hfz4

Melalui kotak surat elektronik, Rismanto Kepala Bagian Hubungan Masyrakat Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) menanyakan kesediaan saya untuk bertemu dengan Menteri Helmy Faishal Zaini (40). Selasa tadi,  di kediaman resminya Jl. Denpasar no. 43, Kuningan Jakarta, saya menunggu kehadiran Menteri termuda dalam kabinet Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono ini. Selain pecinta kopi, Helmy adalah seorang Audiocholic serta fotografer handal, dan tentu saja seorang Nahdiyin juga salah seorang deklarator Partai Kebangkitan Bangsa yang didirikan oleh Gus Dur. Inilah sosok pejabat negara tertinggi yang bersedia bersilaturahmi dengan saya dalam sebuah perbincangan informal di kediaman resminya hari Selasa kemarin.

hfz

Di ruang tamunya saya melihat seperangkat audio “mainan” Helmy dari merek yang sudah tak asing di kalangan audiophile. Ada integrated amplifier Musical Fidelity tipe M3i berwana hitam, di atasnya bertengger CD Player Krell tipe S350, dan komponen terpenting yakni  sepasang speaker Sonus Faber Guarneri Evolution.  Subjek itulah yang menjadi pembuka perbincangan saya dengan Helmy  yang menurutnya sudah sejak dulu hobi mamanjakan indera pendengarannya. Ia kemudian mengajak saya ke ruangan home theater-nya yang juga dipenuhi oleh berbagai koleksi film berbagai genre.

hfz3

Sebagai seorang Menteri yang disibukan dengan kunjungan kerja ke berbagai daerah terpencil se-Indonesia, perkenalan Helmy dengan secangkir kopi dimulai saat dua tahun lalu ia singgah di Mamuju, ibukota Sulawesi Barat. Saat itulah sambil menikmati kopi ia mendengar aspirasi masyrakat setempat secara incognito. Menurut Helmy, itulah secangkir kopi ternikmat yang pernah ia rasakan dan segera mencari tahu asal muasalnya, sebuah eksplorasi akan cita rasa kopi pun ia mulai. Sejak saat itu, setiap kunjungan ke berbagai daerah Helmy selalu menyempatkan diri untuk menikmati kopi unggulan setempat dan mulai memasukan  komoditas unggulan ini ke dalam program kerjanya.

Tak cukup dengan bantuan langsung, Helmy pun melakukan berbagai koordinasi dengan koleganya di kementrian terkait dan berupaya untuk mempromosikan produk kopi unggulan. Salah satunya adalah dari kawasan Gayo yang menurutnya merupakan kopi terbaik dan cocok dengan cita rasanya. Ia menyitir akan miskinnya kemasan yang baik dari produk kopi lokal yang banyak beredar. padahal menurutnya, nilai ekonomis sebuah produk akan lebih besar di bagian hilir dan kemasan yang baik adalah faktor yang tak bisa dinafikan.

Helmy Faishal Zaini

Helmy lalu mengajak saya ke ruangan lantai atas dan ia menunjukan rak khusus berbagai biji kopi dari banyak wilayah di Indonesia dan saya kehilangan jejak menghitung jumlahnya karena begitu banyaknya. Setelah itu Helmy memperlihatkan  berbagai peralatan mesin espresso beserta kelengkapan lainnya yang membuat saya berdecak.

Biasanya seorang home barista cukup memiliki satu mesin espresso dan sebuah grinder, tapi tidak bagi Helmy yang mengkoleksi mesin lebih dari satu. Sebuah mesin kelas profesional La Cimbali Junior DT1 dan grinder Mazzer Mini adalah perangkat yang pertama kali ia gunakan saat ngaji sebagai barista. Namun karena kesibukan dan waktunya yang sempit, Helmy sekarang lebih memilih menggunakan mesin semi automatis dan menurutnya ia sangat puas dengan rasa yang dihasilkan.

Dengan sigap Helmy lalu menawarkan secangkir kopi kepada saya, sebuah kehormatan yang langsung saya setujui. Secangkir espresso dari mesin yang ia gunakan sehari-hari saya terima dengan senang hati karena baru kali ini mendapat kehormatan dibuatkan kopi oleh seorang pejabat tinggi negara.

audio

Sayang perbincangan harus terhenti karena saya tak mau mengganggu jadwal kerjanya yang padat dan segera pamit. Sebelum pulang Helmy memberikan sebungkus biji kopi peabery dari kawasan Gayo yang sudah saya coba hari itu juga dan setuju dengan pendapatnya, one of the finest coffee.

Sebagai sesama Nahdiyin. saya menyambut antusiasme Helmy untuk turut berkontribusi memajukan komoditas kopi di tanah air karena ia  sudah dan terus akan melakukan langkah terbaik dalam kapasitasnya sebagai Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal.

Pak Helmy, terima kasih untuk secangkir kopi dan obrolan ringannya.

*  *  *

17 replies
  1. David
    David says:

    Pak Tony,
    Terima kasih sudah mencerahkan kami semua. Dan semoga dengan paparan yang setia dari Pak Tony semakin membuka cakrawala wawasan kita semua akan dunia perkopian, terutama kopi Indonesia. Menjadikan kopi Indonesia tuan rumah di negeri sendiri dan produk unggulan negeri tercinta ini, demi kemajuan kopi Indonesia, kesejahteraan petaninya, dan kebanggaan kita semua.
    Amin.

  2. Mahdi
    Mahdi says:

    Saluu…t buat pak Helmi, saya tidak menyangka sosok seperti beliau ternyata ad bakat terpendam selain sebagai mentri ternyata dibalik layar sebagai pecinta sekaligus barista..
    sukses pak, semoga kalau pensiun jd mentri bisa berkarier jadi seorang barista profesional….

  3. Miew
    Miew says:

    saya suka banget baca artikel pak TW, nambah wawasan dunia perkopian yang selama ini saya buta banget… oia saya dapet biji kopi di daerah tempat saya bekerja (sumbar)yg rencananya sampe jkt mau dijadiin eksperimen saya yang pertama… (agak telat ya.. hahaha..) semoga berhasil, wish me luck…

  4. Java Raung
    Java Raung says:

    Keren bisa ngopi bareng Pak Menteri..Petani kopi di Bondowoso baru-baru ini telah menerima bantuan mesin pengolahan dari Pak Menteri….

  5. Andy Kho
    Andy Kho says:

    @Charles… Foto, Audio, Kopi; imho karena semuanya ribet.. variablenya terlalu complicated buat orang kebanyakan.
    Jadilah hanya orang2 ajaib yang doyan ribet dengan detail2 dalam hitungan 1/xx berkumpul haha…
    Dah lama banget ga ketemu ya masbos 🙂

  6. johan
    johan says:

    Joss.. hebat bgt ya, kopi bisa membius semua kalangan. asyiiiknya lagi, pak toni itu lho, kok bisa tau kalo pak menteri tsb suka dgn kopi 😀 hehehe

  7. Tjiam Charles
    Tjiam Charles says:

    Wow, speechless.
    Memang Pak T.W, one of the most notable person in Indonesian Coffee World.

    Ajak Pak Mentri untuk memajukan dunia Perkopian Indonesia, dari tingkat petani supaya kopi Indonesia diakui sebagai Specialty Coffee.

    Ada apa dengan Coffee Lovers, kenapa gak jauh dari musik, photo, coffee???

  8. Erwin Gayo
    Erwin Gayo says:

    kahabisan komentar membaca paparan ini, lidah para dewa kopi, telinga para dewa SQ. tinggal tunggu waktu untuk penularan kekalangan elite politik lainnya, dengan catatan para kopi lovers tidak tertular sindrom anti kpk (kelompok penikmat kopi ) he he nah lo..!! nice posting.

  9. sutrisno
    sutrisno says:

    wah,kapan dan pada pemerintahan kabinet siapa yah akan ada mentri perkopian?klo ada, saya langsung pilih pak Toni Wahid nih..cocok banget!!!

Comments are closed.