Dijual seharga 7 jutaan, inilah Hey Cafe, kuda hitam espresso grinder yang akan meramaikan pasar alat penggiling kopi di Indonesia. Pertama kali mengenal grinder ini di Singapura yang dipamerkan di salah satu booth pada event Food & Hotel dan mendengar penjelasan penjaga stand-nya yang menyatakan kalau pembuatnya berasal dari Israel yang membuka bisnis di Shanghai, Cina. Di pasarkan di Indonesia oleh PT Santino sebagai salah satu pilihan grinder kelas komersial yang di re-branding menjadi Laranzato untuk pasar di Amerika.

Hey Cafe, yang memproduksi grinder sejak tahun 2006 berada di bawah Sigma Group, sebuah holding yang didirikan oleh Ilan Maimona, seorang insinyur listrik dari Israel yang hijrah dari negaranya ke Shanghai untuk membuka bisnis baru. Sejak berdiri Hey Cafe, sudah mulai melakukan penetrasi dan menarik perhatian pasar khususnya di Cina yang kiprahnya mulai dilirik perusahaan F&B internasional yang khawatir pangsa pasarnya  mulai tergerus akibat kemajuan pesat perusahaan yang baru muncul ini.

Ilan akhirnya melakukan aliansi dengan Brasilia di tahun 2007, salah satu perusahaan yang menyadari akan kehebatan si kuda hitam Hey Cafe dan khawatir dengan pasar mereka.

Tapi kemitraan tersebut hanya berlangsung satu tahun sebelum sahamnya dibeli  kembali  di tahun 2008. Sebagai CEO, Ilan kemudian mulai memfokuskan pemasaran Hey Cafe, bukan hanya di Cina yang pasarnya mencapai 80%, tapi juga mulai berekspansi ke Amerika dan namanya diganti menjadi Laranzato dengan model HC-600.

Sekarang pabrik Hey Cafe, di Shanghai memperkerjakan 100 orang dan menjadi salah satu leading brand untuk grinder di negara tersebut.

HC-600 dibuat dengan desain klasik seperti pada model grinder Mazzer, menggunakan sistem doser, stepless adjustment, dan sistem flat burr dengan diameter 64mm. Sayangnya, tidak disebutkan berapa kecepatan RPM-nya, informasi yang biasanya disertakan pada buku manual.

Beberapa hari terakhir ini saya mencoba HC-600 yang berat bersihnya mencapai 15 yang berbalut bahan aluminum alloy. Hopper bean atau penampung kopi berkapasitas 1.2 kg, dilengkapi dengan bean stopper untuk memudahkan penggantian kopi atau saat dibersihkan.

Di bagian tengahnya terdapat bagian terpenting yakni colar atau dial untuk mengatur halus-kasar biji kopi yang akan digiling. Berbeda dengan grinder lain yang biasanya menggunakan tuas untuk memudahkan perpindahan dial, HC-600 sama sekali tidak dilengkapi dengan alat tersebut.

Doser dapat menampung 250 gr bubuk kopi dengan fasilitas  finger guard, dan dilengkapi dengan dua batang “sweeper stick”, semacam besi kecil dengan posisi vertikal di pinggir doser untuk menyapu sisa kopi yang tertinggal akibat energi statik.

Dosing lever seperti biasa berada di bawah berdekatan dengan indikator lampu dan tombol power on-off. Grinder HC-600 menyediakan tamper plastik yang terpasang pada doser yang saya percaya akan jarang dipergunakan, jadi sebaiknya dilepas saja. Portafilter support terbuat dari stainless steel yang mengkilat dan cukup kokoh kalau Barista ingin meratakan kopinya dengan mengetuk-ngetuk portafilter-nya.

Mengoperasikan Hey Cafe
Berurusan dengan grinder artinya harus bisa melakukan perpindahan setting untuk mengatur kehalusan kopi terutama untuk minuman espresso. Salah satu indikator grinder yang baik adalah kemudahan setting selain konsistensi hasil penggilingannya. Nah masalahnya, Hey Cafe tidak menggunakan tuas untuk grind adjustment, artinya kita harus memutar colar tanpa bantuan momentum dari pegangan besi yang terpasang pada dial-nya.

Saya tidak tahu berapa kecepatan putaran motor per menitnya, karena tidak ada penjelasan yang bisa ditemukan di buku manualnya. Tapi kalau boleh diperkirakan, kemungkinan Hey Cafe memiliki kecepatan sekitar 1000 RPM mengingat waktu menggiling 20 detik untuk 20 gram. Sebagai perbandingan, Compak K3 Touch dengan kecepatan 1100 RPM memerlukan waktu 19 detik untuk 20 gram kopi.

Hasil grind terlihat konsisten setidaknya pada pandangan kasat mata, setting yang telah ditentukan tetap pada posisinya dan tidak bergeser sedikitpun. Bila doser penuh dengan kopi, maka portafilter double basket dapat terisi penuh dengan tiga kali tarikan (pull).

Bagaimana pengaturan halus kasar atau adjustment ? Sebenarnya tidak sulit, mungkin karena grinder ini masih baru maka perlu sedikit usaha untuk menggeser colar ke setting yang lebih halus atau ke arah kanan.

Suara yang dihasilkan saat grinder melakukan tugasnya relatif tidak mengganggu tetangga saya di sebelah rumah, dan tidak terlalu jauh berbeda dengan suara penggiling kopi yang pernah saya coba.

Jadi ? 
Hey Cafe memang bukan buatan Italia yang untuk membuka burr saja diperlukan waktu cukup lama karena banyaknya ulir, tapi tetaplah sebuah grinder dengan kualitas rancang bangun yang kokoh dengan hasil grind yang konsisten.

Pengguna hanya harus membiasakan mengeluarkan sedikit tenaga untuk melakukan adjustment karena bentuk colar yang kadang membuat pengangan tangan terlepas. Catatan penting : agar pihak manufaktur dapat meningkatkan kualitas switch on-off yang merupakan titik lemah Heycafe karena seringkali ngadat.  Saya cenderun ingin memodifikasinya dengan switch on-off biasa agar lebih awet digunakan.

Terlepas dari masalah tadi Hey Cafe tetaplah sebuah macinadosatore, grinder yang cukup berkualitas sebagai faktor maha penting untuk menghasilkan minuman espresso yang berkualitas juga. Dengan harga sekitar 7 jutaan, Hey Cafe akan “memperkaya” pilihan konsumen dengan merek grinder non Eropa.

* * * *

Update : Di tahun 2016 Hey Cafe telah dibeli oleh Mahlkonig, sebuah perusahaan penggiling kopi dari hamburg, Jerman.

4 replies
  1. andrew
    andrew says:

    I don’t think the grind of the coffee will affect the aroma. Just a matter of freshness of the beans, you lose more fragrances as the coffee gets older.

  2. adi
    adi says:

    mau tanya sesepuh…untuk hasil grinder sendiri seperti coarse, medium, fine apakah mempengaruhi aromanya? soalnya saya pernah pesan kopi aroma dengan 3 tipe gilingan baunya kok beda2 ya? thanks buat pencerahannya om…

  3. Hery Ishak
    Hery Ishak says:

    Aakhirnya…..keluar juga.
    Kang…, salut saya sama ulasan nya..,begitu “menjual” dan mengandung magis yg membuat orang ngiler ingin membeli he he he ….

Comments are closed.