When I first started looking for a coffee grinder, Baratza was included in the list of my most coveted devices, but unfortunately at that time, this item was not yet available in Indonesia. The Vario type that I once wrote about has also disappeared and thus it’s unclear whether or not it’s still on the market. Encore Baratza is compact in its shape even though it’s made of plastic, making it relatively affordable, but the main factor to be considered is Mahlkoenig – the big name behind it. This German manufacturer has always made high-quality goods and their shop grinders can be priced at tens of millions of rupiah – like the Guatemalan type, for example. No wonder that in America, Baratza is quite popular and this type is the gateway for those who want to enter the realm of Mahlkoenig. I’ve tested it over this past week, thanks Phillocoffee who shipped the Encore grinder directly from its source.

As a fellow Nahdiyin or civic organizations in Indonesia, Nahdlatul Ulama as well Gusdurian – owner of Encore Baratza – Phillicoffee is certainly familiar with one of the rules of ushul fiqh (Islamic science and knowledge), “Al aslu fil ibaadati at Tahrim”, which roughly means “if a ritual is performed halfheartedly, then the law states that it is forbidden or haram (red. Arabic)”. If only this core knowledge is attributed to the ritual of making coffee, then presence of a grinder is mandatory – an item that should come first before you buy any coffee brewing equipment, including an espresso machine.

As many of you know, Phillicoffee is one of the suppliers of various coffee brewing equipment, and their mission is to improve the quality and experience of enjoying coffee. My first encounter with Phillicoffee was about two years ago in Bandung, when they had just started the business in this field. Now Philicoffee is already widely known and it has become a particular one-stop shopping for those who seek manual coffee brewing equipment.

Image 3: The Bean Hopper. Its ideal capacity is 200 grams of coffee beans that can be inserted into its plastic container.

Specification

Back to the original topic, Baratza Encore comes in a non-intimidating form, as well as being a professional grinder with a size of 12 x 35 x 16 cm and weighs about 3 pounds. Its conical-system burr size is made of steel with a diameter of 40mm, and it can rotate up to 450 RPM. There is no further information regarding its electrical power, but given the number of the rotational speed burr, I assume it is less than 200 watts.

The Baratza Encore uses the STEP system with 40 settings from fine to coarse to be used for espresso, drip, and french presses. Small numbers indicate the fineness of the coffee powder that will be generated and vice versa. Each movement is characterized by a click and there’s no need to use extra power, unlike other heavyweight grinders.

The coffee bean container or the bean hopper can accommodate up to 200 grams of coffee and it’s not equipped with a barrier (bean catcher). The doser can contain up to a maximum of 150 grams. Encore is also equipped with a portafilter handle to facilitate grinding coffee for espresso.

Image 4: The conical system burr with 40mm diameter will spin to a speed of 450 RPM. Claimed to have a better friction control so as not to increase the temperature of the coffee beans with a motor tool which is better enhanced than its predecessor types, Baratza Maestro.

Using Encore

For me, an early indicator of a good grinder is the easiness to change settings and of course the grind size which has to be visibly flattened or consistent. One way to tell is to just use it for espresso, because the result is demanded to be smooth and uniform so the result of the crema is of golden, brownish color.

The size of the conical burr is only 40mm, and coupled with a low rotational speed (450 RPM), Encore requires around 25 seconds for 20 grams of coffee, or 1:25 grams per second.

Only by a few adjustments between 1 to 5, Encore immediately showed its skill as a 2 million rupiah grinder that aids in producing this somewhat challenging beverage. Yes, there was clumping or granular-like little balls as the ground coffee came out of the hole, but this phenomenon also occurs in other commercial grinders, and it’s not a big deal for me.

Encore produces a sound that isn’t exactly melodic – with its plastic casing, and coffee grounds that can sometimes get a bit scattered – but for daily use even for light commercial, this grinder is good enough to be put on your wish list.

In music concert terms, Encore means an additional performance by the musician(s) after the event is finished which is fulfilled based on the audience’s demand; a sign that they really enjoy the presentation of the performance. Maybe it was Baratza’s intention to name its grinder Encore, aside from it being easy to use but also has a pretty good performance, I am glad that finally Baratza is available in Indonesia.

*  *  *  *  *

Dulu sewaktu saya mulai mencari alat penggiling kopi, Baratza masuk dalam daftar alat yang diincar, tapi sayangnya barang ini tak kunjung hadir di Indonesia. Tipe Vario yang dulu pernah saya tulis juga tak lagi terdengar apakah masih beredar atau tidak. Baratza Encore bentuknya ringkas walau bajunya plastik, harga yang relatif terjangkau, tapi faktor pertimbangan utama adalah nama besar Mahlkoenig di belakangnya. Pabrikan dari Jerman ini selalu membuat barang yang berkualitas dan shop grinder-nya bisa dibanderol dengan harga puluhan juta seperti tipe Guatemala. Tak heran kalau di Amerika, merek Baratza cukup populer dan tipe ini adalah pintu gerbang bagi Anda yang ingin memasuki ranah Mahlkoenig.  Saya sudah mencobanya selama seminggu terakhir, sebuah grinder kiriman dari Phillocoffee yang khusus mendatangkan Encore dari sumbernya langsung.

Sebagai sesama Nahdiyin atau groupies organisasi kemasyarakat terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama sekaligus Gusdurian, pemilik Baratza Encore, Phillicoffee tentu hafal dengan salah satu kaidah ilmu ushul fiqh “Al aslu fil ibaadati at tahrim”, yang artinya kira-kira “kalau melakukan ‘ibadah’ atau ritual secara asal-asalan, maka hukumnya adalah “haram”. Bila saja core ini dinisbahkan pada ritual pembuatan kopi, maka keberadaan grinder hukumnya menjadi wajib tentunya, Sebuah alat yang harus didahulukan sebelum Anda membeli peralatan seduh kopi manapun termasuk mesin espresso.

Sebagaimana banyak pembaca tahu Phillicoffee adalah salah satu pemasok beragam peralatan untuk menyeduh kopi yang sangat variatif dengan misi untuk meningkatkan kualitas dan pengalaman menikmati kopi. Pertama kali berjumla dengan Phillicoffee di kota Bandung sekitar dua tahun lalu saat mereka baru saja merintis usaha di bidang ini. Kini namanya sudah mulai banyak dikenal dan menjadi salah satu one-stop shopping khususnya untuk yang mencari peralatan seduh secara manual.

Spesifikasi :

Kembali ke topik semula, Baratza Encore selain bentuk  yang tidak mengintimidasi sebagaimana halnya grinder profesional  dengan ukuran 12 x 35 x 16 cm dan berat sekitar 3 kilogram. Ukuran burr dengan sistem conical terbuat dari baja dengan diameter 40mm yang bisa berputar dengan kecepatan 450 RPM. Tidak terdapat keterangan berapa daya listriknya, tapi perkiraan mengingat kecepatan putar burr, saya mengasumsikan kurang dari 200 watt

Menggunakan sistem “STEP” dengan 40 pengaturan dari halus hingga kasar yang bisa digunakan dari espresso, drip, hingga french press. Angka kecil mengindikasikan kehalusan bubuk kopi yang akan dihasilkan dan demikian pula sebaliknya. Perpindahan ditandai oleh bunyi klik dan tidak perlu menggunakan tenaga ekstra seperti pada grinder kelas berat.

Kontainer tempat biji kopi atau bean hopper-nya bisa menampung hingga 200 gram kopi dan tidak dilengkapi dengan pembatas (bean catcher)Doser-nya bisa memuat bubuk kopi hingga maksimal 150 gram. Encore juga dilengkapi dengan piranti portafilter handle untuk memudahkan saat  penggilingan kopi untuk espresso.

Menggunakan Encore

Bagi saya, indikator awal sebuah grinder yang baik adalah kemudahan melakukan perubahan setting dan tentu saja grind size yang secara kasat mata tampak rata atau konsisten.  Salah satu caranya adalah langsung menggunakannya untuk espresso karena bubuk kopinya ditutut lebih halus dan seragam agar kucuran kopinya bisa menghasilkan crema dengan warna goden brownish.

Ukuran conical burr yang hanya 40mm ditambah dengan kecepatan putar rendah (450 RPM), Encore memerlukan watu sekitar 25 detik untuk 20 gram kopi  atau 1.25 gram per detik.

Hanya beberapa kali putar antara angka 1 hingga 5, Encore langsung memperlihatkan kepiawaiannya sebagai grinder kisaran harga 2 jutaan yang bisa menghasilkan minuman sulit ini. Iya, ada clumping atau butiran seperti bola-bola kecil saat bubuk kopi keluar dari lubangnya, tapi fenomena ini juga terjadi pada beberapa grinder komersial yang buat saya tidak terlalu bermasalah.

Encore bisa jadi cukup mengeluarkan suara yang tidak merdu, casing plastik, dan bubuk kopi yang kadang sedikit berhamburan, tapi untuk keperluan sehari-hari bahkan untuk light commercial, grinder ini cukup layak untuk dijadikan wish list. 

Dalam istilah konser musik, Encore artinya penampilan tambahan dari musisi setelah acara berlangsung karena permintaan penonton. Sebuah pertanda mereka sangat menikmati sajian pertunjukan yang berkualitas. Mungkin itu maksud Baratza menamai grinder ini dengan Encore yang selain mudah digunakan juga punya performa yang cukup baik dan saya gembira karena Baratza akhirnya hadir di Indonesia.

 

 

 

17 replies
  1. pandu
    pandu says:

    salam kenal kang Toni Wahid, sudah lama saya membaca artikel di sini dan memberi saya pengetahuan yang cukup banyak, sehingga saya tertarik untuk terjun di dunia perkopian, saya punya budget 2jtan kang, saya bingung mau pilih grinder dengan budget segitu, kegalauan saya pilih Latina 600N atau Baratza encore ya…? saya gunakan untuk manual brew dengan alat Rok presso dan Kalita wave, Mohon di jawab ya Kang Toni,, Nuhuuun……

  2. chakra
    chakra says:

    Salam kenal kang TW, saya udah sering baca2 artikel2 akang nih dan so far bagus banget buat referensi coffeelovers.

    saya mau nanya nih kang, untuk perbandingan encore dengan solis maestro bisa diulas ga kang? terus market availability-nya barang ini gimana?

    many thanks before kang.

  3. Putri
    Putri says:

    Saya sudah pakai Baratza Encore selama setahun. Hasilnya sangat memuaskan. Saya juga punya grinder model Latina sebelum pakai Encore. Hasilnya jauh banget. Lebih bagus Baratza Encore ke mana-mana. Hasil kopi lebih seragam. Range grind size jg lebih banyak sampai 40 setting jadi bisa eksperimen grind size buat manual brewing di rumah saya.

    Support after salesnya sampai setahun. Asyik jg. Suku cadang dan servis gratis lagi. Ga nyesel beli lebih mahal Rp 500.000 karena hasilnya sebanding dan jatuhnya lebih murah melihat kinerjanya sampai sekarang.

  4. sutrisno
    sutrisno says:

    Lapor pak Toni..
    Sudah bawa pulang Latina ke rumah nih..
    Yang terasa berbeda dengan encore ya grind setting adjusmentnya..
    Encore sampe 40 setting,jadi bener2 buat yang mau dapet hasil grind maksimal,encore deh jawabannya..klo latina??buat seneng2an tiap pagi aja sebelum ngupi..uda capek pake hario ceramic slim sih..hahahaha

    Nice choice ! Giling kopi yang banyak untuk menghilangkan minyak dan aroma besi pada Latina.

  5. daniel
    daniel says:

    @alverus:
    wah mahal amat
    second hand koq harganya cuma beda 100rb dr harga baru, mending beli baru dr philocoffee barunya 1,9 jt

  6. hamid
    hamid says:

    Salam Kenal Pak Toni…
    Ternya setelah saya tersesat di Blog ini, saya ngerasa masih sangat2 nubi di dunia perkopian, padahal saya biasa minum kopi sudak lebih dari 15 tahun 3 kali sehari (Kopi Tubruk Cap K*p*l A*i)ato kopi Aroma.
    Ngomong2 Soal Kopi Tubruk Takaran Yang Paling pas menurut pak Toni perbandingan nya berapa ?? antara Kopi sama Air, trus untuk tingkat kelembutan Kopinya ada di level Mana pak… Punten pertanyaannya agak sedikit Oot….

    – Selamat datang Pak Hamid …
    Rasio kopi yang biasa saya gunakan adalah 10 gram kopi untuk 150 ml air, tentu timbangan digital akan sangat membantu. Bila nanti rasa kopinya terlalu pekat, tinggal tambahkan air, tapi tidak mengurangi kopinya. Jadi rasio ini bisa dijadikan ukuran awal untuk menyeduh kopi. Satu lagi, kalau beli kopi di Aroma jangan yang bubuk, tapi yang berbentuk biji, jadi hanya digiling pada saat diperlukan. Pinjem saja blender Ibu untuk menggiling kopi kalau belum ada alat gilingnya. Selamat mencoba. 🙂

  7. Rudy
    Rudy says:

    mohon infonya pak Toni
    lebih baik mana, flat burr atau conical burr?
    apa keunggulan dan kekurangannya pak?
    thx

  8. sutrisno
    sutrisno says:

    Terakhir ngecek di internet,latina dijual di maharaja seharga 1,39jt.di philocoffee,grinder ini 2jt.bedanya 400rb.kalau untuk cafe single origin yang baru mulai bisnis dengan modal yang pas2an,apa bisa mengandalkan baratza ini?atau latina?bisa kasih masukan??trims

    Kalau harga jadi isu, ya jawabannya jelas, pilih Latina karena kemampuan relatif sama.

  9. Dendi
    Dendi says:

    Ditunggu review Baratza Preciso dan juga Eureka Mignon Instantaneo yg di-endorse Philocoffee juga ;D

  10. Lulu
    Lulu says:

    Baratza ini ratjoen buat saya. Dulu Starbucks Indo pernah jual. tapi saya belum nyemplung ke kopi. Begitu liat posting tentang Baratza di cikopi, saya cek website Philocoffee. Duh duh ternyata lini Baratza yang dijual ada beberapa. Asal ada ijin nyonya pasti saya pinang grinder ini, atau yang Preciso hehehe ;p

    Kalau harus izin Panglima Tinggi mungkin agak susah hehehe. Good luck 🙂

  11. Kassa. A. Karman
    Kassa. A. Karman says:

    @darth harganya beda hampir sejutaan itu bro…, masa sama. Saya dah pernah pake Ltina sampe sekarang malahan.., cukup worthed kok dengan harganya, hasil juga memuaskan. Kalau bagusan mana, Pak Toni pasti bisa beri masukan, karena beliau pernah pakai dua2nya 😀

    Nb: Latina pernah jadi official grinder barista competition 😀

    – Terima kasih mas Kassa.
    Baratza memang terganjal dengan harga yang terpaut jauh dengan Latina, tapi hasil grind kedua grinder ini kurang lebih sama serta bisa digunakan untuk espresso. Latina menggiling dengan sangat cepat (2000 RPM), Baratza lebih kalem (450 RPM). Latina menggunakan flat burr (55 mm), Baratza dengan conical (40 mm).

    Tentu akan lebih seru kalau harganya tidak terpaut jauh. Tapi masuknya Baratza ke Indonesia adalah terobosan penting yang dilakukan Phillocoffee sambil menunggu beliau mengimport satu kontainer agar harganya lumayan miring 🙂

  12. darth
    darth says:

    kalo disandingkan sama latina 600n kira2 bagusan mana pak secara harga hampir sama

Comments are closed.