Sebelas negara penghasil kopi termasuk Indonesia yang dirangkum dalam sebuah narasi sepanjang  205 halaman. Itulah Coffee Trails sebuah buku tulisan Toby Smith pemilik Toby’s Estate di Australia yang juga menyediakan pelatihan barista dan roasting serta cupping. Membaca halaman demi halaman Coffee Trails yang dibawakan dari sudut pandang penulis sendiri seakan diajak menemani sebuah perjalanan maha panjang panjang dari crop to cup di berbagai belahan dunia produsen kopi.

Jangan baca buku Coffee Trails jika Anda mengharapkan kajian mendalam tentang tanaman kopi karena Toby tidak memberikan penjelasan teknis pada bukunya. Coffee Trails  adalah  sebuah jurnal perjalanan atau travelogue yang ditulis  seolah ia sedang menceritakan kisah perjalanannya kepada Anda.

Jadi buat siapa buku ini ditujukan ? Siapa saja yang ingin mengetahui sekelumit kisah negara produsen kopi beserta aspek sosial dan kultural tempat yang ia kunjungi dalam rangka mencari biji kopi terbaik. Misalnya bagaimana Toby mendeskripsikan suasana kota Addis Ababa, Ethiopia yang dipenuhi dengan busana berwarna cerah dan kesemrawutan lalu lintas kota ini. Lalu ia menceritakan tentang proses dari gelondong merah hingga menjadi beras kopi yang dilakukan oleh para petani. Selanjutnya, sebagai seorang roaster, tentu saja Toby cakap memberikan gambaran rasa dan aroma kopi dari berbagai perkebunan kopi di Ethiopia.

Saat di Jawa Barat ia menceritakan pertemuannya dengan Nathanael Charis (Morning Glory) yang pernah mengambil kelas barista dan roasting di Toby’s Estate. Keduanya masih tetap berhubungan dan Nathanael kemudian mengajaknya ke perkebunan kopi di kawasan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Toby menggambarkan rasa kopi di daerah ini dengan aroma coklat, low citrus, dan fruitcake, serta body yang bold.(agak sulit menterjemahkan padanan kata untuk aroma dan rasa kopi dalam bahasa Indonesia)

Dari daftar isi Toby menyusun bukunya dengan perjalanan yang dimulai dari Ethiopia, lalu Yaman, India, Jamaica, Brazil, Kenya, Indonesia, dan negara-negara lainnya di Amerika. Sebagaimana sebuah buku perjalanan yang banyak dihiasi oleh foto-foto memukau, demikian juga Coffee Trails yang dengan apik didokumentasikan oleh rekannya Mathew Evans.

Siapa Toby Smith ? Sebenarnya dulu ia belajar sebagai seorang penasihat hukum, namun gara-gara alat penggiling kopi hidupnya berbalik arah. Saat itu sesekali ia bekerja di warung kopi milik keluarganya dengan mesin espresso merek Astoria yang sudah tua, tapi tanpa dilengkapi sebuah grinder. Seorang pengunjung yang kebetulan berasal dari Italia berkomentar pendek “Anda tidak akan pernah membuat kopi dengan alat sehebat apapun tanpa adanya grinder“. Itulah titik balik hidup Toby yang menambah keingintahuannya akan industri ini secara keseluruhan.

Buat saya, Coffee Trails buku yang cukup menarik tanpa harus membuat alis terangkat karena absennya berbagai terminologi kopi yang seringkali membosankan. Sebuah buku yang semata dibuat dari sudut pandang Toby Smith yang mencoba merekam jejak perjalanannya ke berbagai negara dan menyuguhkannya dengan renyah untuk Anda.

Dalam penutupnya Toby tak lupa menyajikan tata cara praktis menyajikan kopi dengan  french press, filter, dan syphon, selain bagaimana melakukan cupping. Tak luput panduan singkat tentang espresso yang sebagai penutup Coffee Trails.

Anda bisa memesan buku ini di web-nya Toby’s Estate seharga 39.95$ Australia.

 

* * * *

 

9 replies
  1. Bumi Artha
    Bumi Artha says:

    Kang Toni, penulisan nama Toby Smith salah tuh. Cheers

    Terima kasih koreksinya, sudah di revisi.

  2. HK
    HK says:

    Toby, I believe, is a champion maker. Paul Basset (WBC champion 2003) and Scottie Callaghan (WLAC champion 2006) worked for Toby’s Estate when they claimed the title.The current 2012 NSW Regional Barista champion, Tri Dharmawan, once worked for Toby as well in his early barista career. Lucky me to have met the guy in person in so many chances, the last time was just yesterday when we both had the opportunity to judge for 2012 Singapore National Barista Championship, where his barista Terence Tan finished 3rd and grabbed the 2012 SNBC Latte Art Challenge 1st place. After the event he gave me this book, again, with personal message and signed it right away. The book is my second autographed copy after the one I received in his Toby’s Estate Asia opening party in Singapore. Just wait for the opening of Toby’s Estate Jakarta in the future, he’s preparing for it now 🙂

    Lucky you Sir … 🙂 Look forward to having his newest Estate in Jakarta …

  3. Charles
    Charles says:

    Mr Toby, truly an game changer.

    Through him, coffee world in Australia changed drastically.

    His Toby’s Estate, being the first one that produced artisan coffee, and Barista training centre.

    Almost all the best Australian Barista rooted from Toby’s Estate.

    Couldn’t agree more Sir … cepetan balik dong dari Aussie 🙂

  4. zaki
    zaki says:

    Ditunggu “coffe trails” versinya kang Tony Wahid 🙂

    Waduuh, belum layak Zaki, finger crossed 🙂

  5. Eddy
    Eddy says:

    Nice info Pak Toni..

    Saya sudah melihat buku ini waktu saya berkunjung di Toby’s Estate di Singapore. Kebetulan salah satu dari staff mereka lagi membaca nya. Photo – photo nya bagus2. Tapi saya tidak sempet baca ttg apa buku ini.

    Setelah Pak Toni ulas di blog ini, skrng saya jadi tertarik.

    Sami2 pak Eddy, tapi saya belum sekalipun ke Tobby di SIngapore …:) tapi Coffee Trails cukup menyajikan informasi menarik dari coffee belt.

Trackbacks & Pingbacks

  1. […] Sebelas negara penghasil kopi termasuk Indonesia yang dirangkum dalam sebuah narasi sepanjang  205 halaman. Itulah Coffee Trails sebuah buku tulisan Toby Smith pemilik Toby’s Estate di Australia yang juga menyediakan pelatihan barista dan roasting serta cupping. Membaca halaman demi halaman Coffee Trails yang dibawakan dari sudut pandang penulis sendiri seakan diajak menemani sebuah perjalanan maha panjang panjang dari crop to cup di berbagai belahan dunia produsen kopi [baca selengkapnya] […]

Comments are closed.