Rifky Munfaida (Kiky) dari Flo Coffee Jogja tampil tepat pada pukul 09.05 dan memulai presentasinya di hadapan para juri dengan penjelasan mengenai racikan biji kopi robusta espressonya. Empat cangkir espresso ia selesaikan dalam waktu 4.5 menit dengan extraction time 25 detik. Setelah itu ia menyatakan akan menutup penampilannya dengan sebuah signature drink yang dinamakan Miss World, yang terdiri dari 1 shot espresso, sirup karamel yang dihiasi dengan whipped cream. Total waktu yang disisakan 1 menit 12 detik dari 15 menit yang disediakan, dan ia berhasil meraih juara pertama saat namanya diumumkan sebagai pemenang diakhir acara Indonesia Barista Competition 2011 wilayah Jogja. Liputan selengkapnya IBC di Jogja !

Selain Kiky, di tempat kedua, Yasep Maryana dari Kedai Kopi dan Espresso Bar, disusul oleh Aris Dwi Atmoko dari Hotel Santika Jogja yang meraih tempat ketiga. Ketiganya bersama tiga finalis lainnya akan diberangkatkan ke Jakarta pada final penyelenggaraan IBC di bulan April tahun depan. Sebagai pemenang utama, Rifky atau Kiky berhak mendapatkan voucher sebesar 5 juta rupiah dari sponsor, Tofin products.

Sebelum pengumuman pemenang, Tuti Mochtar membagikan catatan penting mengenai hasil penilaian para juri mengenai kemampuan para peserta IBC.  Menurutnya, pada event di Jogja terdapat 10 orang peserta yang harus tersisih karena jauh melebihi batas waktu 15 menit yang telah ditentukan panitia.

Poin penting lainnya adalah masih adanya kekurangpahaman banyak peserta akan konsep minuman espresso termasuk waktu ekstraksi. Jadi Tuti mempersilakan para finalis yang terpilih untuk menghubungi SCAI yang akan terbuka untuk meningkatkan kemampuan para peserta. Dibanding dengan event IBC di Bali bulan Oktober kemarin, hasil rata2 peserta Jogja hanya 400 point atau 200 angka lebih rendah dibanding rekannya di pulau Dewata.

Sekedar menggarisbawahi pernyataan Tuti Mochtar, salah satu juri juga berpendapat sama  jika memang terdapat beberapa peserta yang melakukan ekstraksi kadang hingga 40-60 detik (over extract) atau hanya 10 detik (under extract). Ada peserta yang menunggu espresso hingga mencapai volume yang diinginkan walaupun waktu ekstraksinya berupa tetesan (dripped) dan tidak berupaya untuk langsung menyesuaikan settig grinder atau tamping.

Terabaikannya proses penting seperti grinder adjustment pada tahap persiapan, seringkali membuat  ekstraksi espresso menjadi under atau over extraction. Saya cuma berasumsi, mungkin sebagian peserta menganggap bahwa volume 30ml yang menjadi ukuran sebuah espresso, bukan kombinasi antara extraction time dan volume. Faktor lain, rasanya tidak terlihat peserta yang membekali dengan timer untuk mengukur waktu ekstraksi agar konsisten setiap shot-nya.

Heri Setiadi, salah satu juri menyitir minimnya presentasi yang dibawakan oleh peserta. Mungkin karena gugup saat tampil, sebagian peserta kurang greget dalam menjelaskan proses kerjanya atau asyik sendiri sehingga kurang melakukan komunikasi di hadapan para juri dan penonton.

Di balik hal di atas , penampilan Aris Setiadi dari Hotel Santika Premiere Jogja patut diacungi jempol terutama saat ia menampilkan karya terbaiknya dalam sebuah signature drink yang diberi nama “Radius 10”.  Di hadapan para juri, Aris memaparkan minumannya yang ia ambil dari peristiwa meletusnya gunung Merapi baru2 ini. Terdiri satu shot espresso yang dicampur dengan telur,  bumbu kari, dan gula kastor. Setelah itu terdapat empat tabung saus yang ia beri nama :

  1. Lava panas : berupa rempah
  2. Abu Vulkanik : campuran kacang mede dan susu
  3. Lahar dingin : coklat
  4. Merapi merem : cengkeh

Para Juri diminta untuk mencampur salah satu saus tersebut ke dalam shot espresso lalu Aris menjelaskan bahwa keempat tabung tersebut merupakan rangkaian peristiwa dari meledaknya gunung Merapi yang mengeluarkan “Lava Panas” hingga kembali normal. Saus “Merapi Merem” merupakan sebuah harapan agar Jogja kembali normal dan bangkitnya kembali sektor pariwisata di kota ini. Apalagi sebagian bahan seperti telur ayam kampung, bumbu kari, dan rempah2 ia ambil dari lereng Merapi yang kini sudah habis tersapu lava dan awan panas. Begitu kira2 penjelasan yang dikemukakan oleh Ari Dwi Atmoko dihadapan para juri yang diiringi tepuk tangan penonton.

Kreasi “signature drink” yang punya ruh seperti “Radius 10″merupakan presentasi yang diharapkan dari peserta IBC, sebuah contoh perpaduan cantik antara minuman kopi dengan kultur setempat. I trust you agree on me.

Harapan lain, tentunya peserta akan lebih baik lagi dalam manajemen waktu sehingga tidak perlu terburu-buru dan langsung berucap “time” hanya sekedar tidak over time,  padahal masih tersisa cukup waktu untuk membersihkan area kerja. Ada peserta yang membawa alat ukur, tapi tidak jarang yang menggunakan “ilmu kira2” saat menuang sirup atau bahan lainnya. Tapi yang tidak boleh dilupakan adalah masalah kebersihan terutama pada saat dosing, tamping, steam wand, bagian portafilter hingga ke spout-nya dan dilarang keras memegang bibir cangkir yang akan disajikan kepada juri. Itu hanya sekedar catatan terserak saya selama dua hari memperhatikan para peserta.

IBC babak penyisihan kota Jogja diadakan pada tanggal 8-10 Desember dan diikuti oleh 19 orang peserta (Bali 24) yang datang dari kota Jogja, Magelang, dan Solo. Sehari sebelum lomba berlangsung, di hari Jum’at, 8 Desember, Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI) mendakan jumpa pers mengenai kegiatan IBC dan Peranan Profesi Barista Dalam Industri F&B. Semua kegiatan dilangsungkan di Miami Bistro, Jl. Kol. Sugiyono 69 sebuah tempat pelatihan calon pekerja kapal pesiar dan dan coffee shop di kota Jogjakarta. Konfrensi pers dipimpin oleh Ina. A Murwani, selaku Direktur Pelaksana AKSI,  dan juga dihadiri oleh Andre Hermawan dari Miami Bistro, Tuti H. Mochtar (Ketua Umum AKSI),  Adi W.Taroepratjeka dan Irvan Helmi (Panitia IBC).

Mari kita berikan semangat kepada seluruh perwakilan dari Jogja untuk tampil lebih prima dan memukai pada saat final di Jakarta.

Sampai jumpa pada IBC babak penyisihan di Surabaya pada tanggal 28-30 Januari 2011 !

* * * * *

23 replies
  1. Crisbell
    Crisbell says:

    Nggak semuaNa kaliii…. ada juga yang tau tentang bagian mesin espresso… kalo over extrac tergantung si barista juga, namaNa ilmu kan berbeda… yang penting maju viva barista jogja.. !!!!!

  2. elim
    elim says:

    mohon info pak Toni utk next even di surabaya diadakan dimana & jam berapa? apakah even tsb bisa ditonton utk umum? kebetulan saya berdomisili di surabaya. thx

    Kegiatan IBC Ada di halaman Acara Kopi, yang akan saya update untuk setiap pengumuman terbaru dari panitia.

  3. bdooll_blackbeer
    bdooll_blackbeer says:

    mohon informasinya pada tema2, yang tau dimana tempat kursus barista bdi jogja,,,thank before….

  4. Enrico
    Enrico says:

    Siiip… cuma jangan2 pesertanya nangkepnya kebanggaan kota. tapi wajar aja sih :p kayak tim sepakbola 😀

  5. HK
    HK says:

    @Enrico
    justru tujuannya IBC ini buat cari wakil Indonesia untuk tanding di ABC dan WBC, sengaja diadakan per regional supaya wakil daerah ga keberatan ongkos tanding di jkt, jd SCAI ambil inisiatif jemput bola, nanti yang terpilih semua dibiayain untuk tanding di grand final di Jakarta 🙂
    soal ‘acceptable taste’ kan ada score sheet buat sensory, dan tiap peserta langsung berhadapan dengan 4 juri sensori 🙂

    @si_petho, nanti disampaikan ke yang lebih berwenang 😀

  6. si_petho
    si_petho says:

    @pak HK:
    pak,saia mau minta panduan dasarnya bikinkopi,di SCAI,tp di web nya kok ga nemu ya???
    apa saia yg ga jeli bacanya….
    soal salaman kenceng…hehehheheheya maaf……

  7. Enrico
    Enrico says:

    @pak HK
    woooooooowwww!!! 20’000 Watt!! gile…

    Saya sih berharap para peserta di semua kota tidak terpaku pada “antar kota”, karena tantangan besar masih menunggu.. Nooooh si singaparna eh singapore! Sudah bikin Singapore Barista Cup duluan (secara gituh 1 kota doang). Kan belum diadu tuh lawan mereka hehehe… Belum lagi Asia Barista Championship, belum lagi World Barista Championship! 😀

    hmm… definisi “acceptable” apa yak, nyeknyeknyek….

  8. Aris Dwi Atmoko
    Aris Dwi Atmoko says:

    Thank you buat SCAI yg telah ngadain acara di Jogja. Terimakasih jg buat Bang Toni yg telah ngliput acara ini. Dari acara ini byk temen2 Jogja yg pgn belajar ttg Barista.. Dalam waktu dekat ini mungkin kami jg akan bikin acara serupa, mungkin dgn skala yg lebih kecil utk merangsang para barista di jogja utk lebih maju dan berkreasi. Thank you for all… Go Barista!!!

  9. HK
    HK says:

    @Enrico
    banyak cerita lucu dan ajaib soal IBC yogya ini, salah satu yg mengejutkan adalah satu dari beberapa kopi ‘over extracted’ itu rasanya ‘acceptable’ menurut sensory judges (sebelum dikasih tau oleh technical judge bahwa itu ‘way too over extracted’). tapi karena regulasi yg mensyaratkan harus dalam time frame 20-30 detik jadi nilai teknis 0.
    Jadi sebenernya soal selera kan relatif, lepas dari aturan2 nyeduh 😀

    Pemilik hotel dan kafe yg kirim peserta antusias semua, semoga dengan IBC ini kafe2 Yogya lain ikutan lain kali 🙂

    Kebutuhan listrik buat event itu 20000 Watt, tp byar pet karena PLN yogya yang sering byar pet sih katanya, bukan beban dr acara.

  10. Andy
    Andy says:

    Mas Toni,
    Tolong dong di web anda di sajikan jadwal kegiatan perkopian. Terutama kalau ada event2 penting seperti IBC. Saya menyesal tak bisa menyaksikan. Kebetulan saya pas ada di Yogya, tapi tidak tahu agenda kegiatan per kopi an. Kalau Mas Toni selalu up date agenda tersebut, pasti banyak yang bisa mengikuti, meskipun hanya menonton. Tks

    Saya akan sediakan “PAGE” khusus, makasih sarannya.

  11. Enrico
    Enrico says:

    @pak HK
    “Experience is a harsh teacher, because she gives the test first, the lesson afterwards”

    Menurut saya malah pengalaman seperti ini akan mencambuk peserta utk lebih mendalami lagi… dan yang untung siapa lagi kalo bukan kita yang dateng utk ngupi2, dengan ekspektasi kopi yang lebih baik…. heeeheeeheee….

    Harus gandeng si cafe-nya (yang ngirim barista) juga nampaknya supaya mereka ngerti bahwa investasi ke melatih barista = better coffee = better customer satisfaction…

    Si simonelli makan listrik berapa watt pak, koq bisa bikin listrik byar-pet?? weww…

  12. HK
    HK says:

    Senang acaranya bisa selesai sesuai harapan, banyak hal yang bikin ngeri sebelum acara diselenggarakan, mulai dari mesin kopi yang terlambat datang dr jadwal jam 11 siang jadi 7 malam, hujan deras dan listrik sering padam.

    @Enrico, kebanyakan dari mereka belum dapat pengenalan yang benar soal ‘espresso making’, bahkan belum tau istilah-istilah dari pembuatan espresso atau bagian-bagian dari mesin. Tapi semangat dan mental mereka ajaib, tinggal nanti mereka mau ga minta bantuan SCAI untuk memperdalam lagi.

    @Charles, note dari salah satu juri soal Mas Bro Petho: salamannya kenceng banget 😀

  13. sandalian
    sandalian says:

    Wew, baru tahu kalau ada peserta yang melebihi waktu 30 detik untuk extracting. Padahal menurut saya itu termasuk ilmu dasar espresso.

    Btw senang ketemu Pak Toni di acara ini, meskipun hanya beberapa menit saja 🙂

  14. si_petho
    si_petho says:

    mantabh……..
    selamat buat kiki yg konsisten dalam performnya
    buat barista jogja….jangan mau di jatuhkan tanpa perlawanan….kita adalah barista istimewa yogyakarta…..mari bersatu,satukan konsep dan visi,tunjukan bahwa barista jogja memang istimewa

    sekali lagi buat Mr. Tonny yg emang wahid sekali dalam mengambil momen…sekali lagi tangan berotot muncul di blog panjenengan

  15. arry.etanol
    arry.etanol says:

    akhirnya ketemu dengan mr. toni wahid yg terkenal itu.. hahaha 😀 very happy sir

    selamat buat flo cafe dan mbak kiki ..

    signature drink-nya dari santika mantap, kreatif banget .very nice .. jogja bangetz.

  16. Rist
    Rist says:

    Bawa nama Jogja ke Asian Barista Championship 2012. Meski baru pertama kali di adakan di jogja , kalian tunjukkan jogja jg punya barista yang handal…
    Jangan malu dgn over ekstraksi kalian. ada waktu panjang utk kalahkan barista dari lain tmpat.

  17. Enrico
    Enrico says:

    Pertamaxxx!!!

    Koq bisa ya barista sampe overextracted lama sekali… Kan sekarang bahkan sampe ada yang misuh2 karena beda sepersekian detik hahaha! Ini sampe puluhan detik… Apakah mungkin karena menjadi barista secara otodidak (tanpa pelatihan formal)?

Trackbacks & Pingbacks

  1. […] This post was mentioned on Twitter by KEDAI KOPI , Teddie Dian Patria. Teddie Dian Patria said: Liputan Indonesian Barista Championship 2010 – http://www.cikopi.com/2010/12/ibc-jogja/ […]

Comments are closed.