Moga-moga Anda tidak bosan dengan tulisan saya tentang syphon. Bukan hanya di Jepang atau Taiwan, diam-diam syphon punya penggemar yang cukup setia di Indonesia dan enggan beralih ke metode penyajian kopi lainnya. Saya tidak termasuk di dalam lingkaran pengguna syphon lebih karena alasan kepraktisan walau sesekali cukup menikmatinya. Tahu kan bagaimana atraksi alat ini sangat menarik untuk diperhatikan saat hukum fisika menjadi bagian tak terpisahkan dari cara kerja syphon ?
Di pasaran banyak beredar berbagai merek syphon, tapi di rumah saya cukup menggunakan merek Hario. Nah saya baru saja dikirimi syphon yang bermerek Kono, yang juga buatan negara Jepang. Belum tahu apakah merek ini sudah dijual di Indonesia, tapi saya tertarik menuliskannya sebagai salah satu referensi perbendaharaan alat seduh untuk syphon selain kualitasnya yang tak kalah dengan Hario.
Kono didirikan pada awal abad ke-20 dan merupakan salah satu pelopor kepopuleran alat ini di Jepang pada saat itu. Perang dunia ke-2 membawa banyak kesulitan bagi perusahaan yang baru berdiri terutama dalam mencari bahan baku besi dan gelas yang tahan panas. Maka disiasatilah dengan penggunaan material keramik sebagai jalan keluarnya yang hingga kini masih tetap dipertahankan yang digunakan untuk bagian filternya.
Spesifikasi lengkapnya :
Berat : 700 gram
Ukuran : 11 x 17 x 37 cm
Material filter : gelas tahan panas, stainless, handle kayu, dan filter dari keramik dilapis kain
Kapasitas maksimal : 250 ml
Di dalam kotak pembungkusnya selain perlengkapan standard, tapi sayangnya tidak ditemukan alat pemanas yang biasanya selalu disertakan bila kita membeli alat ini. Kita tunggu berapa harganya bila alat ini dimasukan oleh salah satu distributor peralatan kopi.
Menggunakan Kono
Tidak ada perbedaan dalam cara penggunaan syphon dan Anda bisa melihat tulisan saya yang terdahulu demikian juga dengan Kono . Tapi beberapa hal yang yang ingin saya bagi di sini seperti mini burner sebagai salah satu sumber pemanas syphon. Di rumah saya menggunakan pemanas ini karena sangat cepat memanaskan air dibanding dengan bahan bakar spirtus. Saking cepatnya saya harus berhati-hati dengan waktu seduh atau brewing time. Terlalu lama kopi akan terasa pahit, sebaliknya bila terlalu singkat aromanya seringkali belum maksimal. Biasanya saya memulai dengan 15 detik sebagai patokan awal, walau di berbagai situs menyarankan waktu setengah menit.
Bagaimana dengan grind size atau ukuran bubuk kopi ? Ini hal yang relatif, tapi sebagai titik awal saya menggunakan ukuran yang sama untuk drip coffee. Satu saja masalah yang sering dihadapi saat kopi yang sudah di brew betah berlama-lama di bagian atas karena panas yang dihasilkan di chamber bagian bawah masih mengandung tekanan dan menghalangi turunnya air kopi. Saya belum mencobanya, tapi banyak yang menggunakan kain dingin dan ditempelkan di gelas bagian bawahnya sebagai cara untuk menurunkan suhu dan membuat kopi mengalir ke gelas bawah untuk menghindari over extraction.
Syphon itu …
Terakhir, bagi penggemarnya tidak ada yang bisa mengalahkan aroma dan rasa yang dihasilkan oleh syphon. Purity. Dengan waktu seduh yang tepat dan panas yang sesuai, syphon memang bisa memanfaatkan hukum tekanan (force) dalam fisika dan menjadikan secangkir kopi yang kaya dengan flavor.
* * * *
Brewing with Kono
mau tanya, berapa lama satu filter itu dipakai?
Kaya alat ekstraktor di laboratorium… Hehehe…
Kalo beli kemsna ya?, sekitaran berapa rupiah?
@Milo
Kalo filter syphon dari kain bisa dipakai berulang kali. Kain diganti sesuai menurut kelayakan masing-masing yang punya syphon, soalnya ada yang semakin suka kalo kain penyaringnya sudah berwarna coklat 😀
Kalo filternya dari kertas, baru sekali pakai. Tapi, kadang tetap aja ada kok yang filter kertas itu dipakai lebih dari sekali. Tampaknya itu brgantung kelayakan masing-masing orang 🙂
Antara Frenchpress dan CoffeeDrip, emang paling demen liat alat ini kerja.. Serasa di LABKim..
Cuma sedikit penasaran dengan filternya, apakah sekali pakai?
Kalau dipakai berulang-ulang, berapa batas pemakaiannya (filter-red)
Cuma bisa nonton aja … Sambil isap jempol hehe
Saya minum syphon baru sebatas di cafe saja, seneng dan asik liat prosesnya, tapi cukup ribet ya…
Iya sih, halogen cantik sekali, dan juga jadi ga bau butane.
ga kotor juga dari apinya, ga ada soot.
cuma harganya jauh lebih mahal.
bagi yang fans berat hario deh haha.
Harga Kono lebih mahal dibanding Hario.
Produk Syphon Hario saja cukup sulit dijual, kalah bersaing dengan produk generik Akebonno, apalagi Kono, tampaknya semakin susah menjualnya 😀
Tapi kalo yang koleksi syphon berbagai merk, syphon Kono layak untuk dimiliki karena desainnya masih old school.
kayanya seru yah.. apalagi kalo pake lampu halogen. a very beautiful and romantic ritual for coffee making 😀