Coba sebutkan paling tidak lima kepustakaan kopi dalam bahasa Indonesia oleh penulis lokal yang pernah Anda lihat di toko buku ? Jarang bukan ? Itu salah satu absurditas kita sebagai negara produsen kopi terbesar di dunia, tapi justru miskin dengan literatur atau publikasi tentang kopi yang setidaknya cukup serius menyajikan pembahasan tentang dunia ini. Adalah Edy Panggabean, seorang lulusan Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara yang tergerak menulis kopi yang ia bahas dari aspek tanaman hingga penyajian dan saya ingin berbagi cerita tentangnya

Edy mengaku senang bertemu saya, tapi sebetulnya saya yang justru ingin bertemu dengan beliau sejak lama. Buku pertamanya yang diberi judul “Buku Pintar Kopi” rasanya masih merupakan satu2nya sumber referensi yang lengkap untuk tahu tentang semua aspek minuman ini. Terdiri dari 200 halaman Edi bukan hanya membahas cara menyeduh kopi, tapi latar belakang ilmu pertaniannya menjadikan buku ini diperkaya dengan pembahasan tentang fisiologi tanaman kopi, pembibitan, penanaman, roasting hingga metode penyajian. Anda bisa membayangkan kompleksitas kopi yang diproses sedemikian rupa hingga bisa kita nikmati dan kesemuanya disajikan dalam bahasa populer dalam sebuah buku yang membuatnya mudah dipahami oleh siapa saja.

Menariknya, proyek penulisan buku yang dirampungkan selama lima tahun ini berangkat dari keprihatinan dirinya terhadap invasi kopi impor yang masuk ke Indonesia. Bukannya menentang secara negatif, tapi justru memberikan sebuah suntikan akan niatnya untuk lebih memperkenalkan kekayaan kopi Indonesia  kepada khalayak sekaligus sebuah edukasi di medan kepustakaan yang masih sangat minim ini.

Menurut Edy, ada tanda positif khususnya di kalangan menengah di kota besar seperti Jakarta yang setidaknya mulai tergerak untuk menikmati kopi secara serius. “Jika saja jumlahnya semakin banyak, bukan tak mungkin kopi kualitas nomor satu yang biasanya diekspor akan dikonsumsi oleh bangsa sendiri” begitu keyakinannya.

 

Jangan tanya pengalaman panjangnya dalam dunia hitam ini ? Ia sudah mengobrak abrik pelosok Nusantara untuk meneliti dan berdiskusi dengan banyak pihak tentang komoditas kopi. Selepas menjadi sarjana pertanian ia mengawali karirnya sebagai penjual mesin espresso dan kopi buatan Italia sebagai awal dari ketertarikannya untuk memperdalam ilmu kanuragan dibidang kopi. Jangan salah, Edy tidak berharap mengeruk keuntungan besar dari hasil royalty penjualan bukunya karena ia memang berangkat dari niatan untuk berbagi, tak lebih. Malah ia harus rela merogoh kocek sendiri membeli bahan kepustakaan yang harganya jutaan demi memperkaya tulisannya, itu sebagian dari pengorbanan yang ia berikan demi merampungkan buku pertamanya.

Buku keduanya “Mengeruk Untung Dari Bisnis Kopi Luwak : Kopi termahal di Dunia” baru saja naik cetah di tahun ini dan sudah mendapatkan sambutan positif dari pasar. Ditujukan bagi kalangan umum yang ingin tahu rahasia bisnis kopi luwak dan cara menghasilkannya. Penelitiannya yang mendalam tentang binatang luwak membuat Edy harus setia memperhatikan gerak gerik luwak dalam waktu yang cukup lama. Binatang lucu ini ia beli sebanyak tiga ekor, namun sayang si luwak yang satu mengucapkan “talak tiga” dan kabur dari kandangnya entah kemana. Tinggalah dua ekor luwak yang menjadi objek penelitiannya dan meneliti bagaimana cara membuat luwak agar tidak stress berikut yang harus dilakukan secara telaten.

 

Buku tentang luwaknya terdiri dari 9 Bab berikut penjelasan tentang apa dan bagaimana kopi luwak, pemeliharaan luwak, proses kopi luwak dan cara penyajiannya. Bab menarik di bagian tentang cara2 bagaimana menangkar luwak, vaksinasi, pakan, berikut kebutuhan kandang dan perlengkapannya, sebuah pemaparan yang hampir tidak pernah saya temukan selama ini di buku lain. Dengan total jumlah 90 halaman, Edy telah bukan saja telah mengenalkan cara bisnis kopi luwak, tapi konservasi hewan ini yang merupakan aspek terpenting untuk diketahui sebelum orang terjun ke bisnis kopi yang eksotis ini.

Masih banyak projek yang akan dilakukan oleh Edy yang kini sering diminta untuk menjadi pembicara mengenai kopi di berbagai seminar termasuk pada acara Perempuan & Kopi di Dharmawangsa Square tempat kami berbincang kemarin siang. Mari kita memberikan apresiasi kepada seorang Edy Panggabean akan komitmennya yang terus menerus untuk memberikan pemahaman tentang dunia kopi yang luas kepada khalayak seperti saya dan tentu Anda semua.

It’s entirely my honor meeting him.

 

 

 

13 replies
  1. fauzan
    fauzan says:

    Buku Pintar Kopi karya Bpk. Edy Pangabean Habis saya baca kurang dari 24 jam …
    CIKOPI.com karya Bpk. Tony Wahid gak habis2 saya baca dalam 48 jam … terlalu banyak informasi yang saling berkaitan … dan untuk pemula seperti si fauzan semua informasi tersebut tertelan dengan nikamtnya bak sekali teguk expresso double shot yang masih panas :))

    Makasih Mas, semoga tulisannya meng-inspirasi 🙂

  2. qertoev coffee
    qertoev coffee says:

    gayo juga salah satu penghasil kopi terbesar di indonesia kapan pak edy bikin buku khusus kopi gayo

  3. saviera
    saviera says:

    berkali-kali ke gramedia dan lihat bukunya pak edy, tapi gak jadi-jadi belinya (di karenakan gak ada duit, hehehe). setelah pak toni bikin review tentang pak edi dan bukunya jadi makin pingin beli dan next time harus jadi beli. sukses terus buat pak edy dan pak toni. \m/

  4. Nofiandi Opi
    Nofiandi Opi says:

    Salam hangat.. sungguh menarik ulasannya mengenai kedua buku tersebut. Perkenalkan saya opi, kebetulan saya editor dari kedua buku tersebut,hehe…

    Salam sukses untuk pak tony dan cikopi.com serta pak edy.

  5. Hery Ishak
    Hery Ishak says:

    Yahh….kang Tony, bapak ini saya kenal udah lama banget, tau tau nongol di pameran F&B Kemayoran. Lama gak jumpa, rupanya bertapa dia bertahun-tahun gelutin kopi., Alah ma’jang.
    Hallo lae…, bah…jarang-jarang halak kita maen di kopi. Sekarang tambah “terang” aja ku liat wak ha ha ha …
    Semoga tambah sukses azza lah ya.

  6. zaki sungkar
    zaki sungkar says:

    Mungkin bentar lagi mas Tony yang nulis buku. Semoga…Amiin…

    – Ngarep juga …

  7. Endang
    Endang says:

    Saya sangat menghargai kemauan pak Toni menampilkan pak Edi Panggabean dan bukunya dalam postingan ini. Salut buat pak Edi Panggabean, memang bukan perkara gampang menulis buku yang informatif sekaligus enak dibaca.

    Salam

Comments are closed.