blumchen

Anto “Irenk” Sumarjo mengenang masa2 saat Blumchen pertama kalai di buka tepat tiga tahun yang lalu. Pengunjung setiap harinya masih bisa dihitung dengan jari tangan sebelah saking sedikitnya. Keadaan itu terus berlangsung hinga berbulan-bulan. Untunglah sang pemilik yang berkebangsaan Korea Selatan tidak pernah memasang target yang tinggi hingga operasional masih bisa berjalan walau harus berjalan tertatih. Keadaan sudah berbalik saat namanya sudah mulai dikenal sebagai salah satu roaster kopi terutama di kawasan Jakarta Selatan. Saya berbincang dengan Anto, sebuah obrolan yang tertunda sejak dua tahun lalu.


Menurut Anto, nama Blumchen diambil dari bahasa Jerman, artinya bunga dan sudah mulai beroperasi sejak tahun 2008 di jalan Fatmawati No.1. Bila ingin berkunjung ke Blumchen, jangan terlalu memperhatikan penomoran jalan di kawasan yang sering dilanda kemacetan ini karena memang tidak pernah beraturan. Jadi perhatikan saja sebelah kanan jalan apabila bertolak dari Blok M saat mulai memasuki jalan Fatmawati.

Saat memasuki Blumchen pandangan akan segera tertuju kepada mesin roasting kopi merek Probat yang berkapasitas 5 kg. Bila Anda beruntung, Anto biasanya mengoperasikan mesin roasting buatan Jerman ini seminggu dua kali, biasanya hari Selasa dan Kamis atau hari lainnya sesuai dengan kebutuhan. Semua kopi merupakan kualitas utama yang antara lain berasal dari Lintong, Mandheling, Toraja, juga racikan mereka sendiri atau house blend yang dijual dengan kisaran harga 65 ribuan per 250 gram.

Di pojok bar selain mesin espresso Lapavoni yang tiga group, terdapat salah satu grinder favorit saya Mahlkonig tipe Guatemala yang masuk dalam kategori untuk keperuan retail. Satu hal yang menarik lagi, Blumchen banyak mengkoleksi berbagai peralatan kopi karena sang pemilik So Wang Lee rajin mengumpulkan berbagai pernik yang juga digunakan sebagai aksen interior mereka. Blumchen tidak menyediakan sistem pour over, tapi mereka menjual alat ini yang kesmuanya langsung diimport dari Jepang dengan rentang harga 30-50 ribuan.

Sejauh ini pelanggan mereka bukan hanya dari kalangan pengusaha Korea, tapi juga banyak dikunjungi kalangan genarasi muda. “Semakin lama, penggemar kopi di Jakarta khususnya, mulai kritis dengan rasa dan aroma kopi. jadi kita harus selalu siap menjelaskan kepada mereka” ujar Anto yang kadang menerima keluhan dari tamunya. “Kalau orang salah memilih menu espresso sih sudah biasa, tapi ternyata penggemar kopi tubruk juga selalu ada” lanjutnya.

Anto merupakan tangan kanan pemilik Blumchen, jadi dia bertanggung jawab sepenuhnya terhadap operasional Blumchen walau kadang harus mengorbankan cutinya di kota kelahirannya Pekalongan kalau persediaan kopi habis. Kecuali masalah administrasi dan keuangan, ia juga harus melatih para calon barista yang dibekali satu liter susu untuk membuat frothing milk, salah satu bagian yang tersulit pada pengoperasian mesin espresso. Biasanya bisa berlangsung hingga dua bulan manakala karyawan Blumchen sudah menguasai keterampilan ini.

Sebetulnya dulu mereka pernah bekerjasama dengan salah satu restoran, namun harus putus akibat perbedaan konsep dan sejak saat itu Blumchen hanya berkonsentrasi pada cafe milik mereka sendiri. Dengan kapasitas tempat duduk 30 orang dan luas sekitar 70 meter persegi, Blumchen mematok harga dengan kisaran 20-30 ribuan, sebuah pilihan cafe “serius” untuk kawasan di Jakarta Selatan. Buka setiap hari dari jam 10-23, kecuali malam minggu hingga tengah  malam dan bisa jadi pengobat untuk Anda yang sedang terjebak kemacetan parah di sepanjang jalan Fatmawati.

* * * *

14 replies
  1. sitha
    sitha says:

    blumchen coffee mantap,,setelah nyari di fatmawati ga ada dengan pantang menyerah mencari,,dpt info dari temen kalau blumchen pindah ke fairground ex bengkel nightpark SCBD lot. 14 Jaksel,,ga pake lama langsung deh cuss kesana,,abis kangen ama “Rolo Way” Latte nya

  2. Heru Wibowo
    Heru Wibowo says:

    belum sempat ke Blumchen, tapi udah nyoba salah produknya dan emang mantap bener. meski dibikin kopi tubruk tapi aroma dan rasa biji kopi pilihan nendang banget. jadi takut….takut ketagihan 😀

  3. Fendi
    Fendi says:

    Blumchen….
    sudah dua tahun tidak ke sana…
    terakhir pas ramadhan 2009…minum double espresso bareng mas anto…

    Salam dari Bandung

  4. yuri
    yuri says:

    yups, murah tapi kopinya enak, sempet beberapa kali coba beans2 kopi, menurut gw ini paling manteb,setiap dateng mbak2nya dah tau kalo gw cuman mesen hot cappuccino.

  5. Romy
    Romy says:

    Salah satu cafe wajib kunjung saat saya cuti ke Jakarta.. Maju terus mas Anto dan Blumchen..

  6. dewi nugroho
    dewi nugroho says:

    pa eee… sukses yah pokoknya tetap pae yang dulu… yang ramah ke semua customer.. n kalo gw ke jakarta gak lupa ke blumchen deh..

  7. Andreas
    Andreas says:

    Wow …. mas Anto ….. akhirnya ……. berkibar donk mas biar orang banyak tambah tahu …. hehehehehehe

  8. Blumchen Crew
    Blumchen Crew says:

    Wah terima kasih untuk ulasannya tentang Blumchen Pak Toni…
    Sudah di tunggu kunjungannya sejak lama lho…

  9. andi sanaf
    andi sanaf says:

    Saya pernah beli coffee bean produknya Blumchen kira2 tahun 2008. Yang berkesan – ini pendapat pribadi lho – kalo ke tempat ngopi adl barista atau pemiliknya mau ditanya-tanya dan ngobrol soal kopi. Dan di blumchen saya menemukan hal itu.
    Jadi pengen kesana lagi nih ….

  10. Adi
    Adi says:

    Blumchen memang salah satu kopi paling enak yang pernah saya minum, dari segi rasa dan kewangiannya memang enak….

Comments are closed.