Sahabat saya penikmat kopi sekaligus pemilik bisnis cafe di kawasan Bandung Utara mengirimkan sampel kopi luwak dan seperempat kilo kopi Bel Canto. Pertama mengenai kopi luwak Arabica yang memecahkan rekor sebagai kopi termahal di dunia. Di pasaran internasional harga kopi ini dijual dengan harga kisaran 120 hingga 600 US$ per pound (seikita seperempat kilo). Saya beruntung bisa mencicipi kopi ini dan sepertinya susah melupakan kenikmatan aroma dan rasanya yang bisa menciptakan sensasi tersendiri. So ini hasilnya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kiriman kopi langsung saya buka setelah pulang kerja. Keharumannya langsung menyergap dengan butiran kopi Arabica yang besaran dan warna yang konsisten.

Nah, anah saya satu2nya, si cantik yang kami panggil Nona sudah siap dengan portafilter Rancilio dan tamper alumunium yang berat. Ngomong2 ia sudah mulai bisa menikmati cappuccino dan sering membantu saya menyiapkan kopi espresso. Oh ya, sebelumnya kopi luwak saya giling agak sedikit halus untuk mesin espresso. (cupping biasanya tidak dilakukan dengan mesin espresso, tapi karena rasanya saya lebih mengenal rasa kopi lewat pekatnya minuman ini, maka saya lebih menyukai metode ini. Selain itu ilmu cupping saya belum mumpuni.

Mesin yang saya gunakan adalah Rancilio Silvia yang sangat bawel terutama untuk ketepatan halus-kasar gilingan kopinya. Belum lagi tamping (menekan kopi pakai tamper) yang harus benar2 pas walaupun seringkali agak padat karena terlalu bersemangat. Selain itu mesin ini harus dipersiapkan minimal 20 menit dan di flush berulang-ulang agar temperaturnya pas. Kalau tidak suka dengan ribetnya persiapan membuat kopi secara manual, mesin serba otomatis yang tinggal pencet bisa jadi pilihan, tapi buat saya tidak mengasyikan karena tidak ada tantangan. 🙂

Setelah semua siap, tombol espresso saya pencet dan tidak lama kemudian sekitar 25 detik espresso pun siap dinikmati. Tidak langsung diminum, tapi saya hirup dulu aromanya. Hmmm, kalau orang bilang aroma kopi ini kompleks saya setuju, fully bold, seperti anggur Merlot.

Biasanya kopi yang saya coba bisa langsung merasakan acidity dan bodynya, tapi tidak untuk kopi ini karena harus saya coba berulang-ulang untuk meyakinkan konsistensi indera saya. Penasaran, saya coba lagi dengan membuat cappuccino. Nah, tambah bingung lagi karena ada sedikit rasa karamel saat dicampur susu yang sudah di frothing (dikembangkan dengan mesin espresso).

Jadi pelajaran apa yang bisa dipetik setelah mencoba kopi ini ? Kalau kita lihat review di internet tentang kopi luwak benang merahnya di sini, ini juga, adalah taste-nya yang kompleks. Saya pernah dikirimi kopi Juan Valdez dari Columbia (one of the best coffee yang pernah saya minum) dan secara umum saya teringat akan kopi ini saat mencoba kopi luwak.

Sekali lagi terima kasih atas kiriman kopi ini dan saya sangat beruntung bisa menikmati salah satu kopi termahal di dunia. Posting selanjutnya Bel Canto Coffee.

Salam ngopi.

20 replies
  1. juju
    juju says:

    keluarga saya mulai melakukan penangkaran luwak dan kami bigung msti memasarkan kmn dan untuk skrg sudah ad lbih dr 20kg kopi luwak bagi syp saja yg membutuhkan bleh hub kami di no 08287048017

  2. budiman
    budiman says:

    Pak minta info tentang variable penilaian untuk kopi. Body itu kan kekentalan, tapi apak makin kental makin baik? Makin Acid makin baik? Bitterness itu after taste?

  3. Rahady
    Rahady says:

    Akhirnya udah nyoba juga secangkir kopi luwak! Di Café Excelso ada asli dijual.

    Tapi.. kok rasanya biasa aja ya hehehe.. apa Luwaknya bajakan atau lidahku yang gak kompatible sama Luwak 😀

  4. Aditya
    Aditya says:

    Didaearah saya daerah pegunungan banyak petani menanam kopi dari berbagai jenis, dan kami menemukan Kopi yang berasal dari luak kami mencoba untuk penangkaran luak.

    Kemana kami harus menawarkan Kopi luak yang kami produksi, Mohon Informasinya.

    Salam,
    Aditya

  5. Sochib Sanusi
    Sochib Sanusi says:

    Salam untuk penikmat kopi, saya tertarik dgn tayangan di TV mengenai kopi luwak, kebetulan saya telah selesai kontrak kerja di Grati/ Pasuruan. Langsung ke Bondowoso sblm pulang ke jkt. Kebetulan berhasil ketemu dgn penjual kopi luwak dan beliau adalah penyuluh pertanian yg slalu berkeliling kampung seputar perkebunan kopi disana. Langsung pas buka puasa nyeruput kopi luwak… weleh2 nikmatnya poll…

  6. Trion3
    Trion3 says:

    salam seruput,
    kenalkan saya tri, orang temanggung, jawa tengah. saya punya kopi luwak mentah, tapi sudah berupa buliran2, sudah tidak saling lengket. bisa minta bantuan pemasaran ga?harga kopimentah berapa?
    wassalam

  7. John M. Sianturi
    John M. Sianturi says:

    Saya telah bersahabat dengan musang yang menghasilkan kopi luwak selama 4 tahun. Sekarang dari Sidikalang (Dairi) bersama petani dalam kelompok tani kami sudah menghasilkan kopi luwak yang terjamin mutunya dan harganya cukup murah. Cara penyajiannya bisa dilink dari blog diatas. Kopi Sidikalang sudah terkenal sejak lama ke seluruh penjuru dunia. Kopi luwak Sidikalang, tentu, sangat sedap.

    Kopi Indonesia emang hebat kan ? Salam.

  8. Neni
    Neni says:

    halo..lo..para pecinta kopi…..mau nyobain kopi luwak?????penasaran kan untuk menikmati sensasi rasa dan aromanya gmna…..disini kami menyediakan kopi luwak asli hasil collecting”.,,dari hutan di lampung..berupa kopi gelondongan maupun bubuk…kami disini penduduk asli,tinggal di daerah tanggamus…anda berminat???harga bisa nego…
    hub:(0729)41462, 081322510734, 081379419456…

  9. ika
    ika says:

    Waah….rasanya anda wajib nyobain kopi luwak punya NXII. Itung-itung buat nambah perbendaharaan pengalaman ngopi anda tuch….Kalo tidak salah, kopi luwak NXII diambil dari Kebun Arabica dilereng Guning Ijen Situbondo-Bondowoso, namanya Kebun Kayumas…(Mas Yudo, betul kan infoku?)

    Boleh, tawaran yang menggoda. Mengapa harus dilewatkan ? Tapi bagaiamana caranya ?

  10. yudo syaf
    yudo syaf says:

    bung, kalau sempat ke surabaya, mampir ke Rollaas Cafe di Sity Of Tomorrow di Bundaran Waru. disitu ada kopi luwak, asli !!!
    kenapa saya bisa bilang asli, karena cafe itu adalah anak perusahaan dari PTPN XII tempat saya bekerja. PTPN XII merupakan penghasil kopi seperti Java Coffee Arabica…

    selamat mencoba.

    Nantikan saya di sana pak. 😀

  11. uwiuw
    uwiuw says:

    hahhaah hentikan posting sejenis krn mendorong sy tambah konsumtif. sejujurnya, sy tempted banget, kang. soal rasanya…Sy ingin sekali mencicipnya dan merasakan apa yg dirasakan. Seenak apakah ?

    hiks, programer harus berteman baik dengan kopi kan? Enang banget, harus dicoba. 😀

Comments are closed.