Kurang dari setahun saat saya pertama kali bertemu Faruk Fahrany Al Katiri saat ia bertamu ke rumah dan menikmati suguhan kopi yang biasa saya sajikan kepada siapa saja yang datang. Tapi kadang saya merasa sedikit menyesal karena secangkir kopi yang saya suguhkan kepada Faruk, yang juga tak terlalu istimewa, malah menjadi titik awal memasuki labirin kopi yang seperti tak punya pintu keluar. Berbeda dengan rekan saya yang lainnya yang punya obsesi memiliki mesin kopi, Faruk justru melangkah lebih jauh, ia ingin menjadi seorang roaster dan hanya dalam hitunga sekian bulan cita-citanya sudah terwujud.

Saya harap Anda masih ingat Gudang Rottie, tempat saya sesekali nongkrong untuk menikmati kopi dan bakery mereka di jalan Caman, Jatibening, Bekasi. Sebagai salah satu motor dan peracik berbagai jenis roti yang handal, Faruk sudah mulai meningkatkan sajian kopi walau masih dalam tahap “side dish” untuk melengkapi kudapan roti yang reputasinya sudah semakin berkibar.

Tapi tentu saja ia masih tak puas karena faktor ketergantungan bji kopi dari para suplier yang membuatnya tak merasa bebas untuk berkreasi. Saya kira diskusi yang kami lakukan berdua tentang mesin roasting melalui blackberry messenger  hanya sebuah obrolan ringan hingga suatu hari ia mengabarkan bahwa transaksi mesin roasting sudah dilakukan.

Saya cuma bisa mengamini langkah yang ia lakukan sembari teringat  begitu besar efek secangkir kopi yang kemudian bertransformasi menjadi sebuah mesin roasting, hanya dalam hitungan bulan. Semoga saya tak “menjerumuskan” Faruk yang penuh semangat seraya berharap keputusannya sudah dipikirkan hingga ke tahap crack ke dua,  meminjam istilah dalam dunia goreng kopi.

Jalan yang harus ditempuh oleh Faruk tentu masih panjang, tapi saya optimis kalau palete-nya yang sudah terasah di dunia bakery semoga bisa dengan mudah diimplementasikan dalam bidang roasting. Dengan dukungan keluarga besarnya, minggu kemarin saya menyaksikan momen penting saat mesin Toper yang berkapasitas lima kilogram ini mulai diinstalasi dan segera akan dicoba untuk dijajal pertama kali.

Sebagai catatan, saat Yunus dari Roswell Coffee di kota Bandung bersama saya dan rakan lainnya melakukan ritual roasting pertama kali di halaman rumah tepat jam 23.30, menjelang dinihari dan menghasilkan asap yang cukup tebal untuk mengganggu nyenyaknya tidur para tetangga yang bagusnya tidak terjadi walau rombongan kami dari Jakarta bersiap untuk segera beringsut pergi bila hal itu terjadi.

Tapi baru kali ini saya menyaksikan sebuah kegiatan roasting skala komersial dilakukan di ruang tamu dengan ventilasi yang masih belum terpasang. Tapi tak apalah, semangat untuk mencoba mainan baru kadang perlu sebuah terobosan kreatif  demi melihat kemampuan istri “ketiga” Faruk karena sebelumnya ia telah memiliki pasangan hidup mesin roasting merek Genecafe dan yang harga 7 jutaan dari William Edison.

Tak ada buku manual atau sekedar coretan cara menggunakan mesin roasting Toper, kasus yang sama saat kami mencoba mesin Has Garanti. Untunglah mesin ini tak serumit yang dibayangkan dan melalui penerawangan yang dilakukan oleh the most celebrated person in coffee industry, Faisal Hamdhani dan tim-nya, Toper siap melakukan test flight pertama kali.

Oh ya, informasi penting bahwa mesin ini haus akan pasokan listrik yang memakan daya sebanyak 1700 watt untuk memfungsikan tiga buah motor yang akan menggerakan drum, agitator, dan kipas saat proses pendinginan. Sekali lagi listrik yang terbatas di rumah Faruk tak menghalangi saat yang bersejarah  dan mesin pun mulai dinyalakan.

Kurang dari 20 menit panas di drum sudah mencapai suhu 180 derajat dan biji kopi pun mulai dibebaskan dari stopper yang terdapat dalam corongnya. Suara yang dihasilkan dari putaran drum-nya cukup halus, hasil sistem peredaman dari mesin Toper hingga dipastikan suara crack saat kopi mulai memasuki tahap penting ini bisa didengarkan secara khusyuk oleh roaster-nya.

Karena masih dalam tahap coba-coba, Faruk tak memainkan besaran api untuk mengatur suhu yang dihasilkan. Ia sedang mengamalkan ajian pamungkas yang sering saya bagikan kepada siapa saja yang baru mau mencoba bahwa tak usah takut me-roasting kopi, cukup dengan merapalkan wirid “asal tak gosong”, tentu saja selama biji kopinya berkualitas. Akhirnya setelah 20 menitan kopi pun mulai dikeluarkan dari drum, tepat pada saat crack kedua tengah berbunyi, dan Faruk tersenyum puas akan performa Toper yang tak mengcewakannya.

Saya berpendapat bahwa Faruk punya potensi menjadi seorang roaster yang akan terus berkembang karena faktor pencicipnya yang istimewa. Ia tak segan untuk melakukan berbagai percobaan dan seorang rekan Q Grader, Mira Yudhawati pun sempat berkomentar saat berkunjung ke Gudang Rottie hari Sabtu kemarin, bahwa Faruk telah “lulus” menciptakan kreasi biji kopi yang rasanya sudah “lulus” untuk dikomersilkan.

FX Yayang, Javaro Coffee

Sama halnya dengan Faruk, Javaro Coffee yang berlokasi di Harapan Indah Bekasi, pun telah mengakuisisi mesin roasting komersial dengan merek yang sama. FX Yayang (47 tahun) yang sehari-hari menjalakan operasional Javaro Coffee juga “terjerumus” dari karir awalnya sebagai importir alat-alat kesehatan yang kini masih ia tekuni walau fokusnya tetap di dunia roasting. Sebagai seorang Licensed Q Grader, Yayang sudah tak asing dengan dunia kopi dan namanya pun sudah cukup banyak dikenal. Tapi ia tak pernah sesumbar dan tetap rendah hati dan berjanji akan terus meningkatkan kualitas goreng kopinya, apalagi mesin Toper dengan kapasitas yang sama sebanyak lima kilogram dengan warna hitam sudah terpasang dan digunakan selama seminggu terakhir ini.

Saya menemui beliau seusai jam kerja di Kota Harapan Indah, perbatasan Bekasi Jakarta setelah membuat janji di pagi harinya. Ini pertemuan kesekian kali dengan Yayang setelah sebelumnya sering berbincang di berbagai acara kopi termasuk pameran yang diadakan oleh organisasi SCAI (Specialty Coffee Association of Indonesia atau Asosiasi Kopi Spesial Indonesia).

Saat pertama masuk ke dalam rumah yang ia sulap menjadi kantor Javaro Coffee, Yayang langsung menawarkan untuk memulai menggoreng kopi dari Papua. Karena mesin roasting yang dengan spesifikasi yang sama sebagaimana milik Faruk, jadi saya tak perlu mengulang prosesnya dari awal hingga akhir. Hanya Yayang mencoba memaksimalkan suhunya dan men-setnya di suhu 170 hingga 200 derajat Celsius dan kurang dari 20 menit, 2 kilogram kopi berhasil di roast di mesin Toper.

Acara malam di Javaro Coffee ditutup dengan sajian kopi tubruk dari Papua hasil roasting beberapa hari yang lalu dan tentu saja gorengan yang disediakan oleh tuan rumah. Sebelumnya saya sudah pernah menikmati kopi dari  Javaro Coffee, tapi kali ini rasa kopinya membuat senyum saya semakin lebar dan kami berdua semakin bersemangat melanjutkan pembicaraan hingga menjelang larut malam.

Roaster di Bekasi 

Saya punya keinginan bahwa kota di Timur Jakarta ini semakin memantapkan posisinya dan terus ngebut untuk peningkatan kualitas kopi yang mereka suguhkan untuk publik khususnya di kota Bekasi. Sekaligus berharap bahwa kisah Faruk yang berani mengambil langkah nyata dan tak sekalipun ragu untuk terjun total dibidang roaster akan semakin menambah perbendaharaan jumlah  penggoreng kopi yang saat ini masih terbilang minim lhususnya di kota Bekasi. Pun demikian dengan FX Yayang dari Javaro Coffee yang akan terus menciptakan profil rasa kopi yang memenuhi selera para penikmat kopi spesial. Buat saya, setidaknya tak perlu lagi jauh-jauh ke Jakarta untuk mencoba kopi  yang masih fresh karena kehadiran Faruk dan Javaro Coffee.

 

 *  *  *

10 replies
  1. Rafa Riyadih
    Rafa Riyadih says:

    salam kenal javaro coffee
    Congratulation for your shine new venture.
    Kapan2 boleh mampir ya Oom.farux and Fx yayang.kebetulan nga jauh2 banget,sya tinggal di cikarang.
    I really interesting about coffee and want to get closer inspection.at least kaya gtu deh..

    thanks Oom.Toni

  2. Yee Chang
    Yee Chang says:

    Hello Uncle Toni,
    I am a coffee mad person too and have been roasting coffee for over 20 years. Your blog is very interesting as it shows the new coffee trend in Indonesia, with more and more individuals jumping into the game of roasting their own coffee. The next step will be a jump, to acquire a more professional roaster. This is where I can offer some information and share my past experiences in the roasting trade. If there is anyone who is keen to take up this opportunity and want to learn about coffee roasting, do please drop me a line and I will try to answer as best i can to help them on their way. Thanks for offering your blog as a channel to the future of coffee.
    Best regards
    Yee Chang
    Asia aromatics & Brews

    Hi Yee Chang, thanks for your offer and certainly my reader will contact you should they want to expand as professional roaster like you do. Nice meeting you here 🙂

  3. faisal
    faisal says:

    semoga makin sukses kopi hitam (kopi indonesia)sukses selalu cafe Indonesia dan barista,roster amin

  4. leonardi
    leonardi says:

    Om Toni
    Mohon informasi harga dan distributornya di indonesia?
    Thank you

    Toffin : (021) 66692940, 66695381

  5. wallflowers
    wallflowers says:

    bicara kopi, mesin kopi, mesin roasting..apapun.. koq selalu ada yg namanya Faisal.. hahaahaa..
    dan saya paham sekali “maksud” dari pak Tony kalo menyagkut Faisal :)))

  6. Faruk
    Faruk says:

    Salam kang, makasih untuk secangkir kopi yg sudah membuka jalan menuju dunia kopi yg ternyata begitu sangat menarik ini. Sukses terus dengan cikopi nya , terus menularkan asap dan aroma sedap bagi siapa saja yg membacanya.

  7. kahwa'arbah
    kahwa'arbah says:

    Oom Toni yang baik,
    Mohon infomasi, dimana bisa memesan roasting machine Toper? Dengan kapasitas 5 kg per batch harganya berapa?

    Terima kasih sebelumnya..

Comments are closed.