Dalam beberapa hari terakhir saya harus membiasakan diri dengan mesin espresso Vibiemme dan terus menerus mengenali cara kerjanya terutama memperhatikan tekanan pompa saat membuat espresso. Tidak terhitung berapa banyak biji kopi yang dihabiskan, shot after shot, under extract, over extract, begitu terus berulang-ulang dan sudah tak terhitung berapa kali terciprat panasnya air demi menciptakan 1oz cairan coklat keemasan ini. Foto tentu lebih berbicara dibanding dengan kata2 saya yang belum punya kualifikasi untuk menjelaskan pembuatan espresso yang benar. Inilah fare l’espresso Vibiemme Domobar atau membuat espresso dengan mesin ini. (Update foto2 espresso dengan gelas ukur)

Bagi sebagian atau mungkin banyak orang espresso bukan minuman yang diminati dan barista di cafe harus meyakinkan kalau pemesan minuman ini yakin dengan ordernya.

Banyak kasus lucu yang terjadi manakala pengunjung protes atau mungkin heran dengan ukuran mini jenis minuman ini. Sebagian mungkin tidak tahu dan hanya memesan espresso karena memang harganya relatif paling murah dibanding dengan jenis minuman lain seperti latte atau cappuccino.

Terlepas dari kasus yang agak di luar kebiasaan tadi, espresso tetaplah memegang peranan penting sebagai fondasi membuat jenis minuman kopi lainnya.

Artinya espresso yang baik akan melahirkan rasa cappuccino atau latte yang seimbang atau saling mengisi antara rasa susu dan kopinya serta tidak saling mengalahkan. Untuk itu dasar pembuatan espresso yang benar merupakan bekal utama menjadi barista, kira2 teori itu yang saya dapatkan termasuk dari Franky Angkawijaya, seorang barista guru di Indonesia.

Mengulas sebuah mesin espresso tentunya  harus dilihat kemampuannya dalam menghasilkan jenis minuman ini dari beberapa karakteristik seperti aliran kopi dari spout di portafilter, warna krema, volume yang tepat, dan waktu ekstraksi yang kita inginkan selain dari teknis mesin itu sendiri.

Tak kalah penting tentu saja kemampuan operatornya. Saya barista ? sama sekali bukan 🙂  cuma sekedar berbagi pengalaman mencoba mesin Vibiemme dalam beberapa hari terakhir ini, hanya itu.

Sesekali saya harus mengundang Agustinus Tassi, juara Barista Nasional untuk mencoba mesin ini dan meminta tanggapannya 🙂

Ceritanya dimulai dari setting si grinder kopi. Ini proses yang menurut saya sangat melelahkan dan menghabiskan banyak kopi. Namun mengatur grinder adalah proses yang maha penting dalam pembuatan espresso. Perlu kesabaran dan ketelitian melihat kehalusan bubuk kopi yang kira2 tepat untuk ektraksi yang kita inginkan.

Namun kalau sudah terlatih tentunya tidaklah sesulit seperti apa yang saya alami dan hanya perlu waktu singkat untuk menyesuaikan tingkat kehalusan kopi dengan mesin espresso. Saya mengatur angka grinder di angka minus 2 yang menurut Caswell seharusnya diangka 12 sebagaimana pengalaman mereka dengan berbagai mesin kopi.

Saya sudah mencoba di angka 12 dan hasilnya selalu under extraction dan menurut mereka kemungkinan ada sedikit tweak yang harus dilakukan oleh teknisi mereka berjanji untuk melakukan kalibrasi grinder ini.

Banyak diskusi tentang berapa waktu ideal untuk espresso dan masing2 punya argumen sendiri. Situs Coffeegeek dan Coffeeresearch mematok waktu antara 25-30 detik, namun banyak juga yang menentukan waktu kurang dari 25 detik. Untuk keperluan ulasan ini saya melakukan banyak percobaan antara 23 hingga 28 detik dan sesekali under extraction 15 detik dan kadang over.

Akhirnya setelah melakukan beberapa kali eksperimen waktu moderat berada di 24 hingga 26 detik, minimal warna crema dan jumlahnya diperkirakan sesuai dengan standard, menurut saya lho 🙂  Mungkin juga bisa berubah lagi seiring waktu apalagi Caswell’s Coffee akan mengkalibrasi ulang setting grinder Rocky Doserless, jadi kita lihat saja dalam ulasan selanjutnya.

Beberapa hari dengan Vibiemme Domobar adalah pengalaman langsung berhadapan dengan sebuah mesin kelas profesional setelah terbiasa dengan mesin maha pintar Electrolux selama bertahun-tahun. Di bawah inilah beberapa kesan awal terhadap kemampuan mesin Vibiemme :

Yang saya suka :

  • Bentuk fisik yang selalu enak dipandang dari berbagai sudut khas karya seni Itali yang memperhatikan estetika dari setiap sudut mesinnya. Inilah mesin yang membuat orang susah melepaskan pandangannya walau bentuknya tidak seunik Speedster yang berdesain retro.
  • Fasilitas heat exchanger dan fitur termosyphon yang menjaga suhu air ideal untuk ekstraksi espresso pada group head.
  • Waktu pemanasan yang singkat, kurang dari 30 menit mesin sudah ready to brew
  • Jeda atau cycle time yang cepat karena ukuran boiler 2.7 liter yang menyediakan tenaga besar untuk brewing maupun milk frothing.
  • Tidak berisik, kurang dari 100 desibel dan minim getaran karena konstruksi yang kokoh.
  • Yang paling menonjol adalah kemampuannya melakukan steam yang super cepat dan hasil memuaskan dalam setiap proses milk frothing.
  • Tombol power dua klik sebuah metode efektif untuk menghindari kerusakan mesin akibat kosongnya air di boiler.
  • Indikator tekanan pompa yang sangat membantu untuk menghasilkan espresso sesuai dengan tekanan yang dianjurkan.
  • Tempat penampung air yang besar hingga cukup menghemat waktu untuk mengurangi frekuensi membuang air kotor.
  • Portafilter yang kokoh dengan handle yang enak dipegang

Akan lebih asyik kalau Vibiemme seperti ini :

  • Adanya anti burn steam wand supaya jari tidak sering salah pegang bagian panas
  • Daya listrik 1800 watt relatif cukup besar untuk mesin satu group, Giotto hanya berkisar 1200 watt, lebih hemat listrik. Untuk kelas rumah tangga mesin ini cukup overkill karena harus menyedot daya listrik lumayan besar.
  • Untuk mesin sekelas Vibiemme, sebuah tamper yang layak kiranya patut dipertimbangkan mengingat harga yang dibayarkan oleh konsumen. Tamper plastik yang kecil membuat saya sedikit frustrasi karena selalu gagal menghasilkan espresso akibat sering  under extraction.
  • Fasilitas sensor yang akan mematikan mesin secara otomatis apabila air di tangki sudah tidak mencukupi.

Pada akhirnya tidak akan pernah ada sebuah mesin espresso yang sempurna karena di pasar terdapat pilihan yang begitu beragam dan tergantung kebutuhan setiap orang yang berbeda satu dengan yang lainnya.

Terlepas dari sisi desain produk, teknologi, dan kinerja, Vibiemme merupakan sebuah mesin yang diharapkan akan menjadi pendamping pemiliknya dalam jangka waktu yang lama. Saat siapapun yang memiliki mesin ini  bersiaplah menikmati ritual fare l’espresso setiap saat yang anda inginkan.

* * * * *

Sekarang kita coba dnegan menggunakan gelas ukur agar krema nya terlihat jelas sebagaimana foto di bawah ini :

Ini untuk membuat kopi tubruk spesialisasi cikopi.com 🙂

12 replies
  1. sutrisno
    sutrisno says:

    Cerita lucu lain,saya masuk ke salah satu cafe di kota saya yang terbilang masih ngga banyak coffee shop..maunya pesen espresso,si barista nanya balik,mau ngelembur ya bro???

  2. yohan
    yohan says:

    mas toni udah upgrade mesin lagi nih??
    kalo boleh tau, harga domobar super berapaan? ini yang double boiler kan?

    saya lagi pikir upgrade mesin apa ngoprek silvia saya pake PID dan pressure gauge

    thanks..

    – Di rumah masih dengan La Spzaziale Vivaldi II. Harga nett-nya saya gak hafal, jadi bisa klik saja iklan Toffin di side bar untuk tanya-tanya 🙂
    Lebih asyik ngoprek sih, Silvia kan udah cukup buat di rumah. Tapi ya kalau kena racun sih upgrade aja 🙂

  3. Rian Hafiz
    Rian Hafiz says:

    halo mas toni, saya lg liat2 reviewnya ini. rencana mau beli rancillio silvia tp si penjualnya malah saranin saya beli vibiemme domobar + rocky dengan offering harga yg sama 🙂
    menurut mas toni sendiri, mendingan mana silvia atau domobar? thx

  4. Oss
    Oss says:

    salam kenal pak Toni
    Baru 2 hari saya lihat2 di blog anda ini dah lngsung ketagihan,tiap kali online pasti buka ni blog…
    makasih bngt info2ny betul2 membantu saya…
    begini pak saya berencana beli mesin espresso n grinder,mnurut bapak dengan budget 10j dapat keduanya tidak n klo brkenan merk apa yg bpk recomnd?

    oya pak saya dpt merk mesin kopi”La Piccola Sara(Coffee POD System)” mnurt pak toni ini btul mesin espresso bukan?

    Terima kasih …
    OK budget 10 juta … saya rekomendasikan untuk membeli grinder yang bagus dulu sebelum membeli mesinnya. Di pasaran ada grinder Rancilio Rocky, rekomendasi yang doser supaya gak banyak clumping, harganya 4 jutaan. Kalau mau naik kelas ada La Spaziale, favorit saya, harganya 7 jutaan. Kalau mesin, ya Rancilio Silvia, harganya 8.5 juta di Jakarta. Jadi budgetnya harus ditambah lagi tuh 🙂
    Yang disebut tadi mesin espresso kalau menggunakan pod.

  5. Charles
    Charles says:

    Wah belum sempat-sempat nih icip icip VBM

    Ditunggu nih, pengen belajar dari home barista 🙂

  6. budiman
    budiman says:

    Mas Toni, mantap sekali foto-foto dan liputannya. Punya berapa banyak mesin kopi di rumah? Berapa harga mesin ini? Mas Toni ada info tentang no tlp kontak pihak yang jual mesin ini?

    Wah saya bukan kolektor Mas … 🙂
    Kalau berminat ini nomor telepon yang bisa dihubungi : Toffin Product : 021 66602505

  7. Budi
    Budi says:

    Pak Toni, blh ditambah info ttg taste hasil eksperimennya.
    Kalo dari foto kelihatannya sedikit ‘blonde’,-)
    tapi mungkin itu karena bawaan dari beannya.
    Kalo ada yg gak pas, kemungkinan besar krn clumping dari Rocky Doserless masih kelihatan di foto. 🙂

    Makasih Budi, coba saya eksperimen dengan bean yang lain. Trus ini koq si Rocky clumping-nya memang mengganggu sekali ya.

  8. alex
    alex says:

    pak toni….
    T O B ….buat reviewnya,sangat informatif pak !
    jadi buat orang awam kaya saya bisa tau lebih banyak .
    buat foto2nya….bikin saya pengen coba espresso dari mesin barunya…he he he.by the way pak , salam buat modelnya. kapan2 ajak juga ke bandung.

  9. Dony Alfan
    Dony Alfan says:

    Ada cerita lucu soal espresso, temen saya memesan espresso di sebuah kedai kopi, lalu pelayannya malah bilang, “espresso itu pahit banget lho, dan cangkirnya juga kecil.” Padahal temen saya itu memang hobinya nenggak espresso, hehe

    Kisah sebaliknya ya Mas … 🙂

  10. Irvan
    Irvan says:

    Memang gambar berbicara lebih baik dari pada seribu kata Mas Toni,, 😀
    Foto2nya sangat informatif, saya yang nggak ngerti mesin espresso selain mesin otomatis kepunyaan ayah saya yg tinggal pencet jadi tertarik sama tata cara pembuatan espresso. Terilhat ribet tapi justru menanatang.

    Salam ngopi Mas Toni 🙂

    Makasih Irvan … memag agak ribet, tapi banyak orang bilang di sinilah seninya. Seni ribet 🙂
    Tentunya ada kepuasan saat operator atau barista yang mengontrol tahapan pembuatan espresso dan bisa melakukan tweak agar hasilnya sempurna.

  11. luvkatz
    luvkatz says:

    Mantap, gambarnya bagus-bagus Kang Toni. Jadi membangkitkan selera untuk minum espresso hehehe 🙂 thanks share-nya. Salute!

    Kapan2 kita coba bareng … 🙂

Comments are closed.