Siapa yang tidak senang dikunjungi petinggi SCAI (Specialty Coffee Association of Indonesia), Tuti H. Mochtar (41) hari Sabtu tadi di kediaman saya. Tanpa harus dikenalkan lebih lanjut, Tuti adalah orang penting dalam industri kopi bukan hanya di Indonesia, tapi juga hingga tingkat Asia Tenggara. Berasal dari kota kembang Bandung, yang berlatar belakang pendidikan ekonomi di Insititut Bisnis Indonesia (IBI) Jakarta dan aktif dalam industri ini karena aroma kopi yang begitu kuat. Selanjutnya Anda bisa menyaksikan sendiri kiprahnya sebagai sedikit perempuan Indonesia dalam maskulinitas kopi di Indonesia dan luar negeri. Obrolan ringan saya dengan Tuti H. Mochtar.
Pada setiap penyelenggaraan IBC (Indonesia Barista Competition), penonton selalu melihat Tuti yang bekerja spartan sebagai Ketua Juri dari awal hingga akhir acara. Tentunya bukan hal mudah menilai kemampuan teknis dan sensory setiap peserta IBC karena pekerjaan ini menuntut konsentrasi dan ketelitian prima dan jam terbang yang panjang. Karena kualifikasi itulah Tuti sudah lama dipercaya menjadi Ketua Juri Teknis di tingkat Asia Tenggara.
Ia sudah menjadi juri kompetisi barista di berbagai negara tingkat ASEAN dan saya sudah pernah melihatnya di panggung Asian Barista Competition tahun 2010 lalu di Singapura sebagai Technical Judge. “Pengalaman yang paling menyenangkan jadi juri di Thailand karena teknik baristanya sangat baik berikut presentasi yang menarik di hadapan dewan Juri” tentang pengalamannya saat menjadi juri di Bangkok belum lama ini.
Sebenarnya Tuti tidak sengaja masuk ke dalam bisnis kopi karena di tahun 1998 ia masih bekerja di bidang yang lain dan tak ada hubungan dengan minuman ini. Entah kenapa karena tertarik belajar menjadi seorang roaster, maka ia akhirnya mencoba terjun ke dunia “memasak” kopi di Caswells Coffee, sebuah keputusan yang tidak disesali dan akhirnya membuat Tuti susah menekuni bidang lain di luar kopi. Suatu saat ia mencoba bekerja dibidang keuangan, tapi magnet aroma kopi tampaknya terlalu kuat hingga akhirnya hanya bertahan kurang dari seminggu untuk akhirnya menerima tawaran sebagai General Manager di Santino Coffee hingga sekarang. Mungkin pepatah ngasal saya ada benarnya “sekali terkena sihir kopi, rasanya sulit menemukan pintu keluar”, persis saya dengan blog ini yang ternyata tak pernah habis ceritanya. 🙂
Pada tingkat multilateral, Tuti menjadi pencetus ide ASEAN Coffee Federation yang terbentuk pada bulan Januari tahun ini di Bangkok. Salah satu tujuan organisasi ini adalah membentuk sebuah platform atau kerangka dasar kerjasama antar negara dalam mempromosikan kopi dari negara2 anggota ASEAN. Itu hanya sebagian kecil kesibukan Tuti yang dalam kesehariannya selalu sibuk sebagai roaster dan mencari pasar baru kopi Santino berikut mesin espresso Expobar.
Sebagai Ketua SCAI, beberapa program telah di formulasikan oleh organisasinya dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknis para roaster, barista, Q Grader, serta Juri kompetisi barista. Khusus untuk kompetisi barista yang telah berlangsung secara marathon dari bulan Oktober 2010 hingga April 2011 kemarin, kemungkinan akan dijajaki untuk penyelenggaran IBC di kota-kota lain selain Jogja, Surabaya, dan Bali. Untuk peningkatan mutu produksi para petani kopi, SCAI juga akan terus memberikan pengetahuan dan pelatihan yang berkesinambungan untuk hasil panen yang lebih berkualitas dan harga yang lebih baik.
Sayangnya saya tidak bisa menyuguhkan kopi Aceh Gayo dengan french press favorit Ketua SCAI ini, maka jadilah kami bertiga bersama Mirza Luqman berkutat di ruang kopi saya mencoba kopi yang lain. Saya, dan berharap Anda juga berbangga, kalau dunia kopi Indonesia tidak semaskulin anggapan orang karena Tuti H. Mochtar adalah salah satu pembawa wajah feminitas industri kopi negeri ini hingga di tingkat internasional.
* * * *
ma’cik tuti mirip tanteku yang di baburain takengon he he he
wow, bu Tuti kereeeeeen.. jadi makin pengen blajar di dunia per-kopi-an 😀
Sangat berbangga dan senang hati bisa ngobrol dg Ibu Tuti di Dharmawangsa square . Jawaban BIJAK dari seorang PEMIMPIN yg BIJAK…
hmmm,,,, bu tuti keren,,jadi pengen belajar di dunia kopi.
pak tony..emang jempolan ambil gambarnya…mantab pak. sebagai pencinta kopi…bangga juga punya wakil juri barista yang berkelas….
wahhh,, ternyata buu Tuti ini asalnya dari kota kembang Bandung.. buka jadwal kelas kopi di Bandung ga yaa?.. saya kesulitan mencari kelas kopi untuk pemula di Bandung,, mungkin kah buu Tuti bisa membantu saya?..
Mas Dony,
Edukasi dari SCAI untuk masyarakat pecinta kopi masih terbatas pada ‘Cupping’ (coffee tasting) di Jakarta saja.
Insya Allah di masa-masa yang akan datang, kami mampu melakukan acara cupping dan berbagi pengetahuan untuk masyarakat pecinta kopi di beberapa kota selain Jakarta.
Resi,
Pak Toni memang ‘TOP’ kalau sudah pegang kamera…
Mira, Enrico, Agus, & Noez:
Terima kasih. Mari kita sama-sama memajukan dan lebih memperkenalkan kopi Indonesia di dunia internasional.
ibu Rika & ibu Nina,
Saya akan senang sekali apabila berbagi ilmu dan pengetahuan mengenai kopi.
Silahkan hubungi saya untuk jadwal kelas kopi ini bu…
Pak Toni,
Terima kasih untuk tulisannya yang indah dan foto-fotonya yang sangat bagus sekali..
Apakah ibu tuti membuka les privat barista untuk group ibu ibu rumah tangga? Supaya ibu ibu rumah tangga bisa menyajikan kopi ternikmat untuk para suami mereka.
Mohon kabarnya ya bu. Bisa langsung japri ke saya atau bu nina.
Wass,
Komunitas ibu ibu bintaro jaya
maju terus bu di dunia kopi
Mantaaaaaaappppss.com
Bu Tuti kalo lagi nge-judge wajahnya poker face (kalo ga ketauan donk sama peserta :p), tapi begitu kegiatan hari itu kelar, langsung senyumnya mengembang, hehehe…
yang jago yang ngambil fotonya..hehehe :p
foto nya cakeeeepp beneerr bu.. 🙂
Pas lihat sosoknya di IBC Jogja, raut wajahnya selalu serius, tapi setelah lihat fotonya di Cikopi, ternyata bisa senyum juga, hehe.
Selain mas Tony, Mbak Tuti juga musti turun tangan nih memberi edukasi kepada masyarakat awam pecinta kopi seperti saya. Jadi nggak cuma roaster, barista, atau Q Grader aja yang pinter 😀