Di sebuah gang sempit kawasan Pejaten Jakarta Selatan yang tak masuk mobil pasangan Aryantho Budhi (37) dan Ajeng Friesiana (29) memulai hari-hari mereka dengan menyajikan kopi kepada siapa saja yang bertamu di warungnya. Tak banyak yang datang pada awalnya, maklum penanda keberadaan mereka hanya secarik kertas dan pengunjung harus berjalanbeberapa meter ke sebuah petak di halaman rumah yang mereka sewa. Bisnis multimedia yang mereka tekuni sebelumnya tak cukup menjanjikan, itulah alasan mereka terjun ke bisnis ini.

Satu persatu tamu akhirnya datang dan Kopi Dimana ? mulai cukup dikenal melalui promosi dari mulut ke mulut. Namun halangan untuk terus menempati tempat ini pupus karena sang pemilik “tertarik” melihat potensi yang telah dibuktikan oleh Ary dan Ajeng. Terpaksalah mereka hengkang dan mulai mencari lagi tempat yang lain walau pelanggan tetap sudah mulai banyak.

Kini Kopi Dimana sudah menjalani selametan dan menempati lokasi mereka yang baru di jalan Benda Raya nomor 8, Jakarta Selatan. Jadi para pelanggan yang kehilangan tempat kongkow boleh kembali melanjutkan acara silaturahmi kopi mereka di tempat yang yang baru dan tentu masih dengan konsep bahwa “kopi harus di mana-mana” asal muasal nama yang dipilih oleh Ajeng dan Ary.

Kopi Dimana boleh tidak memproklamirkan dirinya sebagai warung kopi flagship, tapi di pojok ruangannya terdapat mesin roasting Probatino kapasitas 5 kilogram yang sudah terpasang dengan rapi. Ah rupanya warung kopi yang dilengkapi dengan mesin roasting sudah jadi fenomena yang terus berkembang khususnya di Jakarta. Benarlah sabda Christian dari Froco sekitar empat tahun lalu, bahwa akan semakin banyak cafe yang akan me-roast kopinya sendiri, sebuah prediksi yang kemudia terbukti saat bermunculan cafe dengan konsep seperti ini di beberapa tahun terakhir. Dari perjalanan saya ke Korea kemarin, bukanlah hal yang aneh bila warung-warung kopi di sana banyak yang sudah melengkapi tempatnya dengan mesin goreng kopi sendiri dan kini giliran Jakarta dan tentu saja saya ingin melihat kota-kota lainnya.

Untuk urusan biji kopi, Ary terjun langsung ke berbagai daerah dan mempraktikan konsep pembelian langsung atau yang dikenal dengan direct trade. Perdagangan langsung antara pembeli dan penjual tentunya memotong banyak perantara, tapi di satu sisi Direct Trade memungkinkan transaksi langsung antara roaster dan petani kopi sebagai sebuah alternatif sistem supply chain yang sudah ada.  Intelligentsia Coffee, Stumptown Coffee Roaster,  Counter Culture, adalah nama-nama besar di dunia roastery Amerika yang mempraktekan direct trade.

Bagi Anda para penikmat kopi Nusantara, mungkin bisa menjajal sajian Kopi Dimana, sebuah tempat untuk menikmati kopi Indonesia secara lebih khusyuk. Ary berusaha menyediakan kopi dari berbagai daerah dari Aceh Gayo hingga Papua yang kesemuanya bisa diracik dengan berbagai alat seduh manual yang terdapat di sini. Selain kopi mainstream, ternyata biji kopi Bondowoso pun tersedia di sini, varian kopi dari daerah Jawa Timur yang tampaknya semakin mentas walau saya sangat jarang menemukan di warung kopi yang lain.

Tak usah menyebutkan harga yang tertera pada menu Kopi Dimana, yang tak akan membuat dompet Anda menipis dengan cepat. Buka dari jam 10 pagi hingga tengah malam setiap hari dan siapkan perut kosong karena Ary cukup piawai meracik semua menu makanan hasil karyanya.

Pasangan yang akan segera menyatukan hidupnya di tahun depan ini memang terlihat agak nekat, tapi kalau mereka berani memiliki mesin roasting dari Jerman semoga bisa dijadikan indikator kalau Kopi Dimana bukan sekedar ingin mengikuti trend semata, karena saya yakin Ajeng dan Ary akan terus berkontemplasi agar suguhan kopi mereka menjadi magnit  dan saat orang bertanya “Kopi dimana ? “, ya di sini, jalan Benda 8, Kemang, Jakarta Selatan.

Happy brewing Ajeng & Ary ! 

 

 

 

9 replies
  1. abah
    abah says:

    Bukan cuma kopinya. Pengalaman saya pertama kali ke kodim (kopi dimana?), langsung hangat langsung nanclep berasa ga kaku.
    warung kopi lokal itu ternyataaaa… lebih asik, fair & manusiawi loh… hehehhe

  2. Agung
    Agung says:

    Selamat 🙂
    Sebagai orang asli Bondowoso bangga nih, kopinya unjuk gigi di Jakarta.
    Yang patut dicoba juga Kopi Luwak Bondowoso.. nikmat

  3. sutrisno
    sutrisno says:

    @ java raung: salut dengan kopi bondowosonya.kalau boleh tau,bagaimana persyaratan untuk membeli greenbean dari petani gunung raung?

  4. Java Raung
    Java Raung says:

    Salam P.TONI,Selamat Buat Kopi Dimana…Kebanggaan bagi kami Kopi Bondowoso bisa hadir di Kedai Mas Ari..

  5. Ferdee Sugiono
    Ferdee Sugiono says:

    uhuk.. uhuk.. uhuk..
    nunggu giliran dilemparin kopi bondowoso nya yang melegenda dimana2 itu loh..

    aheing.. aheing.. aheing..

    Good luck KOPI DIMANA..!!
    semakin berjayalah kopi aseli Indonesia..!!

Comments are closed.