Rancilio Silvia adalah mesin espresso serius yang pernah saya miliki dan sudah ini mengajarkan kerendahan hati, bahwa  30ml dalam satu kali ekstraksi espresso itu tidak semudah yang dibayangkan. Sebelumnya dengan mesin Electrolux, membuat kopi tidak terlalu dipusingkan dengan ketiadaan grinder, tekanan dalam tamping, dan berbagai faktor eksternal yang akan mempengaruhi hasil ekstraksi espresso.

Tinggal pencet tombol brewing dan jadilah espresso yang hasilnya lumayan. Pada saat menggunakan Silvia, saya harus mengubah lagi asumsi bahwa membuat espresso itu mudah karena Silvia bukan mesin gampangan walaupun dikategorikan dalam kelas semi otomatis.

Di bawah ini ulasan singkat saya terhadap produk terkenal ini yang sudah ada sejak tahun 1997 dan tetap masih bertahan hingga sekarang.

Biasanya para penggemar kopi yang antusias akan menjadikan Rancilio Silvia sebagai pilihan pertama sebagai pintu masuk ke dalam dunia home barista. Pilihan tersebut dilatarbelakangi oleh berbagai alasan antara lain : performa mesin dan hasil ekstrasinya, kualitas bahan dari stainless, bentuknya yang kecil dan tidak menghabiskan kabinet dapur, selain tentunya harga yang relatif bersaing.

Banyak mesin espresso dengan harga yang sama atau lebih mahal dibanding Silvia, namun posisi mesin   ini masih belum tergoyahkan hingga sekarang sebagai best selling home espresso machine.

Eforia ini ditambah dengan berbagai ulasan dari berbagai sumber di internet yang mengupas habis Silvia termasuk para penggemarnya yang melakukan berbagai modifikasi, atau lebih tepatnya hacking dengan melengkapinya dengan fasilitas PID (Proportional, Integral and Derivative) untuk pengaturan suhu dan cycle time di boiler.

Pada suatu hari …
Robert Rancili mendirikan perusahaan Rancilio di tahun 1929 dan ia melahirkan Silvia 68 tahun kemudian atau di tahun 1997. Saat itu banyak perusahaan mesin Italia yang mulai merambah pasar home barista sebagai strategi bisnis ditengah jenuhnya perkembangan teknologi mesin espresso komersial.

Lucunya yang pertama kali melakukan terobosan penjualan mesin espresso domestik di tahun 1994 justru bukan pabrikan dari Italia, tapi sebuah perusahaan Swiss yang mengeluarkan Solis tipe SL90.

Perusahaan ini terus menikmati captive market yang relatif masih kosong hingga tiga tahun berikutnya saat harus bersaing ketat dengan Rancilio dan Pasquini yang ikut berebut kue pasar home barista.

Salah satu faktor suksesnya Solis pada saat itu adalah pandainya perusahaan ini membaca trend yang berkembang di Amerika dengan meningkatnya minat para baby boomer (orang yang lahir setelah PD ke-2 dan menjadi kelas menengah baru di Amerika) yang ingin lebih mengapresiasi cita rasa kopi sebagaimana rekannya di Italia.

Kesuksesan Solis mulai banyak diikuti oleh perusahaan lain, para insinyur Rancilio yang mulai mengembangkan prototip mesin Silvia yang kemudian diperkenalkan di tahun 1997.

Tidak mau kalah, pada  tahun yang sama, Pasquni merilis mesin Livia 90 yang harganya jauh lebih mahal dibandingkan dengan Silvia karena berbagai kelebihan spesifikasi yang ditanamkan pada mesin unggulan mereka itu. Amerika mulai dibanijri produk home espresso dengan fitur mendekati mesin komersial.

Saya dan Silvia
Silvia yang pernah saya miliki hampir mengalami “kecelakaan” fatal akibat salah tegangan yang semestinya 110V dipaksa untuk bekerja dua kali lipatnya (maklum belinya nitip dari Amerika). Untung switch pengamannya menyelamatkan mesin ini dari sebuah kebodohan yang tidak perlu seandainya saya lebih teliti membaca buku manual dan melihat sticker yang tertempel di salah satu bagian mesinnya.

Cukup lama saya bergaul dengan Silvia dan selama waktu tersebut harus terus mempelajari faktor2 apa yang mempengaruhi keberhasilan pulling the shot.  Berangkat dari  semangat yang menggebu-gebu ternyata tidaklah cukupsetelah dihadapkan dari berbagai kesulitan melakukan ekstraksi dengan Silvia.

Kenyamanan selama bertahun-tahun menggunakan mesin sekelas Electrolux menyadarkan saya bahwa  satu shot espresso itu tidak semudah yang saya bayangkan. Mesin yang terkenal bawel ini membuat setiap operatornya harus benar-benar mempelajari prosesnya dari awal.

Dia akan menguji kemampuan siapapun yang ingin menjadi seorang home barista sekaligus akan dihadapkan pada dua pilihan. Pertama anda akan menjadi seorang coffee aficionado seraya terus melakukan eksplorasi dalam myriad kopi yang tanpa batas.

Kedua, akhirnya berputus asa dan berkesimpulan bahwa menjadi home barista ternyata bukan passion anda. Either you love it or hate it.

Grinder untuk Silvia
Rancilio menjual Silvia berpasangan dengan grinder Rocky, baik yang doser maupun doserless walau anda boleh memilih grinder lain dengan mata pisau flat burr merek yang lainnya.

Tanpa grinder berkualitas jangan harapkan Silvia akan berfungsi secara maksimal, karena mesin ini menuntut presisi grind kopi layaknya mesin komersial. Kalau penasaran coba melakukan ekstraksi dengan bubuk kopi yang biasa anda beli dan besar kemungkinan akan terjadi under extraction.

Set-up Silvia dan primming
Foto yang anda lihat di sini adalah Rancilio Silvia model terakhir sebelum dilakukan upgrade emblem di portafilter, steam wand yang berputar ke semua arah, serta tombol model terbaru. Ukuran Silvia tidaklah terlalu besar, dengan tinggi 34cm, lebar 24cm, dan panjang 28cm serta berat 13kg.

Set up mesin tidaklah terlalu sulit, tinggal masukan air bersih di tangki belakangnya hingga batas maksimal dan sambungkan ke listrik. Untuk yang pertama kali menggunakannya perlu dilakukan primming yaitu mengalirkan air ke boiler dengan membuka tuas air panas (hot water wand) dan brewing.

Dimaksudkan agar air langsung masuk boiler sebelum elemen pemanas di dalamnya bekerja dan sekaligus melakukan flushing untuk membersihkan kotoran di boiler dan group head.

Satu hal yang menjadi poin positif mesin ini adalah boiler dan group head yang saling menyatu dan direkatkan dengan baut yang sama. Dengan demikian jarak air panas untuk mengalir ke porta filter menjadi lebih pendek dan memperkecil kemungkinan turunnya temperatur secara drastis.

Saya menghitung waktu saat pertama kali mesin disambungkan dengan listrik dan hanya perlu waktu 3 menit saat Silvia siap digunakan. Sebaiknya dilakukan flushing berkali-kali sebelum mesin digunakan untuk espresso dan biarkan elemen pemanasanya kembali bekerja hingga suhunya stabil.

Perlu sedikit pengaturan pengaturan di grinder untuk memilih grind yang sesuai. Giling kopi sedikit saja dan raba dengan jari sampai kehalusan yang diperkirakan sesuai. Seperti biasa perlu waktu dalam proses ini, namun semakin lama biasanya tangan kita akan segera terlatih untuk merasakan grind yang sesuai walau saya seringkali masih meleset.

Portafilter Silvia berukuran komersial 58mm terbuat dari stainless steel dengan berat hampir 0.5 kg yang terdiri dari basket satu dan double shot. Saat grind setting sudah sesuai, ekstraksi bisa dilakukan dengan waktu yang bisa kita atur antara 24-30 detik sebagaimana foto di bawah saat saya keasyikan melakukan pemotretan hingga espresso lebih dari 30ml.

Bagaimana dengan milk frothing ?  Dengan kapasitas boiler yang hanya 300ml, perlu sedikit waktu jeda untuk melakukan frothing, tapi selebihnya mesin ini mampu membuat tekstur susu yang cukup lembut walau tentu saja tidak sehalus mesin komersial.

Perlu beberapa kali latihan untuk menempatkan posisi steam wand pada titik yang tepat di milk jug, walau saya harus terus berlatih hingga tulisan ini diturunkan. Selebihnya, inilah mesin yang punya reputasi tinggi dikalangan para home barista.

Saya menganggap Rancilio Silvia telah membukakan perspektif bahwa terlepas anda melakukan di cafe atau di rumah, seorang barista selalu dituntut untuk mempunyai dedikasi, passion, dan terutama artistic sentiment.

Saya mengucapkan terima kasih kepada David Tanuwidjaja, pemilik Java Dancer Coffee yang sengaja mengirimkan mesin ini khusus dari Malang untuk saya ulas di sini. Bila berminat, silakan menghubungi David di email-nya info@mybelcanto.com yang menjual mesin ini satu set dengan grinder Rocky Doser berikut base sebagai bonus.

Salam.

6 replies
  1. Andi Widjaja
    Andi Widjaja says:

    Salam kenal Pak Tony.. Saya newbie di dunia perkopian. Thx to Mr. Michael Gibbons yang sudah menjangkiti saya dengan virus espresso.. Hehehe..
    Tertarik banget nih Pak dengan nona Silvi ini.. Lihat2 di youtube dan forum2 sepertinya banyak yang memodif dengan PID. Kalau lokal di Indo (Bandung-Jakarta) apakah ada yang bisa atau jual parts modif PID ini Pak? Oya, portafilternya ukurannya sama dengan ROK tidak Pak? Kayanya cakep kalau ekstraksinya pakai bottomless portafilter…

  2. zhia
    zhia says:

    pak tony,
    dimana ya saya bisa mendapatkan mesin ini ??
    di indonesia untuk mencari coffee machine seperti ini susah ya ??
    ada info pak ??

  3. Adi
    Adi says:

    om toni, beli alat ini dimana ya om? selain email itu ada nda om, soalnya saya imel lum dibales udah 2 minggu an 😀

    harganya sekitar berapa om, thanks

    – Hi Adi, maaf, Bisa dibeli di Caswell Coffee, Jl. Kemang Timur, Jakarta. Inbox jarang dibuka 🙂

  4. dman
    dman says:

    Mesin legendaris yang pasti penuh dengan kenangan pak :))

    Buat saya yang paling berkesan adalah ketahanan mesin, durability Silvia memang perlu di acungi jempol :thumbup::thumbup:

    Kita berdua punya kenangan yang sama bukan dengan mesin ini ? 🙂
    Buat para home barista, mesin ini memang highly recommended, apalagi kalau dipasangkan dengan grinder Rocky.

  5. Charles
    Charles says:

    Menurut cerita nya,

    Rancilio Silvia sebenarnya mesin hadiah yang di berikan kepada para distributor Rancilio di seluruh dunia, sebagai ungkapan terima kasih dari Rancilio Spal.

    Namun ternyata setelah di pajang di showroom, sangat banyak yang tertarik untuk memiliki miss Silvia ini.

    Maka Rancilio Spal memutuskan untuk memproduksi masal Miss Silvia, dan keputusan tersebut menjadikan Rancilio Silvia sebagai mesin paling laris untuk Home Barista.

    Body kecil, tapi di jejali dengan parts commercial setara mesin mesin besar.

    Thanks Pak Charles … bagaimanpun mesin ini sudah jadi living legend dan entah kapan ada pengganti mesin sekaliber Silvia.

Comments are closed.