Salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh pengguna mesin espresso komersial adalah biaya tagihan listrik yang membengkak akibat peralatan yang berdaya besar. Bukan hanya itu suplai listrik di beberapa daerah terutama di luar Jawa banyak yang belum konsisten dengan pelayanan perusahaan penyedia listrik negara. Mesin espresso komersial memang perlu daya yang besar untuk bisa bekerja secara optimal memanaskan air di dalam boiler yang kebanyakan memakan listrik 4 hingga 5 ribu watt. Tapi masalah itu mungkin bisa diatasi dengan mesin Rancilio Classe 6 yang hanya berdaya listrik 500 watt, selebihnya biarkan gas yang bekerja untuk memanaskan boilernya. Saya berkesempatan melihat performanya di lokasi distributornya, Caswells Coffee, Jl. Kemang Timur Raya 7A Jakarta akhir pekan tadi.

 

Siapa tak kenal Rancilio perusahaan pembuat mesin espresso dari Italia yang salah satu produknya Silvia menjadi the darling of home espresso machine bagi para home barista. Untuk tipe komersial, Rancilio mengeluarkan dua tipe yakni yang mereka sebut dengan fully automatic dengan merek Egro dan traditional oleh Epoca dan Classe. Tipe Classe dibagi lagi menjadi Classe 6, 7, 8, dan 10, tapi entah mengapa mereka meloncati angka 9. Di hadapan Anda adalah Rancilio tipe Classe 6, semi automatic, salah satu model selain yang automatis (volumetric) dan lever.

Diperlukan tiga orang untuk mengangkat mesin dengan 76 kg dan didudukan di under counter yang sudah disiapkan di ruangan pamer kantor Caswells. Di dalam box nya terdapat perlengkapan standard berupa dua portafilter ukuran double shot, satu portafilter untuk single shot, gas kit berupa koneksi untuk memasang ke tabung LPG. Walaupun Classse 6 merupakan mesin komersial, Rancilio “berbaik hati” untuk menyertakan sebuah tamper plastik dan sendok kopi yang besar kemungkinan tidak akan digunakan.

Berbalut stainless steel yang berwarna doff dan penutup atau panel samping yang berbahan polycarbonate, Classse 6 siap untuk digunakan untuk pertama kali. Mari kita mulai dengan bagian paling atas yakni cup warmer yang berukuran 40×70 cm, tentunya akan sangat banyak menampung lebih dari selusin gelas dan perlengkapan barista lainnya. Menurut Agustinus Tassi, roaster dan Juara Barista tahun 2009, salah satu kelemahan warming cup adalah panas yang berlebihan dibagian belakangnya yang diakibatkan oleh api dari gas. Jadi peletakan gelas cukup 2/3 dari luas keseluruhan.

Pada saat panel atas dibuka akan terlihat boiler besar dengan kapasitas 11 liter dengan dua pipa heat exchanger dengan kedudukan vertikal dan terhubung langsung dengan masing2 group head. Heat exchanger adalah tabung kecil yang terdapat dalam boiler dan mengalirkan air langsung ke group head saat ekstraksi. Di bagian sudutnya terdapat pompa tipe rotary yang merupakan standard mesin2 komersial.

Lanjut ke bagian fitur lainnya, Rancilio Classe 6 ini terdiri dari dua group, artinya menggunakan dua portafilter stainless yang diameternya berukuran 58mm. Ujung handle portafilter dihiasi lambang perusahaan Rancilio dan berat keseluruhan 0.6 kg. Di panel sebelah kiri terdapat dua manometer untuk indikator tekanan pompa dan boiler, petunjuk penting yang harus selalu diperhatikan oleh pengguna.

Tipe mesin ini semi automatic, artinya Barista akan mengontrol sepenuhnya volume ekstrasi pada saat brewing dengan menekan satu tombol. Pada Rancilio tipe automatis, terdapat sistem volumetric dimana waktu ekstrasi bisa diatur sedemikian rupa hingga mesin akan berhenti brewing pada waktu yang telah ditentukan.

 

Tuas steam wand terdapat di bagian kiri dan kanan mesin dengan tombol pengatur berbentuk lingkaran, sedangkan air panas bisa diperoleh pada tuas yang berlokasi di bagian kiri. Fitur lain yang tersedia adalah “water level indicator” untuk menunjukan volume air pada boiler.

Drip tray berukuran cukup luas dan langsung terhubung dengan pembuangan air di bagian bawah. Selain itu terdapat switch untuk menyalakan mesin, tombol pertama adalah untuk kombinasi gas dan listrik dan kedua hanya untuk listrik saja yang akan memakan daya 4500 watt.

 

Mencoba Classe 6
Instalasi mesin Rancilio Classe tidaklah rumit, bagian yang harus diperhatikan adalah penyambungan pipa gas untuk meyakinkan semua pipa sudah terkunci dengan sempurna demi menghindari kebocoran. Dua bagian terakhir adalah saluran air bersih dan kotor. Pertama nyalakan tombol tombol power yang berdaya 500 watt untuk menghidupkan panel listrik dan membuat pompa bekerja menyedot air ke dalam boiler. Empat menit waktu yang dihabiskan untuk mengisi 11 liter air di dalam boiler. Selanjutnya pemantik dinyalakan dan api biru dari gas mulai menyala untuk memanaskan boiler yang akan menggerakan tekanan boiler pada angka 1.1 hingga 1.3 bar sesai pengaturan gas, waktunya selama 40 menit.

Saat mesin sudah siap, kami melakukan flushing dan steaming sambil  melihat api gas kembali menyala lebih besar saat kedua hal ini dilakukan. Maksudnya agar suhu panas di boiler tetap terjaga dengan sistem thermostats yang sudah terintegrasi di dalamnya. Classe 6 pun sudah siap dan kami menggunakan Espresso yang merupakan racikan dari Caswells.

Dosing pada grinder menggunakan grinder Rocky tipe doser, berbentuk kecil tapi sudah menjadi salah satu legenda dalam hal menggiling kopi. Dulu saya pernah memiliki grinder Rocky dengan sistem doserless dan punya kemampuan yang sama dengan doser.

 

Idealnya demi menghemat cost, dosing per shot bisa diatur minimal 7 gram, tapi pada prakteknya 9-10 gram adalah ukuran yang sering saya gunakan untuk alasan kepraktisan. Maka shot pertama langsung memperlihatkan kinerja mesin yang menggunakan bahan bakar gas ini. Rancilio Classe 6 dengan kapasitas boiler 11 liter tanpa kesulitan mengeluarkan tenaga terbaiknya dan tetap konsisten tanpa jeda untuk brewing dan steaming. Agustinus Tassi memang barista handal, tapi saya juga ingin mencoba kemampuan Classe 6 sekedar ingin merasakan kemampuannya yang memang dapat diandalkans ebagai teman bisnis di cafe. Steaming susu cair untuk dua gelas saji cangkir latte berukuran 7 oz hanya memerlukan waktu 22 detik saja.

Baiklah, kemampuan Classe 6 tidaklah jauh berbeda dengan mesin2 komersial setara, tapi penggunaan gas sebagai bahan bakar utamanya merupakan nilai jual yang terlalu menarik untuk para konsumen. Pemakaian gas untuk memanaskan boiler mengakibatkan penggunaan listrik yang minim atau hanya 500 watt yang digunakan untuk menggerakan pompa dan panel2 listrik. Tidaklah salah kalau Rancilio Classse 6 selalu menjadi piliha pengguna terutama di daerah yang masih minim suplai listrik atau pebisnis yang ingin menekan biaya overhead cost sebuah cafe baik di kota besar pulau jawa hingga nun jauh di pulau Batam.

Kesimpulannya, saya akan merekomendasikan Rancilio Classe 6 bagi Anda yang ingin meminimalisir biaya listrik tanpa mengorbankan kehandalan sebuah mesin espresso komersial.

* * * * *

 

 

16 replies
  1. Michael
    Michael says:

    Pak Toni, numpang nanya, mesin rancillio ini masi available di market ato udah discontinued..??

  2. Agus
    Agus says:

    Dear Pak Hery,
    terima kasih pak pertanyaannya,sebenarnya kalau dilihat dari system dan cara kerjanya mesin ini sebenarnya tidak beda dengan kompor gas rumahan yang ada disetiap rumah diindonesia maupun dimanapun,,hanya untuk tindakan antisipass biasanya kami memberlakukan SOP yg ketat dalam melatih user menggunakan mesin class6 ini,gas eliji yg diinstall berguna buat panaskan air dalam boiler saja,yg dimana dalam operasionalnya diatur secara otomatis besar kecil apinya.sehingga tingkat keamanannya dapat dijaga,,tapi sebenarnya ini juga balik lagi nantinya diruang lingkup user sendiri pak,,banyak user yg justru sangat rendah dalam menrapkan standard latihan yg sudah diajarkan,terima kasih pak

  3. decofz
    decofz says:

    Wah, setelah bertahun tahun, kini kembali Dipasarkan mesin gas 😀

    Dulu sebenarnya udah beredar mesin gas model gini.

    + hemat tagihan listrik
    + hemat biaya tambah daya
    – 40 menit mah kelamaan kalu baru panas
    – kalau udah ada umur, mesin nya jadi kotor banget terutama bagian bawah boiler dan sekelilingnya juga
    – kalau pematik nya rusak, hati hati kalau ada yg ngerokok, duarr
    – lama2, bau cafe jadi bau dapur

  4. decofz
    decofz says:

    Wah, setelah bertahun tahun, kini kembali Dipasarkan mesin gas 😀

    Dulu sebenarnya udah beredar mesin gas model gini.
    + hemat tagihan listrik
    + hemat biaya tambah daya
    – 40 menit mah kelamaan kalu baru panas
    – kalau udah ada umur, mesin nya jadi kotor banget terutama bagian bawah boiler dan sekelilingnya juga
    – kalau pematik nya rusak, hati hati kalau ada yg ngerokok, duarr
    – lama2, bau cafe jadi bau dapur

  5. Hery Ishak
    Hery Ishak says:

    Pak Agus…, dengan sistem pemanasan “terbuka” seperti itu, memang gak ada salahnya kita fikirkan tingkat resiko kecelakaan. Tapi memang saya belum liat langsung pengoperasian nya. Mungkin pak Agus bisa menjelaskan segi baik dan buruknya menggunakan msn model begini.

  6. prast
    prast says:

    baru tau ada mesin sebesar ini cm butuh sedikit listrik sisanya gas, apa Rancilio pioneer di inovasi seperti ini? atau ada merk lain yang lebih dulu?

  7. Hery Ishak
    Hery Ishak says:

    Pak Enrico.., Salah satu daerah nya yaitu Bandar Lampung. Itu daerah sudah lumayan banyak yg tertarik menggunakan espresso coffee machine. Saya sudah jual beberapa unit di sana. Dan mereka sangat antusias, walaaaww…msh sering terkejut dgn harganya he he he …

  8. Endang
    Endang says:

    Pak Ton, emang grindernya mutlak harus grinder khusus kopi begitu ? apa kalo pake grnder yang merupakan kelengkapan ikutan dari suatu blender, tdak boleh ? akan mempengaruhi rasa espresso ?

  9. Enrico
    Enrico says:

    Grinder yang paling utama… Grinder ga bagus, udahlah dari awal ga usah invest beli mesin espresso hehehe… Paling banter pour over aja :p

    Pak Hery, kalo di daerah itu daerah mana? orang2 di daerahnya emang seneng kopi espresso based ato ngga? hehehe..

  10. Hery Ishak
    Hery Ishak says:

    Boleh juga itu Kang…., untuk customer di daerah punya harapan yg cerah untuk menyajikan kopi dgn standar yg di harapkan…, Cuma tinggal ngitung berapa duit utk budget mesin nya. Biasanya produk dgn inovasi yang baru hrgnya membuat kening
    mengkerut… Semoga aja saya salah.

  11. Hery Ishak
    Hery Ishak says:

    Aya aya wae…mesin kopi nya. Tapi menurut saya mah…, tong make gas anu tilu kilo tea…,beusi “mleduk”, leubar ka mesina he he he…. Mantaplah kang Tony.

  12. ipungmbuh
    ipungmbuh says:

    Pak Toni, ulasannya mantep2 euy tentang kopinya. Kalau boleh kapan2 saya mbok diajak, Pak. heheh.

    Btw, saya punya koleksi beberapa kopi lokal, siapa tau, Pak Toni dkk, berkenan nyruput kopi2 itu bareng-bareng, nanti saya bawakan. 😀

  13. Endang
    Endang says:

    Pak Toni, kalo saya ingin membuatnya sendiri dirumah, tipe mesin espresso rumahan apa yang sebaiknya saya miliki. Caffetierra kah ? atau yang manual seprti Presso misalnya ?

    – Yang paling mendekati rasa espresso mungkin moka pot atau caffetierra. Tapi, kalau belum punya grinder, mending beli alat giling kopi dulu sebelum membeli alat kopi apapun.

Comments are closed.