Santino Coffee, perusahaan yang berbasis di Singapura meluncurkan Coffee Cart bagi siapa saja bermaksud memulai usaha menjual kopi. Dengan modal 275 juta, Coffee Cart ini sudah dilengkapi dengan mesin espresso 2 group yang sudah ada grinder-nya, satu blender komersial dari Hamilton Beach, satu soft ice cream maker, sirup, dan powder. Intinya, coffee cart menyediakan semua kebutuhan memulai bisnis kopi dari satu sumber, jalan pintas bagi yang tidak mau dipusingkan untuk mencari suplier dan bisa langsung memulai usaha. Mereka memamerkan produknya pada event Interfood 2010, sebuah pameran yang berhubungan dengan industri makanan di Jakarta International Expo, Kemayoran yang baru berakhir Sabtu ini (30/10)
Coffee cart merupakan sebuah sistem yang vertically integrated, dimana pengusaha hanya tinggal mencari lokasi yang cocok dan mulai menghitung apakah usaha ini feasible untuk dijalankan. Pemilihan lokasi merupakan faktor penting yang pastinya akan menentukan lama kembalinya investasi. Tapi sistem coffee cart tetap pilihan yang layak dijadikan pertimbangan bagi pebisnis yang ingin mem-by pass berbagai varian seperti mesin apa yang harus dipilih, kopi, sirup, serta powder apa yang harus digunakan, dan banyak faktor lainnya. Coffee cart ini terbuat dari bahan stainless steel yang juga dilengkapi dengan mesin pendingin. Bahkan ada sistem car audio sebagai fitur tambahan.
Opsi lain yang saya temukan di pameran ini adalah coffee cart buatan Malaysia yang dijual 5000 US$, tapi belum termasuk ongkos kirim. Hanya cart saja dengan sistem pendingin dan tidak dilengkapi dengan mesin, grinder, dan peralatan lainnya. Bahannya sama menggunakan stainless steel, kokoh, dan artistik dan sudah dipasarkan di Indonesia. (saya masih mencari kontak Santino Coffee dan perusahaan kontaknya bisa ditulis di sini). Ok, ini kontak di Jakarta untuk coffee cart buatan Malaysia : PT MSM Sukses, Jl. Mangga Besar Raya No. 4BB, Jakarta. Tlp. (021) 625 1402, email : msm_id@msmmgroup.com.
Mengenai kopi pameran Interfood, hanya ada beberapa booth seperti SCAI yang memberikan informasi mengenai kegiatan organisasi ini kepada pengunjung. Di sudut lain ada stand Gaggia yang menyertakan mesin kopi otomatis dan tipe klasik yang masih menggunakan lever yakni tipe Achille. Saya belum pernah mencoba mesin espresso klasik seperti sistem lever dan berharap segera ditampilkan di sini. Mesin lain yang saya lihat adalah Brassilia, Vibiemme Lollo, dan tentu saja Expobar Diamant yang penuh warna.
Perusahaan kopi seperti Sebastian Coffee, dan kopi luwak dari Fortunium (Ventura Coffee) yang mengeksport kopinya ke luar negeri dengan kemasan eksklusif. Mereka hanya memasarkan kopi luwak liar dari wilayah Kintamani Bali. Pelanggannya datang hingga negara Rusia dan banyak Kedubes Asing di luar negeri yang membeli untuk hadiah tamu penting mereka. Kopi luwak tetap merupakan produk eksotis yang masih banyak dicari dan peluang itu banyak dimanfaatkan oleh perusahaan seperti Fortunium.
Biasanya gak terlintas niat belanja, tapi saat melihat timbangan digital merek ACIS rasanya gatal ingin membelinya. Entah kenapa, timbangan digital buat saya selalu menarik dan ingin mengoleksi beberapa tipe yang sudah diincar sejak lama. Tapi untuk sementara hanya membeli yang berkapasitas kecil, 500 gr berdesimal satu digit. Buat apa ? Lihat saja foto terakhir 🙂
Sementara, itulah kegiatan saya akhir pekan tadi, sembari merencanakan isi blog ini untuk posting selanjutya. Salam.
* * * * *
Expobar “DIAMANT”….rruarr biasaa…!!
setuju sekali dengan mas prast.. semoga ada page khusus tentang agenda event.. 🙂
Om…gimana kalau bikin satu page khusus muat agenda2 event, biar orang kuper kayak saya ini bisa update terus lewat event2 kuliner/kopi 🙂
Hmmm …. itu Coffee Cartnya mirip yang dari Australia itu yah … kalo tidak salah Tank Mobile Kiosks …..
kalo sekelas Om Toni aja manggut-manggut mencoba untuk mengerti saya mesti geleng geleng aja deh
mmm…wamena… floral, berries, dedaunan… liar, brutal, membuat semua orang menjadi gempar ! (lha itu mah lirik lagu kera sakti hehehe).
jadi pembelajaran tuh kang, kalo namanya udah ke pameran mah sulit menghindari utk belanja sesuatu 😀