Ketika mesin espresso sudah semakin pintar dan menciptakan jargon baru seperti pressure profiling dan sentuhan teknologi yang mempermudah para barista, mesin dengan sistem piston atau lever sepertinya masih setia dengan teknologi old school-nya dan tentu saja dengan desainnya yang retro. Bezzera Strega salah satunya, dari perusahaan Italia dengan ikon ular-nya, salah satu pionir mesin kopi yang berdiri sejak tahun 1901. Bila Anda penggemar fanatik sistem piston, rasanya mudah untuk jatuh cinta dengan Strega. 

Unboxing Strega

Tan Yang dari perusahaan Blanco Diamonte pemilik Bezzera Strega memang tahu jam kerja saya di dunia kopi agak aneh, jadi ia tak sungkan datang menjelang dini hari untuk mengirimkan mesin ini yang masih disegel. Strega terbungkus rapi dengan styrofoam yang membalutnya untuk menghindari guncangan dan sebongkah stainless steel seberat 28 kilogram sudah berada di hadapan kami. Tuas piston belum terpasang dan menyatu dengan perlengkapan lain seperti dua portafilter, tamper plastik (seperti biasa) dan flexible hose untuk sambungan langsung ke sumber air. Tak tampak buku petunjuk, hanya selembar kertas yang berisi peringatan tentang tata cara menarik piston yang benar yang tertempel di panel atas mesinnya.

Pengulangan yang tak membosankan

Mengapa desain klasik selalu bertahan lebih lama ? Saya tak tahu jawaban pastinya, tapi retro selalu worth repeating, tak lekang oleh jaman demikian juga Strega yang tetap mempertahankan wajah lama sebuah mesin espresso dengan tarikan garis dan lekuk yang tegas, tombol sederhana tapi tetap ikonik, sebuah pop culture pada era-nya yang membuatnya seolah berkata “this is me, so f**k off”.

Spesifikasi dan Fitur

Dibungkus dengan baja stainless yang panelnya disambungkan dengan sekrup berjenis hex (segi enam) dan tersembunyi dengan rapi hingga agak sedikit menyulitkan ketika ingin membukanya untuk melihat bagian mesinnya. Hampir berbentuk kotak kecuali tuas piston yang membuat tingginya menjulang hingga 70cm walaupun dimensinya 45 x 33 x 20 (panjang x lebar x tinggi).

Pada bagian atas kita bisa membuka penutupnya untuk memasukan air ke dalam tangkinya yang berukuran 4 liter. Setelah ditutup, seperti pada umumnya bagian atas bisa difungsikan untuk menghangatkan gelas yang bisa memuat enam buah cangkir latte ukuran 5 atau 6oz beserta demitasse untuk espresso.

Terdapat satu steam wand untuk frothing susu di bagian kiri dan air panas di kanan yang kesemuanya difungsikan dengan menekan tuas kecil ke bawah di masing-masing bagiannya. Petunjuk tekanan boiler berada di bagian kiri bawah yang sudah di set oleh pabrikan di angka 1 bar. Tombol untuk menyalakan mesinnya ditandai dengan dua buah indikator lampu hijau dan kuning untuk memberikan petunjuk misalnya saat air di dalam tangki kurang.

Portafilter-nya berdiameter 58mm namun konstruksinya tidak mengizinkan saya untuk menggunakan porta dari Vibiemme akibat dudukan yang sedikit berbeda. Di bagian drip tray atau penampung air kotor bisa memuat maksimal satu liter tanpa dilengkapi fitur lubang khusus untuk bisa disambungkan dengan selang seperti pada mesin ECM Rocket.

Di bagian paling bawah, terdapat satu sambungan untuk memasang selang bila tidak ingin menggunakan tangki. Namun harus diingat bahwa Strega menggunakan pompa bertipe vibrasi yang kecil jadi Anda bisa menggunakan pompa tambahan untuk menarik air ke dalam boiler untuk meringankan pompa bawaan mesinnya seperti flo jet. Cara lain bisa juga dengan meletakan sumber air yang tidak terlalu tinggi hingga pompa tidak perlu bekerja terlalu keras. Saya belum mencobanya, tapi rasanya memungkinkan untuk mengganti pompanya dengan jenis rotary yang lebih bertenaga walau dengan resiko harus disimpan di bagian luar.

Jeroan mesin dilengkapi dengan boiler yang berkapasitas dua liter dan satu tabung kecil yang di suntik ke bagian dalam-nya karena Strega memanfaatkan sistem heat exchanger. Siapkan daya listrik sebesar 1450 watt untuk memfungsikan mesin ini dan sebuah penstabil tegangan saya rekomendasikan untuk digunakan bila listrik di tempat Anda sering naik turun.

Mencoba Strega 

Prosedur pertamanya sama saja dengan mesin espresso yang pernah saya coba, masukan air ke dalam tangki lalu mulai hidupkan mesin. Pompa vibrasi mulai bekerja dan selama 5 menit ke depan air mulai diisikan ke dalam boilernya yang berkapasitas 2 liter. Selanjutnya biarkan Strega memanaskan air yang terdapat dalam boiler selama 20 menit ke depan untuk selanjutnya siap digunakan.

Tuas piston sedikit mengintimidasi dan harus berhati-hati menariknya terutama bila tak ada kopi di dalam portafilter yang membuat tekanan akan terlepas dengan cepat saat tuasnyanya diangkat. Saya sudah sering mendengar bagaimana tongkat piston mencederai rahang waktu diturunkan lalu dilepas begitu saja karena ketiadaan beban kopi di dalam porta. Berita bagusnya, kualitas piston yang digunakan sama dengan mesin komersial yang digunakan pada tipe Bezzera yang lainnya.

Quamar Grinder 

Alat penggiling kopi merek Quamar M80 (Fiorenzato T80) yang bersistem step ini dipasangkan dengan Strega walau tentu saja stepless akan lebih maksimal dalam pengaturan kehalusan bubuk kopi, namun kehandalannya tak perlu diragukan (Quamar membeli perusahaan Fiorenzato di tahun 2005).

Piston

Setelah porta terkunci di dalam group head-nya, tuas piston ditarik ke bawah secara perlahan (sebelumnya flush dulu), sebuah micro switch yang terletak di pangkal piston akan mengaktifkan pompa vibrasi yang akan mengalirkan air ke dalam slinder (chamber). Setelah air terisi, ekstraksi mulai terjadi dan espresso menaglir perlahan melalui spout portafilter. Saat tersebut, lever bisa dilepas yang secara perlahan akan naik kembali ke posisi semula. Espresso akan terus mengalir selama tuas piston masih belum berada di posisi awal.  Kita juga bisa melakukan eksperimen, misalnya ketika tuas piston ditekan lalu dilepas hampir setengahnya, tekan  kembali menekan tuas ke bawah (recocking) dan pompa akan kembali mengalirkan air ke dalam slinder dan bisa mencari tahu bagaimana hasil akhirnya dengan tambahan volume air tersebut.

Itu cara pertama yang saya lakukan sebagaimana saat mencoba Kees Van Der Westen, selanjutnya banyak teknik lain yang diulas di internet seperti situs Home Barista yang menampilkan Jim Schulman dengan cara menaik turunkan lever-nya yang masih saya coba eksplorasi, walau untuk saat ini masih cukup puas dengan metode tarik lalu lepas.

Penutup

Sistem mesin yang menggunakan piston tentu sedikit lebih lambat dengan mesin semi otomatis seperti Vibiemme atau Rocket yang hanya tinggal menaik turunkan lever-nya. Selain itu, aspek ergonomis untuk pemakaian dalam frekuensi tinggi perlu dipikirkan karena posisi tangan yang akan bekerja cukup berat saat menurunkan tuas piston-nya. Sebagaimana yang sudah saya sebutkan di atas, mesin piston perlu kehati-hatian, salah-salah bisa jadi sebuah jaw breaker.  Per atau spring nya yang sangat kuat bisa mementalkan tuas secepat kedipan mata bila pegangan tangan tak kokoh manakala melakukan flush atau membersihkan portafilter.

Terakhir, Bezzera Strega perlu sedikit kesabaran untuk mengoperasikannya, tapi sekali menguasainya, rasanya Anda akan paham mengapa banyak orang yang masih tetap bertahan dengan sistem piston. Mungkin saya salah dan subjektif, tapi Strega seperti bisa meng-empower rasa kopi yang sebenarnya “lumayan” menjadi  lebih punya karakter, bisa lebih dinikmati dengan flavor yang lebih menonjol.  Buat Anda yang menyukai faktor artistik pembuatan espresso bagaikan sebuah gerakan tai chi,  lalu mulai bereksplorasi dengan pre-infusion, memanipulasi naik turun piston demi sebuah shot yang diidamkan, bisa jadi Strega cocok untuk Anda.

Info lebih lanjut : PT Blanco Diamonte : 08111-552717

*  *  *

 

 

 

14 replies
  1. elisa
    elisa says:

    pak Tony, saya mau buka cafe kecil, sedang mempertimbangkan mau beli bezzera BZ10 atau Sanremo treviso LX. Mohon sarannya 🙂 terima kasih

  2. albus
    albus says:

    nanya dunk, saya tertarik beli bezzera unica. di indonesia belinay dimana ya?apa harus import dr luar??

  3. sutrisno
    sutrisno says:

    Pak Toni,iseng2 buka posting lama.eh ternyata ada respon dr pak Toni.iya pak,asyik nih pake NS Oscar,saya rasa klo buka coffee shop,bisa lah oscar diajak memulai kerja..thanks atas ulasannya pak

  4. fero
    fero says:

    unik jg ya bentuknya,harganya berapa ya itu om?

    Lumayan sih, tapi itu ada nomor telepon yang bisa dihubungi untuk harganya.

  5. Metya
    Metya says:

    Salam kenal Kang Toni,
    Sedang cari2 review espresso machine ketemu cikopi, dan jadilah cikopi ini bahan bacaan dikala senggang.. kagum dengan cara review dan penyajian pict nya..
    Honestly, saya jd penasaran ada berapa banyak yah coffee dan espresso machine at your crib? hahaha..
    Terimakasih karena review2 yg di post sudah membantu saya dalam merumuskan wish list di 2013 ini hahaha..

    Selamat sudah “terjebak” di blog ini :).
    Berapa ya, uncountable !

  6. sutrisno
    sutrisno says:

    Wah..saya sih pake oscar dari NS aja deh

    Selamat ! Jadi sudah menikmati esprresso buatan sendiri yang tentu beda rasanya bukan ? 🙂

  7. Andy Kho
    Andy Kho says:

    Wah baru bbrp minggu lalu saya baca2 review mesin ini, sekarang udah ada di Indo & muncul di cikopi.
    Menarik banget nih mesin piston buat para home coffee geek ^_^
    Hoyong nyobian euy! Di interfood bakal nongol ga ya?

    Gak usah jauh2 ke Interfood, ada di Cikopifood 🙂

Comments are closed.