Tanpa grinder, biji kopi hanyalah bongkahan tanpa rasa apapun dan di sinilah fungsi utama sebuah grinder atau alat penggiling yang akan membantu mengeluarkan flavor yang berupa aroma dan segenap cita rasa kopi yang kita nikmati. Banyak yang menganggap enteng fungsi grinder, tapi sejak dulu saya selalu menekakankan betapa vital-nya fungsi sebuah grinder yang akan menjadikan pengalaman menikmati kopi menjadi lebih bermakna. Kali ini saya akan mencoba mengulas grinder untuk espresso dengan merek Compak K3 Touch versi doserless, dimana tipe doser-nya sudah pernah dimuat empat bulan lalu di sini.

Grinder ini dikemas dalam satu box yang dilindungi oleh styrofoam untuk menghindari goncangan selama pengiriman dengan berat bersih sekitar 10kg. Perlu diingat bahwa selalu ada sisa sedikit kopi pada setiap grinder, hasil test pada setiap akhir perakitan untuk memastikan semua fungsi berjalan dengan baik.

Perusahaan Compak dari Spanyol mengeluarkan dua jenis tipe K3 yakni doser dan doserless ditujukan untuk market domestik atau cafe kecil. Perbedaan yang paling mencolok dari kedua tipe ini adalah fitur doser atau alat penampung kopi yang sudah digiling. Pada tipe K3 Touch, fungsi ini dihilangkan, makanya disebut doserless atau tanpa doser. Fitur tambahan yang ditambahkan pada tipe K3 Touch adalah automatic dosing yang sudah di set per 7 gram. Dengan menekan tombol otomatis maka grinder akan   menakar 7gr pada setiap kita penggilangan dan double grind atau 14gr kalau kita menekan sekali lagi.

Pisau penggiling menggunakan baja dengan ukuran 58mm yang terdiri dari dua bagian dan saling berhadapan. Pisau bagian atas akan mengatur halus dan kasar yang tergantung pada ketinggian yang kita atur, sedangkan yang bagian bawah akan bertugas memutar dengan kecepatan 1100 rpm. Kira-kira itulah yang terjadi pada saat kopi yang berada di tengah burr “dihancurkan” menjadi serpihan kecil.

Fungsi doser bagi sebagian orang sangatlah penting, terutama untuk menakar dan mengindari clumping atau bola2 kecil yang terbentuk saat kopi keluar dari chute. Clumping merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi ekstraksi espresso menjadi tidak merata, terutama terlihat pada naked portafilter. Sebagaimana yang disebutkan, K3 Touch tidak memiliki doser, jadi kopi langsung keluar saat tombol dihidupkan. Secara kasat mata, clumping memang ada, tapi buat saya tidaklah menjadi pekara yang serius karena beberapa hard core barista mengenalkan teknik weiss distribution dengan cara mengaduk kopi menggunakan alat semacam sumpit. Saya cukup menghancurkan clumping dengan menggunakan tamper, selesai.

Instalasi K3 Touch tidaklah sulit, pasang hopper bean, sambungkan ke listrik, dan masukan biji kopi dengan kapasitas maksimal 800gr. Pengaturan halus dan kasar menggunakan sistem stepless micrometrical, maksudnya pergeseran bisa dilakukan hingga per mili meter untuk mencapai grind yang sesuai. Putar ke kiri untuk membuat grind kasar dan ke kanan sebaliknya. Titik alumunium di bagian leher grinder merupakan patokan yang bisa membantu untuk grind adjustment dan untuk setting espresso saya memutar kira2 5-7cm dari titik jam 18.00 ke arah kanan. Mohon diingat bahwa tidak semua jenis kopi akan sama setting-nya dan setiap barista harus menentukan pengaturan yang cocok untuk masing2 jenis kopi. Bahkan untuk kopi yang sama pun, saya harus kembali meng-adjust settingnya setiap hari terutama di pagi hari karena cuaca terutama faktor kelembaban akan sangat berpengaruh terhadap kopi.

Kecepatan K3 Touch untuk menggiling 20gr kopi sekitar 19 detik, tidak terlalu mengecewakan dengan putaran 1100 per menit. Saat dicoba dengan menggunakan mesin espresso, hasilnya sesuai dengan harapan dan K3 Touch tentu akan menjadi pasangan yang ideal untuk setiap mesin domestik maupun komersial. Tentu saja tidak ada mesin yang tanpa cela, dan dari pengalaman saya sangat terganggu dengan kualitas plastik hopper bean yang mudah pecah atau retak.  Penutup hopper bean yang tidak kokoh menempel ke hoopper-nya dan mudah jatuh apabila sedikit terguncang. Selebihnya, dari sisi desain yang menarik, grind yang konsisten, fitur automatic dosing, build quality, dan tentu saja nama besar Compak sebagai penghasil grinder yang sudah berpengalaman panjang dalam menghasilkan produk berkualitas. Saya menyenangi Compak K3 Touch ini terutama untuk sistem doserless dari sisi kepraktisan dan tentu saja kemudahan dalam pengaturan grind. Harga sekitar 7 jutaan.

* * * * *

5 replies
  1. sutrisno
    sutrisno says:

    Akhirnya pakai grinder ini setelah ngider di FHI 2013.ngga banyak pilihan utk grinder rumahan yg bisa diajak sedikit ngebut.dan hati saya pun memilih doserless compak K3 ini.sayang timernya ngga bisa dipakai.sering trouble kata yg jual,akhirnya jadi type Compak K3 Push deh.

  2. Mirza
    Mirza says:

    halo Mas Toni, salam kenal. Makasih nih mas dengan artikel yang keren2nya, ga bosen2 saya bacanya hehe. Mas mau nanya dong, kalau grinder yang buat di rumah yang cocok dipasangin rancilio silvia apa ya mas?yang setingkat dengan rocky deh kira2..

    makasih ya mas..

  3. budi
    budi says:

    IMO in this class, K3 beat the Macap M4 on its charm and the Mazzer Mini for its easy auto-dosing.
    But I still dreaming on its big brother Compak K10 conical WBC version 😀

    Satu stock lagi, sayang tipenya K6 🙂

  4. Andreas
    Andreas says:

    Hmmm …. kalo nyobain yg jenis ini sich belum …. cuma ngeliat org yg pake dah pernah. Sptnya quite simple yah pakainya …. mungil juga tp sptnya performanya okay ….

    Kalo saya sich pernah nyobain yg bukan touch ….. yg K3 biasa, just like the other type of normal coffee grinder, kalo yang itu sich hasilnya okay.

    Utk jenis grinder made in Spain sich jenis Compak K3 lumayan bisa ngelawan yg made in Italy ….. tinggal jago2an yang makainya, semakin jago Baristanya maka dia akan bisa memainkan settingan grindernya sampai menghasilkan butiran kopi bubuk yg sesuai peruntukannya ….. bukan bgitu pak Toni ?

  5. Albert G.
    Albert G. says:

    Halo Mas Toni, apa kabar? wah akhirnya K3 Touch masuk sini.. mantep unboxingnya.. excellent photography & write up as usual.

    awal bulan sempet liatin ini grinder. dan value nya bagus ya, ngga terlalu mahal cuman hasil dan durability bagus.

    mau beli 1 grinder lagi, soalnya 1 untuk di perth dan 1 di jakarta biar gak bolak balik. di sana sementara pake Ibertal Challenge, banyak kemiripannya doserless, stepless, made in spain jg. yang kebeli jadinya ascaso i-mini pas dapet harga bagus di ebay.

    Kabar baik Mas and thanks for the compliment 🙂
    Selamat untuk grinder Ascaso, yang juga menggunakan mekanisme stepless, salah satu indikator penting sebuah grinder bagus selain mekanisme flat burr. Saya sudah menggunakan Compak cukup lama dan sejauh ini punya kinerja yang sangat baik. Next time, kita unboxing bareng2 🙂

Comments are closed.