Dengan khusyuk Adi W. Taroeperatjeka mulai melakukan “ritual” penting di tepat pada dini hari saat para tetangga di kompleks saya sudah terlelap. Tangannya terus memegang drum mesin roasting Arkaneks dan menunggu temperaturnya naik secara perlahan. Saya tidak berani memegang mesin ini yang rupanya agak “tidak bersahabat” dengan memberikan sedikit “setrumnya” saat tangan saya menyentuhnya. Baiklah. Tapi inilah salah satu “kegeloan” kami bertiga Adi, istrianya Mia, dan saya sendiri yang melakukan aktivitas goreng kopi. Tengah Malam.

Ini bagian kedua tulisan tentang mesin roasting Arkaneks, walau saya tidak akan  mengulasnya secara mendalam. Maklum jam terbang saya tentang roasting masih jauh dari cukup. Makanya saya mengajak Adi yang sudah sering “menggoreng” kopi sedangkan  saya cukup duduk manis sambil memperhatikan kesibukannya dalam mencatat menit per menit proses yang berlangsung.

Mesin ini kami letakan di halaman rumah dengan harapan agar asapnya bisa langsung terbuang ke udara bebas. Sebuah keinginan yang kemudian agak sedikit mengkhawatirkan melihat kepulan asap yang cukup pekat ingin bertandang ke tetangga sebelah. Tapi buat saya khususnya, roasting selalu menarik dengan berbagai aroma khas yang terus berubah.

Pertama kami menyambungkan Arkaneks ke sumber listrik, walau sama sekali tidak tahu berapa daya listrik yang dihabiskan oleh mesin yang berkapasitas satu kilogram ini. Tombol power dinyalakan, dan Arkaneks mulai mengeluarkan suara sedikit berderik. Kami mengira kalau mesinnya yang masih baru membuat gerakan drum sedikit agak kagok dan menghasilkan bunyi yang beberapa saat kemudian untungnya menghilang.

Temperatur pada display menunjukan suhu sekitar 30 derajat dan mulai naik dengan cukup cepat hingga ke 150 derajat dalam waktu setengah jam. Adi mulai memasukan kopi yang ia bawa sebanyak 300 gram lebih. Roasting dimulai. Adi terus mencatat pergerakan suhu menit per menit. Bunyi crack pertama sudah terdengar pada 10 menit kemudian, lalu kami terus melihat perubahan warna kopi pada stick yang sayangnya agak susah menangkap biji kopi. Volume kopi yang tidak berimbang (300 gr) dengan ukuran drum (1 kg) merupakan penyebab susahnya kami melihat sampel biji kopi.

Tapi untunglah lima belas menit kemudian setelah yakin dengan warna kopi yang medium to dark, kami menghentikan roasting dan biji kopi pun di tapung di dalam teflon. Harum ! Karena tidak ada cooling yang berputar dan exhaust yang menyedot udara panas, terpaksa Adi dengan keahliannya sebagai seorang chef itu melakukan pendinginan secara manual, dan saya terkagum-kagum menyaksikan akrobatnya.

Malam itu, tiga kali kami melakukan roasting hingga lewat dini hari demi melihat kemampuan Arkaneks, sebuah mainan baru seharga 55 juta rupiah. Ritual roasting harus diakhiri pada jam satu dini hari, dan kami menunggu 45 menit kemudian agar mesin dingin.

Mohon tidak mencontoh aktivitas tengah malam yang kami lakukan. Hanya ada di Cikopi 🙂

* * * * *

9 replies
  1. sutrisno
    sutrisno says:

    Itu kang adi di foto kedua lagi bacain mantra supaya arkaneks jalan kayaknya..ritual tengah malam..bener2 menggoda..hehehee

    – Hanya ada di cikopi, goreng kopi dengan ritual khusus tengah malam 😀

  2. taufik
    taufik says:

    wah keren ni info y, pengambilan foto y jg pas,
    btw boleh tau dimana alat Arkaneks ini bisa di jual.. dan harga y brp y 🙂
    trims

  3. win ruhdi bathin, gayo espresso kupi
    win ruhdi bathin, gayo espresso kupi says:

    saya sangat ingin mulai belajar meroasting kopi. Kini saya coba dengan gene cafe. Para Maha guru mohon petunjuk dan arahannya ….

    – Pak Win, bagaimana dengan kabar Probat lab Roaster yang bantuan untuk korban Tsunami ? Bagus banget tuh buat mencari karakter roasting yang dikehendaki.

    • amanshafain ruhdi
      amanshafain ruhdi says:

      Probat Lab Roaster itu saya ngak pernah dengar Pak…mungkin di Banda Aceh. Ngak sampai ke Gayo. Karena kalau di gayo, pemain kopi umumnya saling kenal dan tahu mesin roastingnya.TK atas tanggapannya

  4. Lulu
    Lulu says:

    wkwkwkwk seru nih mandi eh sangrai kopi malam-malam 😀 kapan-kapan ikut nyobain. mesin begini yang bisa mempertajam spiritualitas kopi hehehe

Comments are closed.