Hey Cafe sebenarnya sebuah penggiling kopi yang bisa diandalkan terlepas dari beberapa material yang menjadi titik lemahnya. Nah, saya sudah menyampaikan pengalaman saya menggunakan alat penggiling kopi buatan Shanghai kepada salah satu distributornya dan mereka sudah berjanji untuk melakukan perbaikan terutama pada bagian pemutar mati-nyala. Material switch-nya terbuat dari plastik sangat ringkih pada bagian geriginya dan sering terlepas dan menyebabkan malfungsi pada bagian penting ini. Sambil menunggu modifikasi yang sedang dilakukan dan akan segera selesai, mari kita lihat kembali model lain dari penggiling kopi Hey Cafe. Titan.

Sejak tahun 2006  Elan (Shanghai) Industry & Trading Co., Ltd. telah memproduksi berbagai penggiling kopi dan Hey Cafe adalah salah satu produk unggulan mereka selain retail grinder. Update di 2016 : Di tahun 2016, perusahaan Hey Cafe menjadi bagian dari Mahlkonig, Jerman.

Produk yang saya tampilkan sekarang, tidak terlalu beda jauh dengan saudaranya yang pernah saya tulis di sini. Perbedaan menyolok terlihat pada bentuk penyimpan biji kopi (bean hopper) dan sistem pengaturan halus-kasar yang menggunakan tombol putar. Pada model terdahulu penyimpan biji kopi yang materialnya terbuat dari bahan plastik juga mirip dengan model Compak K3 di sebelahnya yang bulat, tapi pada Titan, bentuknya segi empat.

Kedua, sistem collar untuk grinding adjustment yang berada di leher atau di bawah bean hopper digantikan dengan tombol putar di kiri bawah. Fitur ini memberikan kemudahan dalam pengaturan kehalusan biji kopi yang digiling tanpa harus bersusah payah memutar piringan untuk menyesuakan setting. Selebihnya, kedua penggiling kopi ini praktis punya fasilitas yang sama.

Spesifikasi yang tertulis pada manualnya adalah :

Sistem : stepless adjustment
Ukuran burr : 64 mm
Kapasitas penampung biji kopi : 500 gram
Kapasitas doser : 250 gram
Ukuran / Berat : 56 x 21 x 33 cm, 15 kg
RPM : 1000 rpm
Daya : 350 watt

Flat Burr
Penampang burr atau penggiling kopi, tidak disebutkan apa bahannya, tapi biasanya terbuat dari baja.

Doser atau penampung bubuk kopi
Bagian tempat keluar kopi dilindungi oleh finger guard yang terbuat dari plastik.

Sweeper  
Besi kecil tegak lurus yang akan menyapu bubuk kopi dari permukaan doser. Dari pengalaman menggunkan Titan, bagian ini harus sedikit dibengkokan karena seringkali bertabrakan dengan finger guard.

Doser dilihat dari bagian bawah

Contoh hasil giling untuk espresso
Titan menggunakan sistem stepless sehingga kita bisa mengatur presisi kehalusan bubuk kopi yang biasanya penting untuk espresso dan dii bawah adalah hasilnya langsung pada portafilter.

Sejauh yang saya gunakan, Hey Cafe punya kemampuan yang sama dengan grinder komersial merek lainnya. Akan lebih menarik lagi bila beberapa kelemahannya bisa di atasi hingga memperkaya pilihan penggiling kopi mainstream yang sudah ada. Terakhir, akan saya posting lagi modifikasi yang telah saya usulkan dan melihat apakah masalah utamanya bisa teratasi.

* * * *

4 replies
  1. Hery Ishak
    Hery Ishak says:

    Pak Andre betul..,dalam sisi bisnis memang
    tidak bisa di pungkiri sepanjang bisa diterima konsumen. Pokoke “hidup kang Tony..!”.

  2. andree
    andree says:

    Harga boss… beda jutaan untuk hal kecil itu justru menjadi daya tarik produk asia! namun hasilnya menurut saya udah kompetitif kok.

    memang gak dalam semua segi. banyak juga produk produk cina yang bagus, walau banyak juga produk produk asia yang abal-abal dan bener bener gak kepake.

    tergantung gimana milihnya dan menyesuaikan dengan budget.

    Misal… kalau harus ngumpulin ratusa juta dulu baru bisa goreng kopi…. bisa ancur boss.. untungnya… ada yang cuma puluhan juta, hasil nya juga bisa kompeten, jadi bisa deh goreng kopi dan mulai dagang kopi 😀

    kalau gak ada opsi murah, yah ekonomi dunia gak jalan boss..

  3. Hery Ishak
    Hery Ishak says:

    Kang…, Bagaimana orang bisa percaya produk asia bisa kompetitif dengan eropa,kalau pada kenyataan nya : untuk hal-hal kecil begitu aja kita sudah di buat “repot”. Saya selalu berusaha mengatakan apa adanya.Walaupun sering bertentangan dgn etika bisnis dalam perusahaan di mana saya bekerja.

Comments are closed.