesar yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat dunia setelah minyak bumi. Data statistik lainnya juga menunjukkan 50% lebih penduduk usia dewasa di Amerika Serikat adalah peminum kopi dan masih banyak data-data lainnya yang bila kita jeli menyikapinya akan mendatangkan peluang besar bagi kita sebagai negara penghasil kopi nomor 4 terbesar di dunia. Kita mungkin perlu belajar dari Brazil bagaimana cara memposisikan diri dalam kancah per-kopian dunia, mungkin kita masih ingat ketika Brazil pada tahun 1906, 1930-an, dan awal-awal 1970-an dengan percaya diri dan optimisnya memusnahkan berton-ton kopi ke laut demi untuk menjaga stabilitas harga kopi mereka. Langkah ini terlihat konyol tapi cukup berefek monumental bagi perkopian Brazil, secara jangka pendek pemusnahan kopi masal tersebut berdampak pada stabilitas harga kopi, sedangkan secara jangka panjang sebenarnya Brazil sedang melakukan branding terhadap kopi mereka untuk lebih dikenal dunia.
    Lalu bagaimana dengan kisah pasar kopi domestik? Apakah “se-meriah” pasar kopi dunia? Walaupun biji kopi terbaik Indonesia banyak yang jatuh ke pasar internasional bukan berarti tidak ada kemeriahan dipasar kopi domestik negeri ini. Pasar kopi domestik masih di dominasi oleh pangsa pasar menengah-bawah yang tidak kalah meriah dengan pasar kopi internasional. Berbagai merek kopi sachet bermunculan dan berbagai varian rasa ditawarkan, ini seolah-olah menggambarkan tingginya curiousity masyarakat menengah-bawah akan berbagai jenis sajian “kopi menengah-atas” (baca: capuccino, latte, dll), walaupun mereka baru bisa menikmatinya sebatas rasa yang masih artifisial. Seperti halnya mata uang yang selalu memiliki 2 sisi yang tak terpisahkan, pasar domestik kopi negeri inipun demikian, di sebagian kalangan masyarakat, kopi menjadi suatu kebutuhan harian yang hampir menjadi kebutuhan primer dan pada sebagian kalangan masyarakat lainnya kopi menjadi sebuah gaya hidup untuk menunjukkan sebuah prestise dan eksistensi diri. Ini merupakan hal yang wajar dan lumrah, toh fenomena serupa juga masih terjadi di negara maju sekalipun. Coffee shop yang menjamur saat ini, walaupun tak semeriah “kalangan kopi sachet” perlahan tapi pasti mulai menunjukan geliatnya di pasar kopi domestik, istilah “specialty” lambat laun menjadi familiar terdengar, roaster-roaster kopi premium dalam skala produksi kecil bermunculan, dan yang paling menggembirakan adalah mulai banyak bermunculan home-barista handal. Kelahiran para home-barista seolah ingin mendobrak anggapan bahwa “kopi nikmat hanya tersedia di cafe”. Fenomena home-barista juga membuktikan bahwa setiap orang bisa membuat kopi nikmat tanpa harus membuat anda “bangkrut”. Cukup dengan alat-alat manual brewing yang bisa dibilang cukup sederhana dan relatif murah (jika dibanding dengan “ngopi” di cafe setiap hari), home-barista kini sudah bisa berkreasi dan menikmati sajian kopi a la cafe dirumah setiap hari. Home-barista merupakan cerminan keseriusan dalam pencapaian sebuah cita rasa yang sempurna oleh seorang penikmat kopi. Berbicara tentang home-barista mengingatkan saya akan Italia, hampir di setiap rumah di Italia memiliki mokka-pot sebagai alat wajib untuk ritual ngopi mereka. Memiliki mokka-pot di italia tak ubahnya bagai anda memiliki panci di negeri ini, artinya penggunaan mokka-pot sudah bukan hal aneh dan sudah menjadi budaya yang mendarah daging pada keseharian mereka. Bukan tidak mungkin suatu hari budaya ngopi nikmat dengan manual-brewing bisa menjadi ritual wajib di setiap rumah di Indonesia.
    Dan pada akhirnya apapun orientasi anda domestik atau internasional, dari kalangan mana anda berasal “sachet” atau “specialty”, kopi selalu bisa mempertemukan kita untuk duduk bersama, so “enjoy your life, enjoy your coffee”.

  2. Sinly Evan Putra
    Sinly Evan Putra says:

    Kopi telah berkembang pesat di Indonesia dan telah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia. Kini, tradisi ngopi tidak hanya terbatas dalam perjamuan tamu ataupun undangan pernikahan, tetapi dalam beberapa aktivitas seperti rapat, reuni, kencan ataupun pertemuan bisnis, tidak dapat di pisahkan dari secangkir kopi. Kopi di jadikan sebagai alat untuk berkomunikasi, pencair suasana, ataupun menjalin keakraban. Dan penikmat kopi di Indonesia tidak hanya di dominasi oleh kaum pria, tetapi sekarang perempuan dan anak-anak pun tidak segan untuk menyeruput kopi. Tren menjadikan kopi sebagai gaya hidup ini tidak terlepas dari beraneka ragamnya varian kopi dengan beragam cita rasa yang dapat di sesuaikan dengan lidah penikmat kopi. Beragam varian kopi seperti cappucino, latte, mocha atau kopi susu telah menjadi primadona bagi sebagian besar pencinta kopi di Indonesia. Tetapi untuk penikmat sejati kopi, kopi hitam/kopi tubruk tentu menjadi pilihan karena aroma dan citarasa yang khas dan tajam. Dan saya pikir kopi-kopi hitam tradisional Indonesia adalah kopi terbaik untuk kategori ini, setidaknya nama kopi Gayo, kopi Tapanuli dan kopi Luwak menjadi primadona penikmat kopi dunia. Tidak hanya kopi itu, kopi-kopi tradisonal Indonesia lainnya, dari sisi odor, aroma, taste dan flavour pun, mempunyai keunikan rasa masing-masing. Yang di sebabkan faktor iklim, tanah dan cara pengolahan. Meski di tanam dan di olah secara tradisional, tetapi pengemasannya telah di kemas sangat istimewa sehingga terkadang menjadi kebanggaan/ikon suatu daerah dan menjadi souvenir/oleh-oleh nomor wahid yang di cari turis domestik maupun luar negeri. Jadi sunguh beruntung lah kita sebagai orang Indonesia, yang memiliki surga kopi. Tidak hanya sebatas gaya hidup, perkembangan kopi di Indonesia ternyata menarik minat berbagai pengusaha untuk berinvestasi di bidang ini, baik melalui ekspor kopi, industri kopi (soft drink coffe, permen kopi, kopi sachet), pembuatan kedai-kedai kopi, franchise kopi ataupun menanamkan modal untuk pengembangkan industri lokal. Tingkat konsumsi kopi oleh masyarakat Indonesia yang sangat tinggi yaitu mencapai 800 gram/kapita/tahun dan tingkat kebutuhan dalam negeri mencapai 180.000 ton adalah penyebab maraknya perkembangan industri kopi. Hal yang positif tentunya karena dapat menyerap tenaga kerja, mengiatkan perekonomian petani dan menciptakan lapangan kerja baru. Untuk mencari kopi sekarang ini sangat mudah, dari super market, kedai kopi, ataupun warung semua pasti menjual kopi. Jadi tunggu apa lagi kawan, mari kita ngopi !

  3. Java Raung
    Java Raung says:

    KOPI Di Indonesia adalah salah satu komoditas perkebunan yg memiliki nilai komersial yg tinggi serta sebagai penghasil devisa negara.Perkembang perkopian di Indonesia patut kita banggakan,Sinergitas semua pihak; Pemerintah,pemerhati,para peneliti perkopian dan para stakeHolders cukup berperan dalam kemajuan perkopian kita.Membangun sebuah sistem dan usaha agribisnis perkopian yg berdaya saing,berkelanjutan serta terdesentralisasi bukanlah sebuah wacana tetapi telah kita Terapkan demi pekembangan perkopian kita.ARABIKA Indonesia dg nama2 legendarisnya[gayo,java,mandheling dll] memiki cita rasa khas dan unik sehingga mampu menempati SPECIALTY MARKET,Serta ROBUSTA Kita yg mampu menempatkan posisinya serta memiki nilai strategis dalam rangka pemberdayaan ekonomi rakyat.Peningkatan produktivitas,mutu serta peningkatan nilai tambah kopi secara berkelanjutan adalah bukti nyata bahwa kopi kita berada pd posisi ON THE RIGHT TRACK,upaya2 mensinergikan seluruh potensi sumber daya tanaman kopi demi peningkatan daya saing,Pengembangan kemitraan dan kuatnya kelembagaan di tingkat Hulu,serta upaya2 pemberdayaan pada petani lainnya adalah upaya peningkatan harga dan penguatan bargaining position Para petani kopi sehingga nasib petani yg sebelumnya cukup memprihatinkan telah mengalami perubahan ke arah yg lebih baik dan makin sejahtera.kedai2 kopi di indonesia makin menggurita ini adalah indikasi bahwa konsumsi kopi masyarakat kita makin meningkat.konsumen kopi makin mengerti dan memahami nilai serta kualitas kopi sehingga mengkonsumsi kopi dengan mutu yg baik.Seiring dg upaya2 peningkatan SDM Petani kopi maka Petani kita mampu menghasilkan produk kopi dg mutu baik sehingga para konsumenpun membeli dengan harga yg fair sehingga tercipta market kopi yg adil..marilah kita berbangga hati dg kemajuan ini dan hendaknya kita selalu sinergis dan harmonis demi perkembangan perkopian Indonesia ke Depan..

  4. Faisal Reza
    Faisal Reza says:

    Munculnya perkembangan kopi di Indonesia saat ini apabila kita runut, berawal dari adanya antusiasme orang Indonesia terhadap kopi itu sendiri, mulai dari pengetahuan untuk menikmati hasil olahan kopi hingga mengetahui berbagai ragam pengolahan kopi ala Indonesia. Seiring waktu dan akses informasi pengetahuan tersebut baik langsung ataupun tidak langsung, membekali kita saat melihat perkembangan kopi di mancanegara dimana kita melihat kopi tidak lagi hanya sekedar sebuah produk ataupun komoditi, namun telah berkembang menjadi bagian dari budaya keseharian. Merupakan hasil kerjasama semua aspek untuk memberikan kopi yang terbaik. Fakta ini menggetarkan pemikiran kita dan membekali kita dengan harapan bahwa perkembangan kopi di Indonesia di bersinergi antara proses pengembanga yang progressif dan selaras dengan keragaman budaya Indonesia.

    Enjoy . . .

  5. renol
    renol says:

    Coffee is a sensory experience. Karena itu di dalam setiap gelas kopi, penikmatnya mencari kesempurnaan yang berkesan. Tuntutan ini membuat kopi menjadi komoditas yang “manis”. Dalam rantai industri, “manisnya” kopi umumnya dinikmati oleh eksportir, middle man, pedagang besar atau pemilik coffee shop. Sayangnya petani atau buruh kebun tidak merasakan yang sama karena kadang tidak mendapatkan bagian yang adil dari keuntungan perdagangan. Penanam hanya mendapat bagian yang sangat kecil, sementara konsumen membayar harga tinggi di toko. Petani tetap miskin. Padahal, hasil kebunnya bernilai sangat tinggi. Fair trade adalah solusi karena memangkas mata rantai perdagangan. Petani bisa menjual kopinya langsung ke importir tanpa harus lebih dulu berhubungan dengan pengepul dan tengkulak. Diperlukan kesadaran dari para pengusaha kopi untuk mendukung sistem ini. Penikmat kopi pun dapat mendukung gerakan fair trade ini dengan cara membeli kopi dari kafe atau penjual yang sudah menerapkan sistem fair trade untuk kopi yang mereka jual.

  6. ardiansyah
    ardiansyah says:

    Cita rasa kopi Indonesia akan selalu menjadi barometer kopi dunia, bisa dikatakan ” ingat kopi ingat Indonesia” tapi hal ini berbanding terbalik kalo kita bicara teknik pengolahan, penyajian dan peralatan yang berhubungan dengan kopi.

    Semua tentu setuju kalau bangsa kita punya modal besar untuk dikenal di dunia perkopian internasional. Dengan mengembangkan tradisi-tradisi lokal yang unik dalam cara pengolahan, penyajian dan peralatan, karena kopi itu sendiri sangat identik dengan karakteristik geografis yang berbeda-beda.perbedaan ini merupakan poin penting sekaligus nilai jual tinggi.
    Hanya kita butuh sentuhan bahasa marketing, pemupukan image agar lebih dikenal dan dihargai.

    Mungkin untuk dunia mode bolahlah kita kebarat-baratan tapi untuk urusan kopi mari kita mulai ciptakan “KOPINESIA” kita tunjukan kita bangga akan kopi Indonesia.

    Ingat ya..ingatkan juga juga yang lain.

    salam KopiNesia

  7. dendi hendra
    dendi hendra says:

    penuh tawa, air mata, cucuran keringat dan penuh gelombang yang harus dilewati dengan penuh kedewasaan untuk mencari jati diri kopi Indonesia itu sendiri

  8. Risky
    Risky says:

    Perkembangan kopi di Indonesia. Seiring banyak ragamnya jenis kopi di Indonesia, beragam pula cara penyeduhannya, beragam pula alat2 pendukungnya,beragam penikmat kopinya, beragam pula coffee shop yg bermunculan dan beragam pula citarasa yg bisa didapat untuk saat ini.

  9. Wong Kam Fung
    Wong Kam Fung says:

    Menyoal perkembangan kopi tak ubahnya membincang tiga unsur utama dalam kopi itu sendiri: body, sweetness, dan acidity. Kenikmatan kopi akan didapat bila ada keseimbangan dari tiga unsur tersebut. Nasib kopi di negeri kita akan membaik bila hubungan antara tiga pihak berjalan mulus. Mereka adalah petani kopi, perantara (pemasok, eksportir, pabrik kopi, kedai kopi/kafe), dan konsumen penikmat kopi. Dari tiga pihak itu, masing-masing memiliki dan menjalankan perannya. Pemerintah tugasnya menjaga keterkaitan ketiga pihak tersebut terus berjalan dengan baik melalui regulasi dan kebijakan yang mendukung perkembangan kopi Indonesia di skala domestik maupun global.

  10. rendy
    rendy says:

    Kita dapat melihat perkembangan kopi di Indonesia sudah maju pesat, salah satu indikasi adalah kita bisa melihat begitu menjamurnya kedai-kedai kopi di kota besar, baik kedai kopi lokal maupun coffee shop frenchise dari luar. Walaupun tidak semua coffee shop menawarkan rasa kopi berkualitas, serta tidak semua barista di coffee shop memiliki pengetahuan yang luas tentang kopi. Diluar itu semua animo masyarakat untuk minum kopi cukup tinggi, walaupun hanya segelintir orang yang bisa merasakan ‘orange pell’ nya bali ‘tobacco’ nya sumatra atau ‘fruithy’ nya papua, sisanya masih suka kopi+susu+gula banyak. Namun dengan banyak coffee shop, maka penyerapan kopi hasil perkebunan indonesia semakin bagus, biji kopi yang dihasilkan petani semakin baik, petani mulai bergeser dari robusta ke arabica, petani menjadi lebih mau bersabar dan capek menunggu arabica yang lebih lama panennya drpd robusta. Yang sebelumnya petani hanya mau menanam robusta karena panen lebih cepat, sehingga duit juga datang lebih cepat.Tapi dengan arabica walaupun capek dan lama sedikit, harga kopi nya lebih tinggi dari robusta. Dengan banyaknya petani yang menanam arabica berkualitas diharapkan kopi Indonesia membanjiri pasar di negeri kita sendiri, dan juga bisa bersaing dengan kopi lain di pasar Internasional. Intinya Kopi Indonesia lagi pesat, mumpung lg hot-hotnya saya berharap semakin banyak edukasi untuk peminum kopi sehingga melek sama kopi2 kualitas(ga cuma tau kopi+susu gelasnya tinggi gula banyak) para peminum kopi jadi lebih cerdas dan kritis, barista makin berlomba untuk menambah ilmu dan jago presentasi di depan customer, roaster makin jago, petani menghasilkan kopi berkualitas, bisa memenuhi kuota dalam negri dan mengharumkan wangi kopi Indonesia di pasar Internasional. Thanks

  11. gani
    gani says:

    di tingkat petani, masih banyak kesulitan yang masih mereka rasakan dilapangan yang butuh bantuan dari pihak terkait untuk penyelesaian permaslahan tsb sehingga kebanggaan sebagai petani kopi dapat dipertahankan dan mereka sama menikmati keuntungan yang sepadan. di tingkat konsumen perkembangan perkopian indonesia sangat pesat karena kemudahan untuk mendapatkan kopi dengan berbagai jenis dari berbagai perkebunan di tanah air serta berbagai pengolah kopi dengan mudah baik melalui coffeeshop yang menjamur maupun media jual beli online serta kemudahan untuk mendapatkan peralatan kopi dengan mudah untuk mengekpresikan style kopi yang akan dinikmati. yang dengan menjamurnya coffeeshop & warung-warung kopi yang semakin nyaman, menikmati secangkir kopi di warung-warung ataupun coffeeshop sudah menjadi salah satu budaya yang semakin mewabah.

  12. Setiawan Dimyati
    Setiawan Dimyati says:

    Sumringah karena saat ini apresiasi terhadap kopi sudah cukup bagus meskipun masih harus di kembangkan dan disosialisasikan lagi,lagi,dan lagi, adanya ajang kompetisi barista, menjamurnya coffeshop, distributor alat-alat kopi dan warung kopi juga membantu gaung nya dunnia perkopian di indonesia, Sedikit kecewa karena ada sebagian yang masih blm bisa memperlakukan kopi itu sendiri dengan baik,bagaimana prosesnya menjadi secangkir kopi, stepnya seperti apa,Indonesia penghasil kopi kwalitas bagus sayang saja kalau masih ada beberapa yg kurang memahami perlakuan dan karakteristik kopi itu sendiri, tapi yang jelas kopi saat ini bukan sekedar “sunnah” tp sudah menjadi “Ritual wajib” bagi sebagian orang. kopi juga bisa meng”Guyub”kan orang dr berbagai kalangan,ras,agama,etnis bisa menyatu karena kopi.

  13. SAR
    SAR says:

    Rasanya kopi Indonesia sedang berada di persimpangan jalan: memilih “bermain” dan menjaga identitas lokal, atau mengikuti arus third wave yang punya niche dan citarasa tersendiri. Identitas lokal yang begitu-begitu saja tanpa mengikuti organisme perkembangan dunia kopi global tentu juga tak baik dan menyebabkan kita tertinggal. Dari sisi biji kopi, Benteng Alla Utara misalnya yang baru saya coba, memiliki karakteristik yang menawan, rasa yang funky dan tak dipungkiri akan menarik pemain-pemain global yang akan bermain di pasar ceruk spesialti. Yang saya baca Benteng Alla adalah contoh nyata usaha keras petani yang dibimbing oleh ahli-ahli di bidang kopi sehingga panen tahun ini memiliki rasa yang cantik dan sekarang dijual dengan bangga di Campos Coffee Australia. Sekarang kita lihat Perkembangan kedai kopi, misalnya, banyak yang menggunakan jargon “Kopi Indonesia”, “Kopi terbaik Indonesia” dan sejenisnya. Ini sah-sah saja asalkan mereka menjaga kualitas dan mutu karena kalau tidak justru akan menjadi bumerang bukan hanya bagi kedai itu sendiri saja, tetapi bagi seluruh industri kopi Indonesia. Ujungnya, budaya kopi dan kopi itu sendiri adalah sebuah organisme hidup harus terus mengikuti perkembangan zaman, kearifan lokal, permintaan pasar, dan kecerdasan konsumen. Kalau kita ingin kopi Indonesia maju, selayaknya kita memiliki konsumen pintar dan kritis. Karena kalau konsumen pintar, penjual tak akan lebih bodoh. Pada akhirnya yang terpenting adalah ketika minum kopi, mau Indonesia atau apapun itu, kita harus support petaninya. Karena disitulah usaha keras mereka dihargai.

  14. AditRechly
    AditRechly says:

    Karena perkembangan jaman yang sangat luar biasa pesatnya, membawa pengaruh juga kepada kopi yang beredar. Masih teringat ketika alm kakek membuat kopi dengan racikannya sendiri, semerbak aroma kopi yang khas langsung memenuhi seluruh sudut rumah. suatu hal yang sangat jarang terjadi pada saat ini dan juga suatu hal yang membuat miris, ketika media iklan menampilkan kopi yang bukan kopi… sebagai contoh kopi putih dan kopi luwak sachet yang isinya berupa esscence kopi yang aroma dan rasanya menyerupai kopi. Yah semoga saja kejayaan kopi tidak hilang seiring melesatnya budaya instant… ;D

  15. PapaBear
    PapaBear says:

    kebablasan, sama seperti halnya fotografi, orang sudah mulai “gear minded”, melupakan komponen terpenting dari sebuah proses panjang tersajinya secangkir kopi, yaitu kopi itu sendiri. contoh: roaster mesti probatone, mesin espresso mesti slayer, grinder mesti mazzer, cangkir mesti double layer cup. giliran ditanya, kopi varietal apa? bengong sambil jawab “arabica pak”… belum pernah saya dengar yang jawab “SL-28 dari kenya dry processed freshly roasted tingkat City+” hahahahahah

  16. Budi Ramadhani
    Budi Ramadhani says:

    wow.. setidaknya kata itu yg menggambarkan perkembangan industri kopi Indonesia, entah karena saya baru “melek” sekarang atau memang seperti itu keadaannya. Produsen hingga pencinta kopi beramai-ramai mengkampanyekan kopi Indonesia berkualitas. Ramai-ramai mengedukasi masyarakat mengenai proses kopi hingga menjadi kopi yg “layak” minum. Hingga pelan-pelan masyarakat menghargai arti sebuah biji kopi

  17. Reggie Aquara
    Reggie Aquara says:

    Bagi saya penikmat kopi, saat ini dunia kopi Indonesia sedang mengalami masa yg sy sebut sebagai proses’ekstraksi Budaya’.maksudnya para penganut dunia kopi Indonesia di berbagai lini dengan kompak sedang berproses dalam kesadaran untuk mengukuhkan komitmennya dalam dunia ini.dari mulai hasil perkebunan kopi lokal yg kian berkualitas dan berprestasi,roaster kopi lokal (Brand)yg semakin profesional,sosial media kopi yg apik,warung kopi atau cafe yg semakin mapan,hingga penikmat kopi yang semakin menghargai sebuah proses panjang akan secangkir kopi nikmat yang dia minum. sebagai salah satu produsen terbesar kopi di Dunia, Indonesia harus memiliki statement dan attitude. semoga kedepannya sajian kopi tubruk ala Indonesia kita akan sejajar dengan menu espresso ala Italianos dalam sajian menu di berbagai warung kopi Internasional.

  18. Yeni Setiawan
    Yeni Setiawan says:

    Rasanya susah kalau harus menuliskan perkembangan kopi di Indonesia dalam 1 paragraf saja.

    Tapi melihat semakin banyaknya warung kopi (atau katakanlah kafe) yang menyediakan single origin atau kopi spesial lainnya, perkembangannya sangat menggembirakan.

    Kita mulai sadar bahwa kopi bukanlah bubuk arang seperti yang sebelumnya kita tahu. Bahwa kopi lebih enak saat di-roast hingga kecokelatan saja, jangan sampai menjadi arang yang hitam.

    Saya berharap warung-warung kopi tradisional bisa memahami ini, hingga akhirnya kita semua bisa menikmati rasa kopi yang sebenarnya, bukan arang kopi.

  19. win ruhdi bathin
    win ruhdi bathin says:

    Sekaranglah saatnya booming kopi Indonesia. Berbagai festival dan pameran kopi di Indonesia merupakan sebuah acuan bagaimana melesatnya perkembangan kopi terkini. Warung kopi atau cafe tumbuh pesat. Apalagi hadirnya kopi maker buatan China,Taiwan atau Korea yang murah, sehingga membuat cafe bisa dibuat dengan modal lebih murah. Permintaan akan kopi olahan meningkat tajam, Demikian kopi bubuk, roasted bean hingga kopi beras.Inilah era kebangkitan kopi Indonesia…

  20. anindya sylva lestari
    anindya sylva lestari says:

    KOPI = GAYA HIDUP

    entah dari generasi masa lalu hingga sekarang, bagi tiap generasinya kopi akan selalu menjadi gaya hidup. Perkembangan industri kopi di Indonesia saya lihat sudah mulai bangkit, karena sudah mulai banyak juga masyarakat yang berpikiran terbuka dan akhirnya tersadar bahwa sekarang bukan saatnya lagi kit amenjadi ironi di negeri sendiri, sebagai penghasil kopi kualitas terbaik nomor tiga di dunia, merupakan hak kita pula untuk menikmati si kopi itu sendiri yang kualitasnya terbaik. terlihat dari mulai banyaknya produsen-produsen kopi lokal yang menyisihkan kopi kualitas dunianya untuk dijual di dalam negeri meskipun harganya jauh melampaui harga kopi standar yang biasa kita nikmati. Ini merupakan suatu geliat positif, dimana masyarakat yang mampu menikmati kopi tersebut akan dengan bangga mendeskripsikan kepada khalayak umum bahwa kopi Indonesia memang bermutu tinggi, bagaimana kita bisa membanggakan kopi kita yang kualitasnya terbaik jika kita tidak pernah mencicipinya? Begitu pula dengan mulai maraknya kedai kopi dimana-mana yang mulai serius dengan kualitasnya, bukan sekedar jual kopi sachet atau sekedar jual suasana yang keren dan fasilitas bintang lima. Namun yang masih kurang adalah edukasi mengenai manfaat kopi itu sendiri dan bagaimana menghilangkan stigma bahwa aktifitas ngopi itu adalah aktifitasnya “orang tua”

  21. Tonny H.Tamin
    Tonny H.Tamin says:

    Menurut saya, Kondisi Perkembangan “Kopi” di Indonesia sudah mencapai titik jenuh. Karena, Dalam 2-3 tahun belakangan bermunculan banyak merk Kopi yang memberikan berbagai varian Biji Kopi dari berbagai daerah di ‎​‎​‎​‎​Indonesia, tidak disertai dengan pengetahuan awam akan ragam-jenis biji kopi khas ‎​Indonesia. Alangkah baiknya jika ada Perusahaan Kopi ataupun komunitas Kopi baik dari pihak swasta maupun negeri untuk melakukan “touring-perkenalan” jenis ragam kopi hasil bumi tanah air kita, agar kita sebagai rakyat bangsa Indonesia dapat memahami lebih dalam Kaya-ragam Kopi hasil Tanah Air Indonesia. Berapa banyak dan berapa spesialpun kekhas’an kopi tiap daerah, jika tidak disertai dengan pengenalan yang tepat dan ringkas, niscaya Kopi hasil Bumi Indonesia tidak akan dapat dihargai semana-mestinya. “Just my opinion”Terima kasih untuk Kolom komennya. Sukses selalu Cikopi & Phillocoffee.

  22. OkkyTriyadi
    OkkyTriyadi says:

    Mungkin kata yang tepat menurut saya adalah “perjuangan”. situasi yang dicapai sekarang merupakan perjuangan yang baru saja akan membuka pintu dari betapa besarnya industri kopi di Indonesia. walaupun memang memperjuangkan sesuatu yang diyakini akan menjadi besar nantinya memang bukan hal yang mudah. menjamurnya coffee shop dan beragamnya kopi sachet di Indonesia sudah bisa menandakan bahwa masyarakat Indonesia memiliki antusiasme dalam menyeruput si hitam. terlepas dari kopi apa yang diminum, karena merekalah yang nantinya akan membesarkan industri kopi Indonesia. Pasar lokal sudah terbentuk tinggal bagaimana produsen dapat memenuhi kebutuhan konsumen. layaknya groupies pada sebuah band yang loyal terhadap band tersebut. ketika industri kopi Indonesia memiliki jutaan groupies lokal yang loyal, siapa yang akan menyangkal kebesaran industri kopi Indonesia? mereka diluar sana hanya dapat menikmati, kita disini bukan hanya menikmati tapi sebagai bagian yang memelihara dan membesarkan.

  23. Lidya
    Lidya says:

    Perkembangan kopi di Indonesia saat ini bisa di katakan secara “marketing” sudah berkembang pesat dan luas, akan tetapi dari sekian banyak yang terjun ke bisnis kopi ini hanya sedikit yang benar-benar memiliki “passion” akan hal ini. Bisa dilihat dengan makin menjamurnya warung kopi/cafe tetapi jika dilihat menu listnya sebagian besar sama, hanya ruangnya saja berbeda. “it’s all about marketing”. Tapi dengan munculnya komunitas pencinta kopi yang telah beberapa kali diliput oleh media cetak dan elektronik, menunjukan bahwa kopi tidak hanya sekedar marketing product tetapi juga memerlukan adanya “pasion” untuk mengetahui lebih dalam tentang kopi.

  24. Fadil Malabar
    Fadil Malabar says:

    Bukan sebuah kebetulan bila kolonial Belanda mengintroduksi tanaman kopi ke bumi nusantara. Tentu juga bukan sebuah kebetulan bila rakyat atau petani menghikuti jejak kaum kolonial menanam kopi di halaman atau di ladang-ladang mereka. Mereka dengan jeli melihat potensi atau peluang besar dalam dunia perkopian. Indonesia merupakan produsen penting kopi specialty di dunia karena menghasilkan beragam kopi specialty, masing-masing memiliki citarasa tinggi, bercirikan rasa khas dan unik biasanya diberi nama sesuai daerah asal kopi tersebut diproduksi. Di Indonesia, daerah produsen kopi yang sangat dikenal kekhasannya adalah Gayo, Mandheling, Lintong, Toraja, Kalosi, Bali Kintamani, Flores Bajawa, Java Preanger. Semuanya akan dilindungi dan dipromosikan oleh Indikasi Geografis sebagai salah satu upaya perlindungan terhadap keaslian dan kekhasan produk kopi yang dihasilkan oleh suatu daerah. Dengan program ini, diharapkan kualitas khas dari produk kopi yang dihasilkan oleh suatu daerah tertentu dapat lebih dikenal secara luas dan terlindungi keasliannya. Dengan demikian pada akhirnya diharapkan kualitas khas produk kopi dimaksud dapat mempunyai daya saing yang dapat meningkatkan nilai jual dan melindungi produk kopi dari pemalsuan dan pemanfaatan ketenaran oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Masing-masing daerah penghasil kopi sedang aktif menyusun Sertifikasi Indikasi Geografis yang merupakan pertanda bahwa perkembangan kopi di indonesia terus berkembang menuju ke arah positif melihat potensinya yang begitu besar. Program sertifikasi Indikasi Geografis ini secara tidak langsung membuat petani giat meningkatkan pengetahuannya dalam tata kelola budidaya kopi mulai dari pengadaan benih, pengelolaan lahan, penanaman bibit, maintenance pemeliharaan sampai dengan panen, selanjutnya penanganan pasca panen yang pada akhirnya meningkatkan citra perkopian Indonesia.

  25. Arie Aulia Nugraha
    Arie Aulia Nugraha says:

    Saya melihat perkembangan kopi di Indonesia beriringan dengan berkembangnya teknologi Internet dan media sosial. Penyebaran informasi tempat ngopi yang jadi lebih cepat, pembahasan tentang kopi yang lebih modern dan tidak ‘bapak-bapak banget’ mulai banyak ditulis di blog, bahkan twitter. Gaya hidup yang mungkin pada awalnya hanya sekadar ‘biar ikutan gaul’ telah mendorong mereka untuk aware, bahwa kopi tidak sesempit sachet yang sesak dengan gula saja. Warung-warung kopi modern atau yang lebih dikenal dengan coffee shop juga pelan-pelan menginsepsi pemahaman yang lebih kaya soal kopi kepada para peminum kopi baru dan lama. Harapannya, setelah muncul awareness, segala hal yang berkaitan dengan kopi di Indonesia ini bisa memunculkan curiosity, atau rasa penasaran. Setelah itu tentunya apresiasi akan muncul dan ujung-ujungnya kita sendiri akan jadi pasar utama bagi kopi-kopi hasil produksi “kebun sendiri”.

  26. RagiL
    RagiL says:

    Dalam banyak kesempatan bertemu dengan banyak orang, saya berkesimpulan bahwa kopi indonesia berkembang cukup baik. setidaknya ada progres, baik dari segi produksi maupun konsumsinya. terlepas itu kopi grade 1,2 dst tapi faktanya semakin banyak kopi yang beredar dipasaran dan semakin banyak pula konsumennya.

  27. titus pujianto
    titus pujianto says:

    walaupun orang Indonesia tidak seperti orang Eropa yang memiliki kebiasaan minum kopi setiap hari, akan tetapi kebiasaan ini pelan – pelan memasuki kebiasaaan kita, misalnya sebelum memulai hari kita biasa memulainya dengan meminum kopi dan untuk teman saat mengerjakan tugas. Dengan majunya perkembangan iptek masuk mesin esspresso yang menambah rasa dalam dunia kopi, karena dahulu kita hanya mengenal “kopi tubruk” dan pelan – pelan cara meminum kopi pun menjadi bermacam – macam karena masuknya ide – ide baru dari luar. Dengan ini orang – orang pun mulai mengerti apa itu kopi dan mulai menjelajahinya dan sekaligus membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia tidak kalah dengan negara – negara yang mempunyai kebiasaaan minum kopi.

  28. sutrisno
    sutrisno says:

    wah,ternyata komen saya yg lalu ngga masuk.ketik ulang deh.

    industri ini industri yang belum bisa digantikan oleh kakao dan teh yang merupakan salah satu kompetitor di bidang minuman.perjalanan 1 tahun saya dengan cikopi dan pertumbuhan kafe2 di berbagai daerah baik Jakarta maupun kota kecil seperti tempat saya di Lombok cukup mewakili kemajuan perkembangan industri kopi di Indonesia.makin banyak kafe dengan sistem fresh grind coffee,makin banyak penjualan kopi dalam bentuk biji semakin meyakinkan bahwa peminum kopi serius di Indonesia bertambah dengan signifikan.semoga hal ini juga berdampak positif pada perkembangan industri kopi di daerah saya.Lombok-sekeping pulau di tengah negara kepulauan Indonesia yang punya berbagai jenis pantai dengan kategori-Heaven!!

  29. Indra
    Indra says:

    Perkembangan kopi di Indonesia hingga saat ini sudah cukup bagus. Kafe-kafe yang menyajikan kopi dengan berbagai macam cara semakin banyak. Sayangnya, pengetahuan akan kopi masih sangat rendah. Banyak masyarakat yang kadang masih dibodohi oleh minuman yang disajikan. Alangkah lebih baik lagi jika peminum kopi tahu apa yang mereka minum dan mereka bayar.

  30. Hadi Susanto
    Hadi Susanto says:

    Kopi Indonesia tidak hanya terkenal di Indonesia tetapi telah mendunia. Untuk di Indonesia sendiri, telah bermunculan penikmat dan pecinta kopi yang tidak hanya tau mencicipi kopi yang enak tetapi juga memilih kualitas biji kopi, roasting, penyeduhan dan tak lupa juga kualitas grinder sebelum kopi diseduh. Kopi Indonesia bukan hanya dapat diseduh ala tradisional tetapi juga dengan alat-alat seduh modern. Cita rasa penyeduhan kopi Indonesia dengan alat seduh yang berbeda membuat kita semakin akan merindukan kopi pada pagi hari. Bentangan dari Sabang sampai Merauke, kesuburan tanah, ketinggian makin membuat Kopi Indonesia tidak akan terlupakan oleh para penikmat kopi di dunia. Terima kasih para Petani Kopi Indonesia yang telah melestarikan kopi Indonesia.

  31. Nia
    Nia says:

    Perkembangan Kopi INDONESIA saat ini adalah sangat indah, wangi dan nikmat seperti secangkir kopi hangat dengan krema di pagi hari untuk memulai hari Anda. Dibandingkan dengan 5 tahun yg lalu, kopi Indonesia saat ini berkembang pesat dan sedang dalam tahap “Remaja” dimana masih memerlukan banyak perhatian dari pelaku2 kopi tanah air. Dalam setahun belakangan ini banyak bermunculan Roaster2 baru, Cafe2 baru lalu yg terpenting dan menjadi urat nadi bagi kita semua adalah Supplier Green Bean yang semakin bersahabat dengan para Home Roaster. Sebuah siklus bisnis yang Indah dan semoga lingkaran tersebut akan semakin erat dan bersahabat. Maju Terus DUNIA PERKOPIAN INDONESIA!!!

  32. trevi
    trevi says:

    Bagi saya, kopi diibaratkan sebagai sebuah buku yang berisi ribuan lembar pengetahuan yang tidak ada habisnya. semakin dalam saya mempelajari buku tersebut, semakin banyak ilmu-ilmu yang bisa diserap. Tapi apalah artinya buku yang menyimpan pengetahuan tersebut jika hanya disimpan sendiri? Bukankah dengan kita men-share buku tersebut dapat memajukan orang banyak dan menambah nilai daripada buku itu sendiri? Dan saat ini, melihat perkembangan kopi di Indonesia semakin menuju ke arah yang jauh lebih baik, kopi Indonesia yang notabene adalah salah satu kopi terbaik di dunia, semakin dihargai di mata masyarakatnya sendiri. Hal ini tidak lain karena semakin banyak orang men-share “buku” tersebut. maka dari itu, mari kita lanjutkan untuk “share buku”(baca racun kopi) ke banyak orang. Insyallah dunia perkopian Indonesia akan semakin berkembang lebih jauh lagi.

  33. Wien Bale
    Wien Bale says:

    Ibarat “Menemukan jati diri dengan talenta tak tertandingi”
    Itulah ‘secangkir’ kalimat yang ‘disajikan’ secara spesial di ‘kedai’ perkembangan kopi Indonesia saat ini. Tak hanya seorang peminum dan penikmat kopi, bahkan seorang ‘pemborong’ kopi sekalipun ‘potong kompas’ pada akhirnya untuk menyingkap ‘sajian’ dibalik ‘secangkir’ kalimat tersebut. Namun, siapakah sebenarnya mereka yang meracik ‘secangkir’ kalimat tersebut ?. Merekalah ‘barista-barista’ bertalenta yang memiliki skil tak hanya “muscle memory” tetapi juga “insting & feeling memory” yang sudah sepantasnya kita katakan “The real partner of the real barista” dan “The central point of coffee chain stakeholder” yang telah sadar dan terbuka luas pemikirannya bahwa sekarang, saat ini mereka tengah berada di tengah-tengah limpahan ‘emas hitam’ yang selama ini mereka hanya tau ‘hitam’ saja. Yap, mereka adalah petani-petani kopi Indonesia alias Barista partner di beberapa sudut negeri ini yang sekarang mulai berjuang memberi ‘aroma-aroma’ baru dan cita rasa all new kepada penikmat dan ‘pemborong’ kopi. Mereka tidak memiliki sebuah portafilter yang lihai dimainkan oleh partnernya, mereka tidak punya kemampuan dosing dalam membuat sajiannya, tetapi mereka punya smartfilter dalam menentukan dosing sajiannya. Kami yakin dan percaya bahwa “Berdamping untuk bersanding” dan “Bersanding bukan untuk bersaing” adalah teriakan-teriakan hati ‘barista partner’ yang tak bersuara dan sesaat lagi akan terdengar. Kami yakin dan percaya bahwa mereka sedang berkata “Biarkan kami tumbuh dan berkembang, biarkan kami berjalan tanpa tertatih, biarkan kami meracik untuk berjuang, tanpa harus dipaksa menanti letih”. Perkembangan kopi indonesia…

  34. Prast
    Prast says:

    Merasakan agresifitas para produsen kopi kelas spesial nasional dengan konsumen luas pada umumnya, saya hanya berharap celah perbedaan pengetahuan tentang kopi saat ini antara penjual dan pembeli dapat dikurangi seminimal mungkin. Ketimpangan pengetahuan tidak akan menumbuh kembangkan apapun terhadap industri kopi di Indonesia. Seberapapun cepatnya perkembangan industri kopi spesial di Indonesia kita ingin kedua pihak, antara penjual dan pembeli, di mata rantai transaksi manapun dapat saling berbagi pengetahuan dan bersikap terbuka. Kesetaraan pengetahuan menciptakan kesetaraan kemakmuran.

  35. Antonius Wijaya
    Antonius Wijaya says:

    Perkembangan kopi indonesia
    dulu kopi instant merknya cuma sedikit paling cuma kapal api dan nescafe doank sekarang banyak banget mulai nescafe, abc, kapal api, good day, indocafe, excelso, torabica, dll

    dulu kopi instant jenisnya cuma kopi hitam atau kopi susu. sekarang ada cappuccino, white coffe, brown coffe, kopi jahe, kopi ginseng, kopi luwak, kopi latte, kopi mocca, dll

    dulu belum ada cafe minum kopi di luar ya di warung kopi
    sekarang banyak cafe seperti : starbucks, excelso, coffe beans, dll

  36. Ernest
    Ernest says:

    Belakangan ini, industri kopi di Indonesia mulai melirik kopi yang relatif aman untuk lambung. Beberapa perusahaan kopi berlomba menciptakan white coffee dengan iming-iming low cafein. Tetapi, mereka mengurangi kopi asli dan menambahkan essence untuk menekan kadar acidity nya. Sebenarnya, ada cara lain untuk menekan acidity dari kopi dengan cara yang alami, yaitu dengan cara cold brew. Dengan cara tersebut, kopi dan air panas tidak mengalami kontak langsung. Hal itu menyebabkan tingkat keasaman kopi akan menurun, dan sudah pasti lebih sehat ketimbang membeli produk yang mengandung essence.

  37. sahriladli
    sahriladli says:

    semakin berkembangnya teknologi di dunia ini,maka banyak juga sdm(sumber daya manusia)dianggurkan
    semakin maraknya peminat kopi semakin berlomba lomba lah produk produk di keluarkan oleh brand brand tertentu seperti brown coffe,milkcoffe,black coffe,mocacoffe,whitecoffe dan lain lain.tetapi selama kpi tersebut nyaman di lambung dan ngga bikin jantung dek dekan saya rasa negara ini buatlah kopi yang bisa menyembuhkan penyakit penyakit tertentu…….terimakasih

  38. Ruli
    Ruli says:

    Cuman satu kata…dunia perkopian di indonesia sangat tidak berbeda dgn dunia politik, hanya di isi org2 yang mementingkan diri sendiri atau sisi bisnis.. Jangan mau kita org indonesia di akalin dgn org asing atau di tukangi org asing… Sudah saatnya kita menentukan nasib kita sendiri tanpa sentuhan org asing…sudah saatnya kita menghargai kopi kita sendiri sehingga kopi grade yg bgus bisa digunakan di negeri sendiri… Sudah cukup kalian penghianat bangsa yang memalsukan kopi luwak sehingga produk unggulan kita sudah jatuh nilai didunia asing…

  39. andhika panggabean
    andhika panggabean says:

    Betapa begitu besarnya perubahan dan perkembangan kopi di Indonesia saat ini. Dari yang jaman kakek-nenek kami yang hanya menikmati kopi sebagai minuman hitam, pekat dengan metode seduh ala kadarnya hingga saat ini yang berubah menjadi lebih komplex dari segi rasa dan cara seduh yang begitu beragam. Kini masyarakat Indonesia sudah mulai membuka wawasannya terhadap dunia kopi dan mencari cara untuk menyempurnakan secangkir kopi yang diseduhnya. Dimulai dari usaha para petani menyempurnakan biji hasil petiknya dengan metode-metode processing yang semakin memperhatikan kualitas, para roaster yang berusaha memaksimalkan hasil sangrai mereka menurut karakter biji kopi yang diolah, dan para barista yang dengan handalnya menggunakan skill dan teknik yang atraktif untuk menciptakan hasil cangkir yang sempurna. Maju petani kopi nusantara, maju para pengolah kopi di Indonesia, majulah perkembangan kopi di negri tercinta..

  40. soemarko ridwan
    soemarko ridwan says:

    We are at a tipping point. Gak lama lagi penikmat kopi hitam akan melebihi jumlah orang yg minum kopi + susu + gula yg bnyk. Kualitas biji kopi Indonesia ga kalah dari Amerika Selatan / Tengah. Masalahnya, sampai saat ini market kopi Indonesia di dominasi sama _dark roasted coffee_, saya cukup beruntung untuk mendapatkan akses roaster di Indonesia untuk _light roasted_ Aceh Gayo, dan rasanya **brilliant**. Again, tipping point. Dengan ada nya _market demand_ untuk rasa kopi murni, Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara penikmat kopi dunia, seperti Australia dan Amerika.

    (curang dikit, paragraph #2) Kopi itu bukan cuman nongkrong, “ngafe”, etc. Coffee is a lifestyle. And it’s starting to ring true to us, Indonesian.

  41. lucky prasetya
    lucky prasetya says:

    kalau menurut saya perkembangan kopi di indonesia belakangan ini sangat baik dengan banyak nya coffe shop di berbagai tempat,sekarang minum kopi itu sudah menjadi trend sendiri tidak seperti dulu ngopi itu lebih ke orang tua tetapi sekarang jangankan orang tua bahkan anak muda sekarang aja lebih milih nongkrong di coffe shop di banding clubing.walaupun berbanding terbalik dengan keadaan para petani coffe yang masih hidup di bawah garis kemiskinan.semoga ke depannya para petani coffe kita dapat merasakan kehidupan yg lebih baik,sebanding dengan perjuangan mereka untuk memelihara dan menjaga kualitas biji coffe yg selama ini kita minum.
    semangat para petani coffe indonesia…

  42. Andhika Vega
    Andhika Vega says:

    Maraknya kedai kopi di berbagai kota besar, dapat menjadi indikasi pertumbuhan industry hilir kopi di Indonesia. Serta mendorong kebiasaan minum kopi menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia. Bahkan, konsumsi perkapita kopi terus meningkat menjadi 800 gram selama 20 tahun terakhir. Ditengarai pertumbuhan ini juga turut berperan meningkatkan kualitas kopi Indonesia. Namun, hal itu dihadapkan pada fenomena global yang dapat mempengaruhi produksi hingga pola konsumsi kopi, yaitu perubahan iklim. Selama 3 tahun terakhir, produksi kopi nasional menurun sekira 84 ribu ton. Dikabarkan pula, berubahnya iklim global mungkin berakibat kepunahan jenis kopi arabika. Indonesia yang produksi kopinya lebih didominasi jenis robusta dapat melihat ini sebagai peluang, untuk meningkatkan permintaan pasar atas jenis robusta. Adalah pekerjaan rumah yang besar bagi Indonesia untuk menjaga iklim mikro daerah-daerah produksi demi menjaga keberlanjutan kopi arabika. Upaya pengurangan emisi dari sektor kehutanan mungkin dapat menjadi isu yang berkaitan dan saling mendukung bagi budidaya kopi. Resiliency yang dapat diterjemahkan menjadi kelentingan, merupakan hal utama dalam menghadapi perubahan ini. Berjuta orang di berbagai kalangan, dari café di hilir, pengolah, hingga petani yang menggantungkan hidupnya pada kopi, tentu perlu dilibatkan dalam merubah polanya masing-masing, untuk mendukung keberlanjutan kopi sebagai budaya dalam produksi maupun konsumsinya.

  43. Iddent
    Iddent says:

    Perkembangan kopi di Indonesia sudah cukup baik, di warnai semakin banyaknya bisnis cafe yg ada. Saya berharap kedepan bakal semakin rame untuk penjualan alat penyeduh kopi dari yg pouring method sampe espresso machine. di samping itu harus di dukung dengan penyedia biji biji kopi yg berkualitas.

  44. Dian
    Dian says:

    Menurut pemikiran dan pengamatan saya (sebagai pecinta Kopi Ind),banyak sekali kemajuan dalam industri Kopi Ind.Bisnis kedai Kopi yg khusus menjual kopi asli Ind banyak berkembang di Jakarta, bahkan tidak sedikit yang mempertahankan proses tradisional kopi Ind, dengan sistem tubruk misalnya.Kebanggaan Kopi Ind terletak pada beragamnya karakter dan citarasa tiap daerah, sehingga Kopi Ind akan menjadi yang terdepan di dunia internasional apalagi di negeri sendiri.
    Kopi Hitam Indonesia yang sederhana,namun bisa menceritakan beragam budaya Ind.
    Selamat menikmati indahnya keragaman Kopi Ind.

  45. vincentia
    vincentia says:

    Kita lihat perkembangan kopi di Indonesia dari beberapa hal :
    1. Banyaknya anak negeri yang selalu berupaya untuk menghasilkan cita rasa kopi yg baik dan baru, dengan mencoba memadukan biji2 kopi dari berbagai daerah di tanah ini.
    2. Banyaknya warung kopi / coffee shop di sekitar kita.
    3. Banyak nya program2 pembelajaran tentang kopi.
    4. Adanya suatu bentuk apresiasi yg tinggi bagi pecinta kopi, seperti adanya IBC.
    5. Mulai adanya eksport kopi dari tanah ini ke manca negara.
    6. Banyaknya perbincangan mengenai perkopian di sekitar kita.
    7. Dan saya sendiri yg baru masuk dan langsung jatuh hati dengan dunia perkopian.

  46. Syapta
    Syapta says:

    Perkembangan kopi nusantara tidak bisa hanya berpatokan dengan digit angka sebagai barometer kemajuan. Perkembangan tersebut juga tidak hanya melalui bagaimana dengan kontribusinya bagi perekonomian nasional. Justru perkembangan yang urgen itu adalah begaimana proses keberlanjutan perbaikan kualitas kopi yang dihasilkan. Dalam hal ini, saya justru sangat mengapresiasi kerja keras dan komitmen beberapa pihak penggiat kopi seperti SCAI, pakar kopi dan pewarta kopi nasional dalam memberikan nilai positif bagi perkembangan kopi dengan kualitas yang lebih baik. Peranan dari unsur pemerintah juga sudah mulai besinergi dengan komitmen para penggiat kopi. Dari kerja keras itu kita bisa menghasilkan berbagai single origin nusantara yang memiliki kekhasan citarasa masing-masing sesuai dengan karakter daerahnya, inilah warisan yang berharga. Saya masih melihat usaha tersebut masih berlanjut sampai saat ini, jadi saya tidak perlu mengkhawatirkan kemerosotan kopi nasional.

  47. devy
    devy says:

    Perkembangan kopi di Indonesia terlihat begitu pesat. 1 tahun saya masuk ke dalam dunia perkopian, waktu yg terbilang amat sangat muda. Dan kesan saya terhadap dunia perkopian sungguh luar biasa. Kebanggaan akan hasil bumi Indonesia yaitu kopi2 berkualitas, dikelola oleh anak2 bangsa yg luar biasa. Sampai kepada penikmat kopi di seluruh tanah air ini. Proses dan kesinambungan inilah yang saya perhatikan, dari sebuah biji kopi yg tampak luarnya biasa saja ‘hitam’ tapi dibalik semua nya itu ada kebanggaan dari sebuah hasil bumi dan tangan2 ahli yg mengelolanya. Sesuatu yg tidak bisa hanya dilihat dari luar nya saja. Sungguh luar biasa. Rasa pahit dari kopi pun tidak menjadi penghalang bagi para penikmatnya. Tanda tanya besar dibalik semua ini? Ya, kemampuan sebuah kopi yg muncul ke kehidupan kita yg menjadi sorotannya. Satu yang saya ambil dari sebuah kata kopi, kopi berkualitas dapat dihasilkan hanya dengan kekuatan hati. Dengan hati yang baik dihasilkan rasa yg baik pula. Semangat dunia perkopian Indonesia. Semangat para anak bangsa. Semangat para penikmat kopi. Salam hangat :),

  48. Lita
    Lita says:

    pendapat saya mungkin termasuk simpel dan naif. industri kopi memang sudah jauh berkembang, namun budaya minum kopi belum bisa menandingi budaya minum teh, padahal indonesia adalah salah satu produsen terbesar kopi di dunia. dan juga saya melihat masyarakat masih cenderung merasa ‘keren’ kalau duduk di tempat ngopi franchise cafe terkemuka dari luar. mereka belum paham kalau kopi lokal indonesia itu adalah salah satu dari yang terbaik dan para franchise asing itu pun mengambil biji kopinya dari indonesia. agak ironis sih: untuk konsumen, mereka membeli gengsi karena merek asing masih dianggap keren; untuk produsen/eksporter, mereka diuntungkan. sudah banyak juga terlihat kafe-kafe milik pecinta kopi anak negeri bermunculan, dan itu perlu didukung oleh konsumen yang mengerti akan kualitas kopi kita yang sesungguhnya.

  49. Wahid
    Wahid says:

    1. Yang ngopi semakin banyak, tapi sayang seleranya ‘tercemar’ iklan TV :).
    2. Yang buka kedai kopi semakin banyak, tapi sayang ‘nongkrongnya’ lebih mahal ketimbang ‘ngopinya’ :).
    3. Yang nanam kopi semakin banyak, tapi sayang tengkulaknya jaaauuuhh lebih banyak :).

    Tetapi tak perlu dirisaukan, selama penikmat kopi sejati seperti jamaah Cikopiyah ini masih beredar.

    Demikian pendapat penikmat kopi kelas kampung, setidaknya ‘Indonesia’ saya perkecil menjadi Gresik, Malang dan Blitar, agar peluang memenangkan hadiah yang menggiurkan ini semakin besar hehe :).

    salam Sidongopi!
    sak enak-enake ngopi, bakale pancet mati

  50. harry
    harry says:

    Dewasa ini , antusiasme masyarakat di negara maju dan berkembang memilih pola hidup sehat lebih besar daripada sebelumnya. Dimulai dari pemilihan makanan dan minuman yang sehat tentunya. Itu sebabnya produk minuman bersoda sudah mulai ditinggalkan dan banyak penelitian membuktikan bahwa minum kopi sangat bermanfaat bagi kesehatan. Dari mencegah kanker , menurunkan potensi sakit jantung, melindungi gigi ,mengatasi depresi dan masih banyak lagi hal ini memberikan keuntungan besar bagi indonesia sebagai negara penghasil kopi . namun standar pengolahan bahan di indonesia belum terstandarisasi dengan baik. banyak negara pengimpor kopi lebih memilih negara lain seperti brazil , yemen daripada indonesia karena disana standarisasi industri perkebunan kopi sudah lebih baik daripada dan negara mendukung industrinya dengan memberikan banyak kemudahan , potongan bea yang lebih kecil , kemudahan dalam melakukan ekspor dibandingkan dengan di indonesia. apabila standar pengolahan biji kopi bisa tingkatkan , maka bukan tidak mungkin ekspor kopi indonesia ke seluruh dunia dapat lebih baik dari sekarang. apabila itu terjadi maka kesejahteraan petani kopi khususnya dan perdagangan indonesia secara umum dapat meningkat

  51. Sigit Herry W.
    Sigit Herry W. says:

    Saya berdiri setengah mematung. Memilih salah satu minuman kopi dari daftar menu koq ya bikin pusing.
    Ada hot n cold. Gak bisa membayangkan kopi dingin itu rasanya seperti apa ya? Belum lagi list panjang dibawahnya ada espresso, latte, mocca, cappucinno, macchiato. Masih ditambah ada yang dicampur sirup, campur buah, diblender, dikasih cream…. Lirik kiri kanan liat orang-orang pada pesen apa. Lho??? Koq ada tabung laboratorium di meja pojok. Ada juga yg minum kopi campur kertas. Meja sebelahnya gelasnya malah ditumpuk. Jangan-jangan salah masuk kafe nih.
    Yang lebih bikin pusing, menu lajur kanan tertulis 17rb, 28rb, 32rb, 46rb. Perasaan dulu ke warung kopi cukup teriak “Pak, kopi satu jangan manis-manis” Secangkir kopi panas keluar,cukup ditebus beberapa ribu perak aja…..
    “Pesan apa Kak? Ada discount untuk pembelian food & beverage” kata mbak di depan, seakan mengerti kebingungan saya.
    “ Ya udah mbak, pesen ini sama ini” sambil menunjuk ke foto. “ Trus yang penting,diskonnya pake kartu apa?” 🙂

  52. ardie
    ardie says:

    it’s improving, improvising and promising.
    kopi spesial hadir menggasak hegemoni industri kopi di indonesia. cita rasa bukan lagi klaim industri raksasa. sukacita sederhana terhadap kekayaan hasil alam nusantara yang diakui dunia. mari berharap ini semua berujung pada kemandirian dan kesejahteraan petani kopi indonesia. amiin.

  53. yogo
    yogo says:

    “Starbucks represents something beyond a cup of coffee – howard schultz”.

    Berbicara mengenai perkembangan kopi di Indonesia tentu saja tidak akan terlepas dari eksistensi kedai kopi yang semakin menjamur belakangan ini. Para pelaku bisnis ini menyadari benar ada satu, atau lebih, celah ekonomis dibalik cangkir berisi minuman hitam ini. Schultz telah menyadari hal ini dari perkembangan starbucks, tentang bagaimana mereka dengan segala upayanya, menciptakan persepsi bahwa kopi adalah salah satu identitas gaya hidup pop-modern dan starbucks adalah kopi tersebut. Maka banyak dari pelaku usaha kedai kopi di Indonesia menerapkan hal yang sama, membuat kedai kopi yang stereotype, bahkan dalam hal kecil seperti pemilihan cangkir gelas, padahal kultur kopi kita jauh lebih kaya daripada hal tersebut. There is definitely more to  our cup of coffee, it is tradition and culture. Bukan bagaimana cara membuat cappuccino tapi bagaimana proses penyeduhan kopi di  Sumatra. Seperti Trung Nguyen dan Vietnam Drip, pelaku bisnis kedai kopi kita seharusnya bisa lebih kreatif dalam menampilkan kualitas biji kopi Indonesia, bukan hanya menyediakan biji kopi Indonesia super lengkap di kedai mereka masing-masing. Tentu saja tidak ada salahnya mengamini konsep mainstream yang ada sekarang sebagai pilihan aman untuk membuka sebuah kedai, namun sedikit kreativitas would never harm you either.

    salam kopi

  54. Wargo Harijanto
    Wargo Harijanto says:

    Saya melihat dari sisi lain. Saya punya sebuah warung kopi kecil dengan konsep green coffee shop. Kami tidak memakai mesin, kecuali sebuah grinder listrik kecil. Saya melihat antusias adik – adik setingkat SMU hampir tiap malam berada di warung kopi kecil saya. Dari sini saya bisa melihat bahwa mereka mulai mengapresiasi kopi kita dengan baik. Dari espresso based drink mereka mulai menyukai single origin dengan mokka pot dan french press. Rasanya edukasi saya tentang kopi kepada mereka berjalan dengan baik. Cara menyeduh kopi, resep baku, suhu air dan alat – alat seduh mereka mulai mengenal dengan baik. Mudah – mudahan hal ini banyak mendidik para penerus bangsa untuk belajar menikmati dan menghargai kopi dengan baik dan benar.

    Hidup generasi muda Indonesia.

  55. Laurentius nawang
    Laurentius nawang says:

    saya melihat perkembangan kopi Indonesia dari sisi seorang barista (karena saya dulu barista). Menyikapi kecerdasan para barista sendiri adalah suatu hal yang jelas sangat baik saya rasa. Cara belajar, keingintahuan, sampai rasa tidak pernah puas akan ilmu kopi itu sungguh diluar dari perkiraan tiap orang Indonesia. Yang membedakan hanya setelah ilmu itu didapat lalu sikap rendah hati barista yang menjadi pemuncaknya. Barista yang mulai dari merasakan kopi hanya pahit sampai bisa membuat sebuah ekstrak perfect espresso. Tetapi yang amat disayangkan bahwa barista itu akhirnya menjadi “barista syndrome”, yaitu kehilangan kerendahan hatimya, bahwa dulu adalah bagaimana sampai akhirnya sekarang menjadi ber-ilmu tinggi. Dalam bahasa jawa yaitu “kemaki”. Yang perlu disadari adalah semua ini permberian dari Tuhan, maka semua Anugerah ini harus juga berlandaskan atas Kuasa Tuhan. Maka, kita sebagai barista sudah selayaknya menjadi seperti Matahari. Dimana Matahari akan selalu menyinari bumi selamanya tanpa kekurangan sinarnya, sedangkan bumi tetap selalu tersinari tanpa kekurangan juga. Sampai saat ini saya tetap berpegang teguh akan itu. Barista yang akan buat kopi ini semakin baik, maka saya memilih kopi sebagai pilihan hidup saya.

  56. Giman Zhang
    Giman Zhang says:

    Bhineka Tunggal Ika. Walaupun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya tetap satu. Walaupun banyak jenis kopi , asal origin kopi, proses sangrai, blend, seduh hingga hasil aroma dan taste yg berbeda, namun pada hakikatnya tetap satu, Kopi. Dengan keberagaman ini muncul pula pertanyaan umum yg sering ditanyakan dari kalangan yg awam tentang kopi, kopi mana yang paling enak? Sejatinya tiap kopi punya karakteristik tersendiri yg menonjol sehingga enak atau tidaknya kopi menjadi masalah preferensi subjektif. Hal inilah yang masih perlu diperkenalkan ke khalayak ramai. Keoptimisan itu muncul melihat perkembangan kopi di Indonesia, semakin terbantu dengan lahirnya banyak Q-grader, coffee shop, barista, seminar atau training yang mengedukasi dari petani kopi hingga ke kalangan umum, munculnya blog, situs atau group chat yang menawarkan segudang informasi perihal kopi Indonesia. Sudah saatnya kita melek kopi, berawal dari pembodohan kopi campur jagung hingga punya pengetahuan dan pengenalan aroma dan rasa kopi Indonesia yang memang sejatinya mendunia.

  57. Rudy_PKI
    Rudy_PKI says:

    Sampai sekarang dunia perkopian di indonesia hanya menjadi suatu trend sesaat. Dimana ketika booming sesuatu, maka semua akan ikut2an. Ini terbukti dari masih banyaknya kesalah kaprahan tentang kopi. Mulai dari penanaman sampai kopi tersebut siap dihidangkan. Tidak heran kalo sampai sekarang, orang Indonesia masih menikmati biji kopi kelas dua. Padahal biji kopi tersebut hasil dari perkebunan sendiri. Namun tidak bisa dipungkiri, walaupun masih terkesan lambat, tapi pengetahuan tentang kopi mulai meningkat. Semoga suatu saat kita, orang Indonesia, yang menikmati kopi dari biji kopi kelas utama,dari perkebunan sendiri. Maju terus cikopi, maju terus pak Toni. Salam.

  58. zozoreva17
    zozoreva17 says:

    Sebuah zat liquid berwarna hitam yg mempunyai suatu historical dari satu generasi ke generasi berikutnya. Mungkin kita harus berterima kasih terhadap negara belanda yg telah menjajah negeri kita tercinta,sebuah organisasi bernama “VOC” yg akhirnya mananamkan bibit Biji Kopi di negara kepulauan ini.
    Beda halnya dng budaya di luar,di negeri kita sebuah Kopi pada awalnya bukanlah sesuatu yg dianggap penting atau special tetapi hanyalah sebuah teman setia untuk pengusir ngantuk atau pasangan resmi untuk sebuah rokok untuk para perokok. Lebih populer dng sajiannya yg telah bubuk atau kemasan instan siap seduh,beberapa tahun ini perkembangan minuman ajaib ini sungguh sangat pesat.
    Jaman dahulu mungkin sedikit para usia muda yg mengkonsumsi kopi dan lebih banyak di dominasi oleh para orang tua saja atau mungkin saya lebih suka menyebut mereka para senior,hhe.
    Sungguh berbeda dng sekarang,bukan hanya orang tua saja (Para Senior) yg mengkonsumsi kopi tetapi dominasi anak muda lah yg mengambil peranan sebagai penikmat kopi. Mungkin di awali dr Gelombang pertama kopi yaitu Gourmet,sehingga para anak muda mulai mencoba kopi sebagai teman baru mereka untuk sekedar kongkow atau berkumpul brsama teman,pacar maupun keluarga.
    karena kopi jg bisa bermanfaat sebagai Pencair suasana dan membuat kita merasa rileks.
    Perkembangan brikutnya yaitu sebuah gelombang kedua atau second wave yg dimana sebuah sajian kopi bukan hanya saja dengan tampilan warna hitam atau dengan campuran susu saja tetapi juga munculah sebuah sajian kopi dengan tambahan varian rasa sebagai pemanisnya seperti Caramel,Vanilla,Hazelnut,dll.
    Dan minuman kopi tersebut dapat disajikan dingin bukan hanya dng tambahan es batu yg msh berbentuk solid tetapi diblended dng tambahan whipped cream dan berbagai macam toping sauce diatasnya atau mari kita sebut saja nama panggungnya adalah Frappuccino,yg cukup sangat membooming pda saat itu bahkan sampai sekarang.
    Lalu kini munculah jg gelombang berikutnya,gelombang ketiga dan keempat yg dimana beberapa coffee shop ini bergerak dng aliran independent dan luar biasanya beberapa dr mereka mempuyai seorang Roaster dan bahkan Roasting Machine mereka sendiri.
    Evolusi itu tidak hanya berhenti sampai disini saja,dapat dilihat dr mulai semaraknya metode manual brewing yg dipakai oleh para barista atau para pencinta kopi blakangan ini. Dr mulai menyeduh dengan menggunakan French Press,Aero Press,Wood Neck,Shypon,Cemex,Cold Brew,dll.
    sampai Metode yg saya rasa blakangan ini sedang naik daun yaitu pour over yg dimana Alat seduhnya sendiri mempunyai beberapa varian bentuk tanpa menghilangkan ciri khasnya yg berbentuk seperti kerucut dng perbedaan bhan dr mulai  plastik,keramik bahkan alumunium dan jumlah lubang untuk tetesan drip kopi pada bagian bawahnya.
    Terlepas dr sajian kopi dan alat seduhnya yg smakin bervariasi,kini pun smakin banyak SDM pencinta kopi yg saya rasa sudah sangat Berqualified di Indonesia.
    Hal itu dapat dilihat dr mulai sudah adanya Q-Grader indonesia yg bersertifikat internasional,Barista-barista Indonesia yg memenangkan berbagai macam kejuaran di ajang Barista Competition bertaraf Internasional. Serta jg mulai maraknya Pertandingan Barista Competition regional maupun nasional yg tidak hanya menampilkan ketangkasan para Barista dalam membuat Espresso,Cappuccino dan Signature Drinks mereka tetapi jg Sebuah seni penyajian kopi dng manggunakan Latte Art,baik dng menggunakan teknik pouring ataupun etching.
    Selain itu pun mulai banyaknya kopi2 lokal daerah kita yg smakin di Exposed dan diperkenalkan tidak hanya didalam negeri saja tp jg sampai ke luar negeri. Dan hal itu pun tidak lepas dr campur tangan para Roaster lokal kita yg kini sudah mulai bnyak bermunculan,baik dr Roaster yg sudah senior maupun para Roaster muda yg memiliki potensi yg sangat baik dan tidak klah dng para roaster senior ataupun roaster luar negeri. Dengan perkembangan dunia perkopian yg sangat melaju pesat beberapa tahun blakangan ini di Indonesia,Profesi sebagai Roaster pun nampaknya cukup banyak diminati oleh para Pemain dan Pencinta kopi di indonesia.
    Dan mungkin anda pun suatu saat nanti bisa jd berminat ke arah sana,hhe.
    Mari majukan terus dunia perkopian Indonesia,krn negara kita adalah negara yg kaya akan sumber daya alam,saya percaya bahwa msh banyak Species ataupun Varietal kopi yg memiliki begitu bnyak keajaiban yg terkandung didalamnya dan belum tergali oleh kita,sekian dr saya,Buna Dabanaw 🙂

  59. Benny yuniarto
    Benny yuniarto says:

    Menurut saya kopi indonesia yang terbaik dari berbagai negara dan penghasil kopi di seluruh dunia. Indonesia sebagai negara tropis yang kaya akan hasil bumi, sehingga setiap daerah memiliki ciri kas biji kopi yang berbeda-beda. Orang pada umumnya hanya mengetahui kopi indonesia yang enak dari sumatra, padahal setiap daerah dari indonesia memiliki aneka rasa jenis kopi yang menurut setiap lidah orang pencinta kopi berbeda-beda. Dan sekarang banyak orang yang pencinta kopi mulai mengajak, mengenalkan, usaha baru dalam kopi untuk banyak orang mengetahuinya. Dan saya pribadi sangat amat berterima kasih kepada setiap orang yang selalu memberikan informasi tentang kopi di indonesia sehingga kopi dari berbagai daerah dan negara! Cara seduh kopi yang banyak alat dan smakin banyak kreasi dari barista semua kalangan usia. Itu buat saya uniq dan kreatif… Saya banyak kenal kopi dari pak toni wahid, dan semua teman pencinta kopi yang selalu memberikan info baru tentang kopi. Dan saya mendukung selalu mengenai kopi untuk di kembangkan dan di majukan di indonesia agar semua orang tahu hasil bumi indonesia yang bernilai. Smakin banyak orang yang kreatif, smakin banyak orang yang di berkati, smakin banyak orang memulai usaha di bidang kopi, smakin maju. Hidup kopi indonesia…….

  60. hideo
    hideo says:

    perkembangan industri kopi di Indonesia perlu dilihat dari 2 sisi. secara komersial terlihat terjadi perkembangan signifikan dengan jumlah merk kopi sachet yg beredar di pasaran. sementara untuk Specialty masih sangat jauh dan tertinggal, terutama dari sisi serapan pasarnya. Mengingat term Specialty sendiri sampai hari ini masih rancu, semua kopi adalah “special” di tangan yg jual. Kemasan yg baik, nama yg atraktif, peralatan yg mumpuni seringkali hanya sebagai marketing tools tanpa dilengkapi dengan kepedulian akan proses manusia itu sendiri. Hal ini tentu saja adalah hal yg buruk mengingat term “specialty” dan “commercial” menjadi tidak berbeda ketika sampai di tangan konsumen. yg kita butuhkan saat ini adalah pembedaan yg sangat jelas antara “komersial” dan “specialty”. dengan pembedaan yg jelas, Sebab kedua kopi tersebut memiliki pasarnya masing2. pembedaan yg jelas akan menjadi pilihan yg jelas bagi konsumen dan akan meningkatkan serapan pasar dari kedua kopi tersebut.

  61. Hagai
    Hagai says:

    Dalam era sekarang ini budaya minum kopi merupakan sebuah bentuk gaya hidup. Sebetulnya tidak hanya sekarang saja, dari jaman dahulu tradisi meminum sebuah kopi tidak hanya sebagai gaya hidup seseorang, tapi merupakan bentuk dari keakraban antar sesama manusia. Bedanya sekarang kopi merupakan sebuah komoditas yang terus berkembang seiring dengan perkembangan jaman. Mulai dari kemasan yang biasa sampai dikemas secara esklusif, mulai dari penjual kopi seduh keliling sampai kedai kopi yang ada di mall. Semakin berkembangnya jaman, kopi akan selalu mengiringi dengan perkembangaannya sendiri. Dimana ada dua orang atau lebih berkumpul sambil ditemani kopi, disitu pasti ada ide cerdas yang muncul. Jadi menurut pandangan saya, kopi adalah bentuk dari keintiman hubungan antara manusia satu dengan yang lainnya.

  62. Dani
    Dani says:

    Perkembangan kopi di Indonesia maju begitu pesat, hal ini didukung sarana komunikasi yang semakin mudah menjadikan segala informasi mengenai kopi sangat mudah diperoleh. Tapi sejauh ini yang benar-benar terlihat maju adalah industri hilirnya yang langsung berhubungan dengan konsumen dimana para pelaku usaha hilir mengenalkan kopi yang mereka “kemas” sebagai gayahidup, sehingga mereka bisa menjual produknya dengan harga “berapapun”. Mengenalkan kopi spesial dari daerah-daerah penghasil kopi berkualitas di Indonesia, sehingga mereka bisa menjual kopi dengan harga “berapapun”. Hal yang sangat diharapkan, sangat menggembirakan ketika usaha ini memberi hasil yang sesuai keinginan pengusaha, tapi apakah ini hanya dinikmati pelaku hilir atau dapat dinikmati pejuang penyaji secangkir kopi nikmat yaitu para petani kopi. Mungkin mereka bangga ketika nama kopi daerahnya menjadi terkenal, tapi apa mereka benar-benar menikmati hasilnya dari tenarnya kopi mereka. Apakah ketenarannya benar menjadikan para petaninya mampu menikmati hidup layak sambil menyeruput kopi mereka senikmat para konsumennya yang bisa menikmati secangkir kopi dengan tenang, atau malah hanya rasa pahitnya yang terasa dan bahkan suatu saat mereka tidak lagi bisa menikmatinya seperti halnya para petani beras saat ini yang tak mampu lagi membeli beras yang mereka hasilkan sendiri. Keberhasilan akan terasa nikmat ketika semua pelakunya mendapat hasil yang layak, seimbang tapi tidak harus sama, seperti halnya kopi akan nikmat bagi peminumnya meski perbandingan asam, manis dan pahitnya tidak sama tapi terasa seimbang bagi peminumnya.

  63. Nisa
    Nisa says:

    Dulu bagi saya kopi adalah minuman yang sama sekali tidak mau saya minum, tapi karena pacar saya hobinya adalah bereksperimen membuat minuman kopi, maka lambat laun saya pun jadi suka kopi. Kopi yang paling saya sukai adalah caffe latte. Minuman itu pula yang pertama kali pacar saya kenalkan kepada saya. Hingga sampai saat ini, saya selalu rajin berpetualang mencari kafe-kafe yang ada banyak di sudut kota Jogja, mulai dari kafe ala angkringan sampai kafe ala Italia atau Amerika. Semua itu untuk menikmati secangkir kopi yang memang sangat saya kagumi aromanya. Jika saya ditanya bagaimana opini saya tentang perkembangan kopi di tanah air? Jawaban saya sederhana saja, lihatlah diri saya. Yang pada awalnya sangat anti dengan minuman pahit ini, menjadi begitu suka dengan kopi. Begitupun dengan perkembangan kopi di tanah air, akan selalu ada kemajuan yang berarti, tahun demi tahun. Sama seperti diri saya, yang memulai petualangan kopi dari keengganan, tapi karena seseorang yang saya cintai mengenalkan kopi, saya mulai jatuh cinta juga dengan kopi. Indah sekali bukan, kuncinya cuma satu saja, CINTA. Saat semua orang di Republik ini memiliki kecintaan yang mendalam akan biji kopi, lihatlah terobosan yang akan terjadi di dunia kopi Indonesia.

  64. Adhi Prakosa
    Adhi Prakosa says:

    Kalau ditanya tentang bagaimana perkembangan kopi di Indonesia saat ini, dengan tegas saya menjawab perkembangannya maju pesat. Itu opini saya, faktanya tidak lain saya lihat dari lingkungan sehari-hari saja, kultur kopi yang memang sudah lama mengakar dari jaman nenek moyang kita, yang dimulai dari penanaman kopi oleh pemerintah kolonial Belanda sebagai titik awal bangsa kita mengenal biji ajaib yang konon ditemukan oleh penggembala di Etiopia berabad silam. Perhatikan saja, tiap sudut daerah di Indonesia memiliki budaya minum kopi yang khas, seperti kopi tubruk atau nyethe, dan sekarang masyarakat digempur dengan bertebarannya kafe-kafe modern. Ada kafe ala Italian bar yang tumbuh subur di tiap sudut kota besar di Indonesia, dan tentu saja jangan lupakan ekspansi kedai kopi ala Seattle dari Amerika Serikat. Masyarakat sekarang tak hanya mengenal minuman kopi sebagai cairan hitam beraroma menawan, minuman kopi dengan berbagai variasinya di kota-kota di Indonesia sudah menjadi gaya hidup. Tak canggung lagi kita meminum espresso, café latte, apalagi cappuccino. Selain nikmat, gaya dan prestise juga dikejar, tua atau muda semua larut dalam kebahagiaan yang disajikan dalam segelas minuman terpopuler di dunia, yaitu secangkir kopi.

  65. surya
    surya says:

    Perkembangan kopi di Indonesia saat ini menurut saya sungguh luar biasa, terlepas dr sejarah panjang bangsa kita yg notabene sebagai negara jajahan dmn rakyat Indonesia hy menikmati kopi sisa ekspor dr perkebunan yg dimiliki Belanda pd wkt itu. Perkembangan itu bisa kita lihat sekarang ini dgn menjadi negara terbesar ke4 pengekspor kopi dunia yg sekarang dikelola oleh petani2 lokal. Selain masalah ekspor, kualitas & keanekaragaman kopi nusantara kita semakin kaya, itu dikarenakan petani2 sudah memiliki standar yg baik tuk menghasilkan kopi2 tersebut seiring dengan permintaan yg memang cukup banyak. Pemerintah juga turut andil didalam mengawasi petani2 kopi agar ap yg dihasilkan akan slalu berkualitas. Selain permintaan pasar internasional, pasar domestik jg mengalami permintaan yg cukup fantastis, bs kita liat mulai dari coffeeshop yg mulai menjamur hingga perusahaan2 minuman instan yg berlomba2 mengeluarkan berbagai jenis minuman kopi tuk memenuhi dahaga pecintanya. Semua ini tidak lepas dr meningkatnya pola konsumsi, taraf hidup dan pergeseran gaya hidup masyarakat kita tentang kopi(“gak ngopi gak yoi” bs dikatakan begitu). Berbanding terbalik memang apabila kita liat budaya yg timbul dr kopi ini jika melihat masa lalu dan masa kini, tp yg harus kita lihat adalah bagaimana kopi ini sekarang bisa menyatukan keberagaman hidup rakyat Indonesia khususny. Dgn kopilah kita jatuh bangun keadaan, dgn kopilah kita harumkan nama bangsa dimata rakyat kita sendiri dan rakyat internasional. Maju terus dunia perkopian Indonesia.
    Salam “Dunia Hitam”

  66. Mody
    Mody says:

    “Dari Sabang sampai Merauke berjajar kebun kopi. Sambung menyambung (BELUM) menjadi satu, itulah Indonesia.” Industri kopi di Indonesia seperti latah yang membawa berkah. Dari hulu sampai hilir selalu ada ruang untuk para pemain yang mencari sepiring nasi sampai sesuap ikan teri. Hal yang sangat positif, tapi ada kalanya menjadi tanda tanya, apakah para “pemain” ini bermain dengan satu visi yang didukung pergerakan misi sampai tercipta “Goal” yang jadi tujuan bersama? Seiring perjalanan selama belajar tentang kopi, selalu ada cerita manis dari pahitnya secangkir kopi, tapi ada juga titik hitam dari hijaunya kebun kopi yang merusak zat pengikat sosial dan aroma kekeluargaan yang terkandung di dalam kopi. Saya tidak ingin terlu jauh masuk ke masalahnya, karena mungkin inilah dinamika industri. Terkadang, ketika ada hampas bisnis diaduk bercampur dengan rasa kopi, usaha mencari profit dari industri kopi lebih menggunakan jurus hitam yang lebih hitam dari kopi itu sendiri. Kopi indonesia butuh payung teduh dan angin sejuk dari semua stakeholder yang berkecimpung di industri ini, sehingga si A sampai si Z bisa hidup di industri kopi. Dan akhirnya, karena rasa itu subjektif, kopi Indonesia bukan lagi memiliki kopi yang enak, tapi kopi yang “bersih”, kopi yang menjadi tuan rumah di tanah sendiri, dan juga kopi yang yang mendapat apresiasi tinggi di luar negeri. Semoga para pemain industri kopi Indonesia bisa membuat kopi yang “Bhinneka tunggal ika”, kopi yang berbeda beda daerah tapi tetap satu juga, kedai kopi yang berbeda beda tapi untuk konsumen di indonesia juga.

  67. kopibrik
    kopibrik says:

    Pendapat saya secara umum mengenai kopi Indonesia ialah: Kopi Indonesia ialah salah satu kopi terbaik di dunia. Pasar ekspornya hingga Amerika, Eropa dan belakangan semakin banyak ke Jepang, Taiwan dan Korea. Kopi Indonesia dikenal memiliki karakteristik yang khas, berasa spicy (rempah-rempah), aroma yang kuat dan tingkat keasaman tidak terlalu tinggi sehingga sangat sesuai untuk semua segmen konsumen. Beberapa biji kopi Indonesia yang cukup terkenal di pasar dunia antara lain, kopi Sumatra. Kopi Sumatra terkenal dengan arabika dan robusta dari Takengon atau lebih akrab disebut kopi Gayo; kopi Mandheling dari kawasan perkebunan di Tapanuli Selatan (berasal dari kata Mandailing, salah satu etnis di Sumatra Utara); kopi arabika dan robusta dari Dairi, Sidikalang; kopi arabika dari Lintong Ni Huta (Tapanuli Utara); juga kopi robusta dari Lampung. Selain dari Sumatra, kopi Indonesia terbaik juga berasal dari Sulawesi Selatan, kerap disebut kopi Kalosi dari Enrekang maupun kopi Toraja. Juga terdapat dari Bali, yakni Kopi Kintamani, kopi Wamena (Papua) dan dari Jawa, seperti dari Jember. Dan masih banyak lagi… Biji kopi Indonesia lebih berkualitas karena mayoritas tumbuh di kawasan perkebunan lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Padahal, menurut sejumlah penelitian mengenai tanaman kopi, di atas 700 mdpl saja sudah memenuhi syarat untuk penanaman kopi. Apalagi iklim Indonesia yang tropis menjadi keuntungan lain. Sebab, biji kopi terbaik berasal dari iklim yang lembab, tidak terlalu kering namun tidak juga disertai curah hujan yang terlalu tinggi karena dapat mengganggu proses pembuahan. Namun, perlu diketahui, dalam beberapa tahun pasar kopi Indonesia masih sering tergantung permintaan pasar dari luar negeri. Ketika krisis ekonomi melanda Amerika, permintaan kopi ke Indonesia pun menurun. Sebab, kelas kopi Indonesia terbilang premium. Untuk secangkir kopi, orang Amerika sedikitnya mengeluarkan 2 – 4 USD. Pasar domestik sebenarnya sangat potensial dikembangkan agar kopi Indonesia tidak selalu tergantung pasar luar. Menghidupkan industri dari menengah ke bawah dan atas di bidang kopi akan sangat mendongkrak pertumbuhan ekonomi kita dari komoditas ini. Antara lain kafe maupu kopitiam untuk konsumsi penikmat kopi lokal. Juga, industri pengolahan kopi dalam kemasan. Hanya saja memang, dibutuhkan kampanye yang lebih pro aktif agar terbentuk pasar domestik yang kuat. Misalnya, menggelar event di bidang kopi. Kontes barista yang akan menjadi motivasi bagi gerai-gerai kopi untuk meracik kopi terbaik. Jika itu semua bisa dihidupkan, suatu saat Indonesia akan sejahtera dari komoditas ini. tidak hanya petani, tapi juga pelaku industri di hilir. Istilahnya, akan terciptalah “one product one village”. Kopi Indonesia untuk pasar Indonesia saja terpenuhi—jumlah penduduk 230-an juta, bisa dibayangkan potensi pasar yang sedang terbuka. Jika pun pasar luar meminta, kita tidak lagi selalu bergantung dari mereka. Karena kita sudah punya pasar kopi dalam negeri.
    Terimakasih,
    Salam petualang rasa kopi!

  68. Julian Dani
    Julian Dani says:

    Kopi, buat saya selalu dan akan tetap menjadi gaya hidup yang sangat dipengaruhi oleh trend. Kenapa trend? Ya karena ada inflasinya, pasang surutnya. Dan sekarang trendnya sedang naik-naiknya. Dan seperti biasa, namanya trend pasti ada saja pihak yang ikut-ikutan, alias latah. Tapi ya silahkan, selama punya uang toh bebas-bebas saja membuka kafe mewah dengan mesin super mahal. Asal memang demi kualitas tidak masalah. Lagipula misalnya ternyata kualitas bukan yang utama pun, paling-paling hanya sedikit orang saja yang “ngeh” dan kecewa, termasuk saya misalnya. Tapi bukan cuma itu yang mengusik saya belakangan ini. Trend selalu dibumbui dengan persaingan bisnis para pelaku industri. Lihat saja, belum lama keluar kopi putih yang aman buat lambung, eh sudah muncul lagi produk baru yang bukan cuma aman buat lambung, tapi juga nggak bikin deg-degan. Miris saya melihatnya. Kenapa? Karena seolah-olah memanfaatkan kelemahan dan ketidak tahuan masyarakat awam untuk mencari untung, dan mungkin saja menginjak-injak pabrikan kopi kecil di kota-kota kecil di daerah. Pembodohan publik? Bisa jadi, tapi mungkin juga tidak. Karena di negara kita kan yang namanya ngopi itu tidak selalu berarti minum kopi, tapi bisa juga berarti duduk bareng-bareng sambil minum apa saja. Tapi ya sudah lah, mungkin saya saja yang terlalu sirik dengan para pemilik modal itu. Karena buat saya kopi sudah menjadi kebutuhan sekarang, jadi tolong jangan dijadikan barang dagangan semata. Tapi ini cuma opini, curhat. Selama masih ada kopi bagus yang bisa dibeli di pasaran, saya tidak akan uring-uringan. Lagipula buat saya, kopi terenak adalah kopi yang saya buat sendiri di rumah.

  69. kopibrik
    kopibrik says:

    Pendapat saya secara umum mengenai kopi Indonesia ialah:

    – Kopi Indonesia ialah salah satu kopi terbaik di dunia. Pasar ekspornya hingga Amerika, Eropa dan belakangan semakin banyak ke Jepang, Taiwan dan Korea. Kopi Indonesia dikenal memiliki karakteristik yang khas, berasa spicy (rempah-rempah), aroma yang kuat dan tingkat keasaman tidak terlalu tinggi sehingga sangat sesuai untuk semua segmen konsumen.

    – Beberapa biji kopi Indonesia yang cukup terkenal di pasar dunia antara lain, kopi Sumatra. Kopi Sumatra terkenal dengan arabika dan robusta dari Takengon atau lebih akrab disebut kopi Gayo; kopi Mandheling dari kawasan perkebunan di Tapanuli Selatan (berasal dari kata Mandailing, salah satu etnis di Sumatra Utara); kopi arabika dan robusta dari Dairi, Sidikalang; kopi arabika dari Lintong Ni Huta (Tapanuli Utara); juga kopi robusta dari Lampung.

    – Selain dari Sumatra, kopi Indonesia terbaik juga berasal dari Sulawesi Selatan, kerap disebut kopi Kalosi dari Enrekang maupun kopi Toraja. Juga terdapat dari Bali, yakni Kopi Kintamani, kopi Wamena (Papua) dan dari Jawa, seperti dari Jember. Dan masih banyak lagi…

    – Biji kopi Indonesia lebih berkualitas karena mayoritas tumbuh di kawasan perkebunan lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Padahal, menurut sejumlah penelitian mengenai tanaman kopi, di atas 700 mdpl saja sudah memenuhi syarat untuk penanaman kopi. Apalagi iklim Indonesia yang tropis menjadi keuntungan lain. Sebab, biji kopi terbaik berasal dari iklim yang lembab, tidak terlalu kering namun tidak juga disertai curah hujan yang terlalu tinggi karena dapat mengganggu proses pembuahan.

    – Namun, perlu diketahui, dalam beberapa tahun pasar kopi Indonesia masih sering tergantung permintaan pasar dari luar negeri. Ketika krisis ekonomi melanda Amerika, permintaan kopi ke Indonesia pun menurun. Sebab, kelas kopi Indonesia terbilang premium. Untuk secangkir kopi, orang Amerika sedikitnya mengeluarkan 2 – 4 USD.

    – Pasar domestik sebenarnya sangat potensial dikembangkan agar kopi Indonesia tidak selalu tergantung pasar luar. Menghidupkan industri dari menengah ke bawah dan atas di bidang kopi akan sangat mendongkrak pertumbuhan ekonomi kita dari komoditas ini. Antara lain kafe maupu kopitiam untuk konsumsi penikmat kopi lokal. Juga, industri pengolahan kopi dalam kemasan.

    – Hanya saja memang, dibutuhkan kampanye yang lebih pro aktif agar terbentuk pasar domestik yang kuat. Misalnya, menggelar event di bidang kopi. Kontes barista yang akan menjadi motivasi bagi gerai-gerai kopi untuk meracik kopi terbaik.

    – Jika itu semua bisa dihidupkan, suatu saat Indonesia akan sejahtera dari komoditas ini. tidak hanya petani, tapi juga pelaku industri di hilir. Istilahnya, akan terciptalah “one product one village”. Kopi Indonesia untuk pasar Indonesia saja terpenuhi—jumlah penduduk 230-an juta, bisa dibayangkan potensi pasar yang sedang terbuka. Jika pun pasar luar meminta, kita tidak lagi selalu bergantung dari mereka. Karena kita sudah punya pasar kopi dalam negeri.

    Terimakasih,
    Salam petualang rasa kopi!

  70. candra
    candra says:

    PERKEMBANGAN KOPI INDONESIA: IRONI DI NEGERI SENDIRI

    Secara garis besar, dalam beberapa aspek memang kopi indonesia mengalami perkembangan yg cukup pesat, baik dalam skup regional maupun skup internasional. Banyak yang bisa kita banggakan dari kopi dan indonesia. Beberapa fakta telah membuktikan bahwa indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata dalam percaturan industri kopi dunia, mulai dari masuknya indonesia ke dalam rangking 5 besar negara penghasil kopi terbanyak sampai dengan fakta bahwa indonesia adalah negara pemilik varian single origin terbanyak, semua itu semua membuktikan indonesia sangat serius dalam industri kopi. Namun dibalik kebanggaan dan fakta tersebut, ternyata industri atau pasar kopi di indonesia masih menyisakan banyak ironi. para pelaku pasar masih seringkali berorientasi pada pasar luar negeri yang mengiming-imingi banyak uang. mungkin anda memiliki pengalaman yang sama dengan saya bagaimana sulitnya mencari green beans (kopi mentah) secara retail (eceran) untuk diroasting dan dikonsumsi sendiri dalam skala rumahan. Mencari green beans jauh lebih mudah jika anda tinggal di USA yang notabene bukan negara penghasil kopi. Di USA dan Eropa anda dapat dengan mudah mencari green beans dari seluruh dunia dan yang terpenting adalah mereka menjualnya dalam skala eceran. Ironi lainnya adalah masih sangat minimnya pengetahuan masyarakat indonesia tentang proses pembuatan kopi yang baik dan benar mulai dari pemilihan green beans, roasting, grinding sampai proses brewing. Di Indonesia meski sangat banyak sekali jumlah “peminum kopi” tapi hanya sedikit dari mereka yang menjadi “penikmat kopi”. Para “peminum kopi” cenderung tidak peduli dengan proses yang mempengaruhi citarasa secangkir kopi, mereka mengkonsumsi kopi dengan asas “yang penting” … “yang penting hitam”, “yang penting pahit”, “yang penting kental”, dan yang paling parah adalah “yang penting kopi”, mungkin hal inilah yang menjadikan kopi-kopi terbaik Indonesia jatuh ke tangan asing, karena minimnya apresiasi dalam negeri terhadap kopi berkualitas tinggi produksi perkebunan sendiri. Oleh karena itu proses edukasi terhadap pasar kopi indonesia dirasa masih perlu dilakukan lebih gencar.

  71. Fery S Ekopurnomo
    Fery S Ekopurnomo says:

    Kopi sebenarnya sudah sangat akrab dengan kehidupan orang Indonesia. Ajakan “ngopi yuk!” lebih populer daripada “ngeteh yuk!” atau “nyusu yuk!” hehehe. Warung kopi juga lebih gampang ditemui daripada warung bandrek atau warung cendol. Tapi kebiasaan ngopi itu belum diikuti penghargaan yang tinggi kepada kopi itu sendiri. Alhamdulillah, saat ini penghargaan itu sudah mulai berkembang. Dari blog ini, kita bisa melihat betapa petani kopi di berbagai daerah di Indonesia sudah mulai merasakan penghargaan atas kopi yang mereka tanam, yang diikuti dengan upaya mempertahankan kualitas tentunya. Betapa kopi2 lokal Indonesia mendapat tempat yang semestinya di dunia kopi internasional. Yang masih harus dikebut lagi adalah penghargaan konsumen lokal kepada kopi lokal. Atau, jangan heran kalau kopi2 terbaik Indonesia lebih banyak terbang ke luar.

  72. deru
    deru says:

    Perkembangan kopi di Indonesia mungkin terbilsng lsmbst untuk negara yang menghasilkan banyak jenis varian kopi. Kopi Indonesia yang beragam sekarang baru mulai naik dan di-grade ulang. Tujuan grading tentu saja untuk standarisasi mutu kopi lokal kita, agar semua siap ekspor, dan kopi Indonesia menjadi pilihan, baik di luar dan di dalam negeri karena cita rasa dan kualitasnya. untuk memasyarakatkan kopi, dari hulu hingga hilir,dari petani hingga konsumen, masih butuh waktu dan proses yang lama. sebagai penikmat, saya hanya tahu apa yang ada di depan mata, kopi yang ada di kafe,dengan harga kafe, dan terbilang mahal untuk kantong mahasiswa.hanya ketertarikan-lah yang sanggup membuat masyarakat untuk mengetahui kopi,yang bukan hanya kopi yang teriklankan di tv, eperti yang selama ini sebagian besar masyarakat awam Indonesia ketahui tentang kopi. perkembangan pasar kopi dan kafe saat ini lebih terbatas ke kalangan menengah ke atas, dimana kafe dan kopi menjadi gaya hidup dan fashion, bukan kebutuhan. Jika kopi Indonesia mau jadi kopi juara di negeri sendiri dan jadi juara di hati masyarakatnya, maka ada baiknya kopi kita yang Bhineka ini, kita olah sedemikian rupa menjadi budaya,sesuai kearifan lokal kita,yang pas dengan setiap unsur masyarakat di tiap daerah penghasil kopinya, agar tidak menjadi agen fashion semata.Saat kopi adalah Universal,Kopi Indonesia yang Bhineka ini mungkin bisa jadi agen pemersatu bangsa.hingga saat kita membicarakan Indonesia, kita juga membicarakan kopinya yang Bhineka.

  73. Benny
    Benny says:

    Dengan bangkitnya kalangan ekonomi menengah, membuat niche market dalam perekonomian perkopian Indonesia yang sudah menjadi komoditas umum sehari-hari. Banyak yang mulai bermain di “lobang” baru ini dengan specialty coffee atau cafe-cafe, akan tetapi yang perlu kita ingat adalah bahwa sebelum masuk ke niche market ini, konsumen juga mulai dan kenal dengan kopi dari komoditas umum yang beredar umum seperti kopi sachet yang marketnya sudah mature dan sudah saturated di marketingnya. Jadi ini semua kembali lagi kepada perekonomian. Jika konsumen tidak bisa menyokong dan mendorong keberadaan para pemain di bidang kopi, maka kopi akan stagnan dan seperti ini saja. Jadi para pemain di dunia persilatan kopi jangan terlena dan terbuai oleh ilusi eforia perkopian Indonesia sehingga lupa dimana dia menapak. Pahitnya fakta itu memang senikmat pahitnya kopi hitam, yang memang acquired taste.

  74. Dread
    Dread says:

    Ini memang momenya untuk industri kopi. sayangnya mental khianat menghambat semua pecinta kopi untuk menikmati momen ini

  75. Anto
    Anto says:

    Perkembagan Kopi di Indonesia saat ini Semakin Maju pastinya. Ragam Kopi-nya membuat penikmat kopi Indonesia semakin nyaman menentukan Kopi Spesial yang menjadi favorit mereka. Ditunjang oleh edukasi dari beragam blog dan OL-Shop, turut membuat penikmat kopi semakin pintar memilih metode brewing favorit. Kopi Indonesia sanggup meladeni beragam-nya metode brewing yang ada dengan cita rasa yang unik dan mampu membuat pecinta kopi enggan berpaling ke kopi import.

  76. Andy Kho
    Andy Kho says:

    Masalah perkembangan kopi di Indonesia, tak jauh berbeda dari masalah Indonesia sebagai negara. Ada satu kata yang secara bersamaan menjadi kekayaan kita, senjata kita, sekaligus musuh potensial kita: KERAGAMAN. Keragaman kopi Indonesia, tidak kalah kaya dengan keragaman aspek budaya lainnya yang kita miliki. Beberapa di antaranya yang kasat dalam mata saya misalnya aspek produk, selera konsumen, dan gaya hidup. Kekayaan aspek produk kopi kita jauh lebih kaya untuk digambarkan dalam sebuah coffee flavor wheel buatan Eropa, misalnya karena geografis kebun kopi kita yang lebih luas, dan teknik pengolahan yang sangat beragam hasil kolaborasi dari ajaran turun-temurun dan penetrasi ilmu modern. Demikian pula selera konsumen kita yang teredukasi puluhan tahun dengan gaya kopi asia/melayu, yang kini diwarnai dengan segelintir orang yang mengulik sajian specialty coffee bergaya third wave yang berada di kutub berseberangan. Sedangkan dari segi gaya hidup, secangkir kopi bisa menseterukan, atau mempersatukan; si ompreng dan si alphard, si abang dan si mas, si hijau dan si merah… Tantangan kita untuk bisa memajukan kopi Indonesia pun, akhirnya sama: Mampukan kita menjaga dan memaksimalkan manfaat keragaman tersebut, dalam DAMAI.

  77. Lulu
    Lulu says:

    Tidak bisa dipungkiri bahwa dunia perkopian Indonesia mengalami loncatan dalam dasawarsa terakhir. Fenomena merebaknya kedai kopi dan berkembangnya beragam komunitas penikmat kopi di republik ini menunjukkan betapa dahaganya masyarakat bumi pertiwi terhadap minuman hitam ini. Dahaga keingintahuan yang mengusik penasaran telah menggerakkan potensi agribisnis kopi dari hulu ke hilir. Menimbulkan riak perubahan hingga mengantarkan gelombang yang mengubah secangkir kopi, dari minuman menjadi gaya hidup. Pada satu sisi tentulah ini menggembirakan namun pada sisi lainnya mengkhawatirkan. Saya khawatir jika secangkir kopi hanya menjadi gaya hidup maka peminumnya tidak mendapat manfaat apa-apa dari meminumnya. Momentum kebangkitan kopi harus disertai dengan edukasi yang mengiringi jalannya. Edukasi akan mengantar peminum kopi menjadi penikmat kopi. Cikopi dan Philocoffee Project sudah meretas jalan itu, menyajikan edukasi bagi peminum kopi. Semoga yang membacanya mendapat ilham dan menjadi penerang bagi yang lain. Jika edukasi menyertai setiap peminum kopi maka tidak akan ada lagi yang bingung jika ditanya, “Mengapa anda minum kopi?”. Semoga bangsa ini bisa mengambil manfaat dan sejahtera dari kekayaan kopi yang dimilikinya.

Comments are closed.