wall4

Menjelang azan Maghrib dalam sebuah perjalanan panjang menelusuri beberapa kota di Jawa Timur dari Malang, Blitar, Tulungagung dan terakhir Kediri kami mampir di Sidewalk Coffee. Bersama Hendri Kurniawan, Andri Gunawan Java Dancer (Malang) dan rekan lainnya kami sedang melakukan ziarah ke beberapa sentra kopi propinsi Jawa Timur. Sayang sohibul bait atau tuan rumah Willyanto (34) saat itu sedang ada urusan penting di luar kota.

wall2

Tapi walaupun tanpa kehadiran yang empunya coffee shop kami sudah menyaksikan bagaimana Sidewalk Coffee merupakan salah satu pionir keberadaan kedai kopi yang menawarkan beberapa kopi dari wilayah di Indonesia. Sebuah terobosan yang berani kalau tidak boleh dibilang nekat karena sajian kopi spesial langsung dipentaskan di sebuah kota kecil propinsi Jawa Timur.

Tapi Willy-lah yang sudah melakukan sekaligus membuktikan semangat pantang menyerahnya agar masyarakat kotanya mulai mengapresiasi khazanah kopi Indonesia dari Gayo di Sumatra hingga pelosok Wamena di Papua. Bila berkesempatan, Anda bisa mengunjungi Sidewalk Coffee yang berlokasi di jalan Erlangga nomor 8 bersebelahan dengan dealer kendaraan Suzuki.

willyanto

Sebelum “terjerumus” ke dunia kopi, sebelumnya Willy adalah seorang Manajer di dealer Suzuki yang mengurusi suku cadang. Ia bekerja sejak tahun 2004 dan kemudian mulai berurusan dengan kopi setelah atasannya meminta untuk dibuatkan sebuah coffee shop di tempatnya. Ia menerima tawaran tersebut dan mulai berkenalan dengan David Tanuwidjaja (Java Dancer) dan Hendri Kurniawan (World Barista Judge). Dari kedua orang itulah Willy diperkenalkan dengan segala macam seluk beluk kopi termasuk teknik menjadi Barista.

Sebuah keputusan yang hingga tidak pernah disesali setelah akhirnya keluar dari pekerjaan utamanya dan mulai berkonsentrasi untuk membuka usaha sendiri. Sidewalk Coffee lahir di bulan Agustus tahun 2008 dan mendapat sambutan positif di kota kelahirannya Kediri. Tentu tak mudah di awalnya untuk mengenalkan cita rasa kopi yang baru kepada pengunjung coffee shop-nya, tapi Willy telah memprakarsai sebuah langkah awal sebagai orang yang mau bersusah payah menghadirkan varian kopi arabika di kotanya.

wal4

Langkahnya terus berlanjut dan menjadi konsultan beberapa kedai kopi di beberapa kota termasuk Jember hingga menyebrang ke pulai Bali, sebuah pekerjaan yang masih ia tekuni hingga sekarang. Di awal tahun 2011 Willy menyabet gelar Juara 1 Kompetisi Barista Wilayah Surabaya walau keberuntungan belum berpihak kepadanya saat babak grand final di Jakarta.

Kini ia baru saja membuka kedai kopinya yang ke-2 di kawasan Muara Karang, Jakarta Utara dengan nama Wall Street Espresso Bar, nama jalan masyhur di kota New York, salah satu pusat keuangan dunia. Logonya berlambang banteng (bull market) sebuah harapan agar pasar kopi tetap bullish, aura positif dalam istilah pasar keuangan dengan harapan pada kopi tentunya. Selain itu, lokasi Wall Street merupakan tempat transaksi perdagangan pasar sekunder salah satu bank nasional. Jadi Anda tinggal melihat logo 46 di jalan Muara Karang Raya dan distulah lokasi coffee shop ini berada.

wal5

Saya mencoba beberapa kopi yang disajikan di Wall Street, dari mulai espresso, milk based, hingga manual brewing. Semuanya disajikan dengan kepiawaian seorang juara Barista dan membuat kopi yang dipasok dari salah satu rumah roastery di Jakarta Pusat sungguh menyenangkan untuk dinikmati di sore hari Sabtu kemarin.

Sebenarnya saya ingin menikmati lagi cangkir kesekian untuk espresso dan berbagai kopi lainnya, kalau tidak ingat berapa banyak yang sudah saya habiskan di tempat sebelumnya. Pengalaman panjangnya sebagai seorang Barista membuat Willy selalu menyuguhkan sajian kopi yang artikulatif  dari sisi body, flavor, acidity, dan after taste.  

Saya tak pernah ragu sejak awal mengenal Willy karena di Wall Street Anda juga bisa menemukan sajian salah satu kopi terbaik di Jakarta. Coffee shop ini tak perlu peralatan seperti mesin espresso high-end yang sudah dideklarasikan sebagai elemen fourth wave coffee, karena pada akhirnya nasib 20 gram kopi terletak pada kepiawaian seseorang seperti Willy.

Dua tahun lalu pada suatu malam dalam ruang temaram sebuah kedai kopi di Jember saya menikmati secangkir kopi ditemani musik kendang kimpul khas Banyuwangi. Ia mengungkap keinginannya untuk masuk ke pasar di Jakarta dan kini mimpinya sudah  terwujud dengan Wall Street Espresso Bar. 

*  *  *

13 replies
  1. Michael
    Michael says:

    Sungguh bangga pada saat itu saya mengenal pak Willy, beliau lah yang mengajari saya tentang bagaimana menjadi seorang Barista dan membuat secangkir espresso menggunakan mesin. Proud of you Sir, thank you for teaching me 🙂

  2. Rifka bc_streetcoffee
    Rifka bc_streetcoffee says:

    Terharu baca artikelnya ttg om willy kalo inget2 perjuangannya di Bali..SEMANGAT OM!!!
    He is one of my best teacher in coffee and business!!

  3. wallflowers
    wallflowers says:

    Thank you so much uncle TW atas liputannya di Wall Street..
    You makes us looks so great 😀

    • wallflowers
      wallflowers says:

      Xie-xie om Wiliam.. u must visit us at Wall Street.. masa saya yg musti ke Bali mulu… hehee

Comments are closed.