Publik Amerika mendapatkan atraksi alat seduh kopi baru ketika halogen beam heater yang dibuat oleh perusahaan Jepang Bonmac pertama kali diperkenalkan oleh koran New York Times di bulan Januari 2008. Tapi saya sama sekali tidak akan menyangka jika alat yang serupa tapi dibuat oleh Hario akhirnya mampir di dapur kopi saya dan sebentar lagi akan segera dijual untuk pasar Indonesia.

Jangan tanya berapa harga jualnya karena PT Harvest Forenity belum bersedia membuka banderol sebelum barangnya tersedia dalam jumlah yang memadai di showroom mereka. Bersiaplah melihat salah satu produk halogen beam heater yang tag line beritanya waktu itu adalah a $20.000 Cup of Coffee.

Hario tak pelak merupakan salah satu perusahaan yang menandai kembalinya “brewing era” saat kedai kopi di benua Amerika dan Eropa mulai mempopulerkan kembali metode seduh dengan syphon coffee maker.

Buat saya pribadi syphon bukanlah alat yang mudah untuk dikuasai karena dari segi teknis agak sedikit merepotkan terutama saat dibersihkan. Diperlukan kehati-hatian karena materialnya terbuat dari kaca dan tentunya mudah pecah apabila sedikit saja salah penanganan.

Bagaimana dengan konsistensi rasa dengan syphon coffee maker ? Selalu menantang dan semoga alat ini bisa menjadi penjawab doa untuk membuat rasa kopi dengan alat syphon menjadi lebih konsisten. Setidaknya terdapat faktor suhu yang sepertinya akan lebih mudah dikontrol.

Di luar dugaan saya, halogen beam heater hanya memakan daya listrik 400 watt sesuai dengan stiker yang terpasang di bagian bawah alat ini. Dengan ukuran 20 cm persegi dan tinggi 6 cm serta berat kurang dari dua kilogram, alat ini tentunya sangat portabel.

Di dalam kardusnya disediakan dua lampu halogen, tapi hanya satu yang akan di pasang. Penghantar panas yang berwarna hitam dan berbentuk lingkaran terbuat dari bahan keramik dengan diameter 13 cm.

Proses instalasi tidaklah rumit, hanya memasangkan lampu halogen yang sebisa mungkin jangan tersentuh oleh tangan telanjang karena kontaminasi lemak dari kulit kita akan mempengaruhi kinerja lampu, kalau tidak ingin memperpendek umurnya.

Setelah lampu halogen terpasang, tinggal tutup permukaannya dengan keramik yang berwarna hitam, dan alat ini siap untuk digunakan.

bersambung ….

* * * *

15 replies
  1. Subandi
    Subandi says:

    @Adriaan betul mas aku juga tanya baru kosong mereka. ada yg borong cafe chain aku sih sudah pesan.

  2. afnil
    afnil says:

    Salam kenal Mas Tony

    Saya Afnil, bergerak dalam pengolahan cocoa.Next, saya tertarik dengan kopi.
    Cukup terkesan dengan ritual dan istilah proses bikin kopi.Bicara kopi, saya 5-6 gelas/hari.Btw, lihat dlm blog ini, persiapan kopi, bagian penting adl penyeduhan ( brewing, CMIIW).Dan sy baca,kebanyakan pakai cara (ahli2 kopi ) dan alat yg sdh ada.Bagaimana ngak coba dgn “ilmu lain” ( out of the box).Bgmn klu dicoba pakai tekanan?Bgmn Brewing dgn microwave?Klu Mas Tony udah test tolong info ya.Klu saya coba, ntar ngak tahu dgn cara yg sdh ada.tks

  3. Harbudi
    Harbudi says:

    Wah Kang Frans teliti juga cara melihatnya. Sekedar menduga-duga, kalau dugaan saya benar, Kang Frans maupun Kang Toni kedua-duanya benar. Kang Frans benar, karena kalaupun Halogen Beam Burner itu Hario berarti masih mas Haryo alias Ko Alio made in cinten. Sedang Kang Toni benar, kalau ini made in cinten berarti memang Hario tapi masih prototipe. Gampangnya, “menurut analisis saya” Hario selalu dengan bangga memasang logo pada produk dan packagingnya. Dan packaging Hario selalu unik dan didesign khas, memanfaatkan lipatan karton. Yang jelas Hario memang membuat Halogen Beam Burner, tapi menghentikan produksinya karena alasan terhentinya pasokan satu komponen pada tahun 2008. Karena itu kang Frans benar. Nah kalau produk ini benar dikaitkan dengan Hario, maka Halogen Beam Burner ini baru prototipe made in cinten. Dan Hario generasi ke-2 memang sudah menggunakan voltage 220, kang Frans. Memang benar masih out of stock, kang Frans, karena masih baru purwarupa dan belum diperjualbelikan untuk publik. Jadi dua kakang kita skornya memang 1-1. Alias Benar vs Benar, tergantung cara melihatnya.

    Makanya saya juga heran kenapa bungkusnya terkesan “biasa”, tapi memang benar kalau distributornya di jakarta juga menyatakan bahwa barangnya tidak tersedia.

  4. frans
    frans says:

    Sekedar info tambahan,

    Tadi, kenalan saya yg punya hubungan dengan Pabrik Hario di Jepang menginfokan bahwa sejak tahun 2008an sudah tidak membuat Halogen beam burner, dan menjanjikan akan membuat ‘beta tester’ pada April 2010. Tapi sampai sekarang belum ada produknya.

    Saya coba check di http://www.avenue18.ca/ACC3.htm (penjual hario yg relatif lengkap) juga sdh out of stock.

    Terima kasih pak Frans, saya mencoba menjawab pertanyaan tentang label Hario ini, sayang alatnya sudah dikembalikan. Terima kasih juga atas info tambahannya tentang produk ini. Salam.

  5. frans
    frans says:

    Pagi,

    @ Coffeeshopz
    Terima kasih info fotonya.
    tapi kalo diperhatikan fotonya tetap saja ada perbedaan, yang satu ada logo Hario dan tidak ada kabel power di dekat pengatur suhu halogen, sedangkan foto yg ada dari Pak Toni walaupun di shoot dari bagian depan tidak ada logo Hario + ada kabel power di bagian dekat pengatur suhu.

    @ Philocoffee Project
    bukan oot, cm coba check d web site Hario aja…

  6. Philocoffee Project
    Philocoffee Project says:

    @ Frans

    Bapak, kalo tidak salah ingat, Bapak sempat melontarkan informasi bahwa di daerah Cilandak ada tempat yang menjual lengkap produk Hario. Bisakah Bapak memberi alamat lengkapnya?

    @ Toni W.
    Maaf Bapak, agak OOT,

  7. frans
    frans says:

    sore……….,
    maaf, mau sekedar tanya, Apa benar halogen beam burnernya produk Hario? kpq gak ada logo Harionya?

  8. Adi
    Adi says:

    ini warna lampunya bisa berubah ga ya…
    yang pernah saya liat warna kuning, ini merah….wii ga sabar nunggu liputan selanjutnya

  9. Adi
    Adi says:

    di youtube banyak juga yang post ini, ternyata lampu halogen toh…

    keren kalo dipajang di cafe2….

  10. Andy
    Andy says:

    @Mirza: Itulah buah ketekunan, istiqomah pada kompetensinya. Akhirnya selalu menjadi nomer satu.

    Salam kanggo Kang Toni.
    Ini racun juga buat kantong saku. he he he

Comments are closed.