Hampir semua mesin2 espresso yang pernah masuk dalam ulasan di blog ini berasal dari Italia, walau ada beberapa dari negara lain. Tapi yang satu ini Expobar Office Leva (Brewtus III) datang langsung dari Spanyol. Sebenarnya pihak Crem International, perusahaan yang memproduksi mesin ini dan distributornya di Indonesia, Santino Coffee sudah lama berencana untuk memasukannya dalam edisi unboxing. Tapi karena satu dan lain hal, baru kali ini kesempatan itu datang, dan inilah bagian pertama Expobar Office Leva . Unboxed !

Mesinnya dikirim siang tadi ke kantor saya dalam kardus dengan pelindung styrofoam beserta beberapa perlengkapan lainnya yang juga akan saya posting di sini.  Berat bersih mesin ini sekitar 30 kilogram, dengan dimensi panjang = 260mm, lebar=460mm tinggi=420mm. Bersiaplah dengan daya listrik 1200 watt untuk bisa mengoperasikan mesin espresso ini yang bagusnya menggunakan single phase, jadi tidak perlu mengubah instalasi listrik sebagaimana sistem 3 phase.

Sepertinya para tetangga rumah  masih belum terbiasa melihat saya menurunkan mesin2 espresso apalagi mengeluarkan lensa hardcore hanya memotret kardus dan mesin ini. Tapi lihatlah, Expobar Office Leva begitu memikat walau  di tempatkan pada gundukan rumput tanah kosong depan rumah.

Expobar Office Leva bukan dikategorikan mesin komersial, tapi domestik, jadi hanya untuk keperluan di rumah. Dijual dengan harga 19.800.000 rupiah oleh Santino Coffee yang merupakan distributornya di Indonesia. Spesifikasi yang paling menarik dari mesin ini adalah fitur double boiler-nya. Boiler pertama khusus hanya digunakan untuk brewing atau ekstraksi kopi, sedangkan yang kedua untuk steam dan air panas. Artinya kita bisa melakukan dua pekerjaan sekaligus seperti brewing sambil mem-frothing susu secara bersamaan.

Di dalam kardusnya Expobar Office Leva dilengkapi dengan dua portafilter (58mm) single dan dobel basket, satu tamper plastik, dan sendok kopi. Sayangnya, satu item penting tidak disertakan, blind filter, untuk membersihkan atau flushing group head.  Berat porta filter hampir mencapai 600 gram, kelas komersial tentunya. Seperti biasa, gantilah tamper plastik dengan material yang lebih berat, dan tentu saja lebih meyakinkan saat tamping kopi di porta filter.

Terakhir, saya tidak mendapatkan buku manual, juga tidak ditemukan situs resminya, Crem International. Agak sulit membuat sebuah ulasan tanpa buku petunjuk, apalagi saya sudah pensiun menggunakan ilmu penerawangan yang biasanya tokcer itu. Jadi penjelasan yang saya tulis di sini mohon dicek ulang akurasinya.

Fasilitas lain yang merupakan nilai tambah Expobar Office Leva adalah PID (Proportional, Integral, Derivative), fitur high-end yang biasanya hanya ada pada mesin komersial. PID menjauhkan kita dari ilmu “kebatinan”, dan hanya menebak dengan ilmu kira2 panas air yang dihasilkan oleh mesin ini. Dengan display digital, Office Leva bisa menunjukan temperatur sebenarnya sekaligus memberikan kebebasan untuk mengatur suhu yang kita inginkan.

Walau mesin domestik, tetap saja kalau Expobar Office Leva adalah mesin kopi yang serius jika melihat kulitas rancang bangunnya. Casing-nya dibalut dengan plat stainless steel yang mengkilat dan saya sangat terkesan dengan ketebalannya. Untuk kualitas material Expobar sudah mendapatkan nilai positif.

Pada bagian paling atas, cup warmer sekaligus penutup mesin, berukuran 26×26 cm, atau lebih mudahnya kita bisa meletakan empat cangkir latte ukuran 6-7 oz dan sisa ruangnya masih bisa ditempati oleh 7 espreso demitasse.

Steam wand menggunakan fasilitas non-burn, artinya tangan kita tidak akan terkena panas saat memegang tuasnya. Sebetulnya, tidak bisa dikatakan terlalu dingin  juga karena bila digunakan terus menerus, steam wand tetap akan menghasilkan panas, walau tidak se-intense yang tanpa dilengkapi non-burn stick.

Di bagian kanan berdekatan dengan tuas brewing terdapat dua manometer ukut mengukur tekanan di boiler dan pompa. Sebuah petunjuk yang sangat berguna terutama bila kita ingin menyesuaikan tekanan pompa sesuai dengan spesifikasi pabrikan. Sekali lagi, tidak adanya buku petunjuk membuat saya tidak tahu berapa tekanan pompa yang ideal. Misalnya pada mesin espresso Vibiemme Domobar buku manualnya memberitahukan kalau mereka merekomendasikan tekanan 8.6 hingga 9.2 bar, sebuah range ideal untuk brewing.

Selain group head E61 yang begitu mencolok, saya terkesan dengan drip tray yang begitu luas dan bisa menampung air kotor maksimal 2.3 liter, volume air terbanyak untuk mesin espresso kelas domestik. Paling menarik adalah opsi untuk plumbing, atau menyambungkan pipa khusus di bawah drip tray agar kita tak repot membuang air kotor. Sayangnya, drip tray stainles tersebut harus dilubangi untuk memasang sambungan pipa.

Expobar Office Leva memang tidak dilengkapi dengan pompa komersial (rotary), tapi menggunakan vibrasi. Buat saya tidak terlalu masalah karena mesin ini menggunakan water tank dan bukan direct plumbing atau sambungan ke pipa air. Cuma ya itu, suara pompa vibrasi tentu agak lebih “bernyanyi” dibandingkan dengan rotary yang lebih bertenaga dan “pendiam” saat menghisap air.

Untuk sementara itu saja dulu, hasil pengamatan saya terhadap mesin Expobar Office Leva dan selanjutnya saya akan mencoba melihat bagaimana mesin ini melakukan tugasnya.

* * * *

12 replies
  1. Andy Kho
    Andy Kho says:

    “Wah sayang ya, tapi moga2 gak ditawarin mesin otomatis sama Eris”

    ditawarin bener kang, MegaCrem hehe… tapi ngga minat ah, tetep mau cari yg semi auto aja.
    Setelah banding2in + coba Evoluzione vs Domo Super, & review Leva, sudah sungguh nyaris deal-in VBM V3, tp kok ya hrs inden 2,5 bln hiks..

    Juragan Toffin memang laris jualan Vibiemme 🙂

  2. Andy Kho
    Andy Kho says:

    “Coba hubungi salah satu sales-nya Eris : 0818 07537859”

    Hatur nuhun kang. Kemarin saya sudah telp pak Eris, ternyata di sini cuma dimasukkan terakhir sampai Leva/Brewtus III, pdhl yg IV-R bisa jadi pilihan kompetitif melawan Domobar V3.

    Wah sayang ya, tapi moga2 gak ditawarin mesin otomatis sama Eris 🙂

  3. Andy Kho
    Andy Kho says:

    kang Tony,
    boleh minta tolong informasi contact person & no telp distributornya Expobar di Jakarta? Tertarik untuk liat Brewtus IV-R.

    Coba hubungi salah satu sales-nya Eris : 0818 07537859

  4. Yandi Srigede
    Yandi Srigede says:

    Saya ada brewtus III, tp bukan beli di indo tapi german krn lebih murah :D, klo beli di german kita biasa exempted VAT 20%. So far so good, cuma missing detail pronounce taste yg di hasilkan lever machine walau masih di bawah kelasnya seperti SAMA LUSSO (Ponte Vecchio Lusso) saya. Cuma tradenya Crema yg ga setebel E61 ini. Rencana saya mau modifikasi ke brewtus IV dan ganti vibe pumpnya ke rotary… klo saya ga jadi jual 😀 😛

    – Sekalian ngeracunin ah, bagaimana kalau sekalian diganti dengan yang hardcore : Kees Van Der Westeen, semua tipe juga OK. 😀

  5. ramadhan sjamsani
    ramadhan sjamsani says:

    Lho… dah masuk sini ya? Ini mesin impian saya ni kang. Dulu klo gak salah harganya masih 25 jt an di aussi sono. Disini belum ada yg masukin waktu itu…

    Kalau pake Aqua, rasanya hardness nya gak terlalu mengganggu. Silvia di rumah dengan tubing yg lebih kecil belum ada masalah pakai Aqua, padahal dah 2 taun lebih. Asal rajin maintenance aja. Dapet dari web kesadahan total aqua sekitar 130 ppm.

  6. Albert G
    Albert G says:

    emang di jual berapaan di Jakarta?

    lebih untuk small cafe kali ya dari pada homeuse.

    oh belum Mas, di jual dimana ya? kalau aqua memang hardness nya tinggi ya? beda berapa sama si cleo?

    – 19 jutaan sih harga mesinnya.
    Hardness Aqua dan Cleo memang jauh, tapi harus bongkar dulu buku atau catatan. Harga Cleo yang saya beli di Gian Supermarket untuk 5 liter sekitar 11 ribuan. Mahal ya ?

  7. Albert G
    Albert G says:

    wah expobar 🙂 mantep nih mesin. double boiler + PID lagi.. kalau ngga salah di aussie ini namanya expobar minore III. kalau yg office leva 1 boiler. minore sekitar AU$2700 and the leva is around $2100.

    and yes that’s a resin filter. i have one on my diadema junior. memang di gunakan untuk mengatasi masalah ‘water hardness’. which comes to mind, kalau di indonesia saya sih pake aqua.. cuman nyari” ini hardness nya berapa ngga ketemu. anybody knows?

    since kalau air nya terlalu ‘keras’ mesin espresso pasti bermasalah sama limescale, lama” bisa jebol dari boiler sampe part” lainnya. jadi harus setiap 6 bulan di descale. frequency tergantung dari kadar kekerasan airnya

    – Fasilitas berlimpah, harga asyik, kayaknya mesin ini bakalan jadi hits di sini …
    Udah coba air mineral Cleo untuk mengatasi hardness ?

  8. adi
    adi says:

    weleh2… cuman bisa ngiler aja membaca penjelasan om tony, apalagi lihat foto hanya sanggup memandang dari layar komputer… 😀

  9. agus keri tassi
    agus keri tassi says:

    wow….wow…woww…sangat elegant,rapi,sangat mudah untuk dikuasai..saya pernah cobain yg seperti ini juga..looks nice dipojok rumah atau office.
    and than i should say “let’s coffeing the world”..2 jempol buat mas Tony buat nice pic dan muatan2nya….!!

Comments are closed.