Bagi para penggemar metode seduh pour over dan terbisa menggunakan Hario V60 misalnya, terdapat alat baru untuk metode seduh ini, walau sebenarnya sudah berbulan diperkenalkan kepada publik di Amerika, Kalita Wave. Terbuat dari tiga material yakni keramik, kaca dan stainless, yang terakhir sepertinya lebih menarik dan rentan tahan pecah. Sayangnya untuk saat ini masih tersedia yang berbahan kaca dengan berat hanya 200 gram. Belum tahu harga jualnya, dan akan segera dicantumkan pada Maharaja Coffee sebagai distributornya di Indonesia.
Salah satu perbedaan mencolok dibandingkan dengan Hario yang berbentuk kerucut, Kalita Wave mengambil bentuk dasar yang bulat dengan tiga lubang sekitar 2mm yang membentuk formasi segitiga. Bentuk lubang dan lingkaran dipercaya akan lebih meratakan ekstraksi sebagaimana puck pada mesin espresso. Saya baru bisa bilang dipercaya karena tidak punya alat ukur seperti Mojo To Go untuk melihat berapa nilai atau yield hasil ekstraksi alat ini dibanding dengan produk lainnya. Tapi inovasi flat bottom yang berupa lingkaran keluaran Kalita Wave ini sudah mendapatkan sambutan di Amerika sana. Perbedaan terakhir terdapat pada bentuk filter kertasnya yang bergelombang dan bukan lurus sebagaimana biasanya.
Bagi yang suka dengan mumbo jumbo atau ritual pour over bisa melihat posting saya terdahulu karena semestinya tidak ada perbedaan yang signifikan. Harus saya akui, bila terburu waktu, seringkali melewati proses pre-wet, jadi langsung saja menuang seluruh air (ukuran moderat 10 gram kopi untuk 150-170 ml air). Jadi, semoga alat ini bisa mengakomodasi ketergasaan saya walau untuk itu mungkin sedikit mengorbankan hasil akhir.
Flat bottom seringkali membuat air betah berlama-lama, jadi ukuran bubuk kopi antara medium hingga coarse bisa dicoba dengan perkiraan waktu dari pre-wet hingga selesai tidak melebihi 3 atau maksimal 4 menit.
Sebagaimana yang sudah saya sebutkan, Kalita Wave untuk sementara menjadi alat termahal di antara produk sejenis terutama untuk filter kertasnya. Tapi selalu menarik untuk mencoba alat baru ini dan berkeperimen dengan hasilnya untuk mendapatkan ekstraksi maksimal sesuai selera Anda.
* * *
hihihiii.. sumpah saya ketawa ketiwi baca komen2nya.. kikikkk.. Bu Endang ini memang bener2 kritis ama om KW,..eh,..Om TW maksudnya.. saya menyimak kellhanjutannya aja deh.. hihiiii… jarang2 lho om ada yg sekritis bu Endang… ahemmmm…
Upss…saya salh tulis Kalita Wave seharusnya, jadi KW maksudnya bukan TW (ini pasti gara2 inget nama sipenulis….)
Pak Ton, maksud saya soal kertas itu begini: warna kertas Talita Wave kan tidak putih (diband filter kertas merk lain), itu menunjukka bahwa TW menggunakan kertas sehat (mungkin bebas klorin), itu jugalah yang menyebabkan harganya jauh lebih mahal. Nah pertanyaan saya, untuk filter dengan kertas sehat spt TW itu apakah kita msh hrs melakukan pre-wet juga ?
Maaf lho pak Ton, ini agak panjang spy pak Ton dan yang lainnya paham maksud saya.
Salam.
@Endang: pre-wet supaya bau kertasnya hilang. Biar kopinya tidak terkontaminasi bau kertas, atau seminimal mungkin deh baunya.
Dari pengertian saya, kebanyakan pour over pake biji kopi yang medium roastnya, jadi lebih fokus ke aroma daripada rasa. Jadi utk memaksimalkan aroma kopinya, mendingan di pre-wet. Aduh jadi berantakan nih sentencenya.
Maaf pak Ton, pada kalima “yang terakhir sepertinya lebih menarik dan rentan terhadap pecah”, maksudnya yg stainless steel kan, kok “rentan” sih, berarti mudah pecah donk, bagaimana maksudnya pak Ton ?
Kalo warna kertasnya tidak putih, berarti kan kertas sehat, apa tetap harus pre-wet ?