Dapoer Kopi bisa jadi bukan berada di lokasi premium kawasan Jakarta Selatan, tapi berada di sudut  pasar Santa, jalan Cipaku, Kebayoran Baru. Di tempat inilah sejak April lalu Christine Tandibua yang berasal dari keluarga petani kopi dari daerah Sapan Minanga, Toraja, Sulawesi mengenalkan produknya kepada publik Jakarta yang diberi nama Sapan Coffee.

Daerah ini merupakan dataran tinggi di Toraja yang dikenal dengan eksotisme produk kopinya dan menjadi salah satu primadona pembeli dari luar negeri, khususnya negara Jepang.

Jadi bagi para peminat kopi Toraja yang gemar dengan tingkat acidity cukup tinggi dan beraroma intense, serta tentu saja pekat, (full body), Sapan adalah pendatang baru yang bisa diccoba.

Jakarta pada mulanya adalah kota yang tidak terlalu ramah bagi Christine yang baru saja menjalankan usaha dibidang kopi secara serius semenjak 2008.

Belum dikenalnya pasar kopi spesial di kota ini membuatnya kelimpungan, namun tak sedikitpun membuatnya patah semangat. Ia tetap fokus memasarkan biji kopi dari kampung halamannya di Sapan Minanga dan terus meningkatkan kualitasnya yang sebelumnya banyak mendapatkan berbagai catatan kekurangan dari masukan para langganannya.

Penyeleksian yang ketat dilakukan secara lebih seksama untuk dan sekarang sudah membuahkan hasil yang menggembirakan. Usahanya yang dulu dimulai dari puluhan kilogram per bulan sudah menanjak pesat walau harganya cukup tinggi karena permintaan tidak dapat selalu dipenuhi karena faktor cuaca.

Beberapa pembeli yang sebagian besar ada di blog ini sudah mulai melirik kopinya dan menyatakan berminat, sebagian lagi sudah dalam tahap akhir transaksi. Makanya Christine tampak selalu sumringah saat saya dan rekan2 menikmati kopi Sapan di sore Jumat kemarin bersama rekan2 penjelajah warung kopi.

Selain partai besar tentu saja bagi para penikmat kopi masih bisa membeli kopi Sapan yang dijual 40 ribu per 250 gram atau datang langsung ke lokasi mereka di pasar Santa Kebayoran baru Jakarta. Sapan Coffee bisa ditemukan di halaman Facebook bisa Anda berminat untuk memesan kopi asal Toraja ini.

* * * *

27 replies
  1. Christine Tandibua'
    Christine Tandibua' says:

    @P’Win (Qertoev Coffee): Terimakasih pak atas supportnya. Semoga maju jaya dan sukses terus ya pak usahanya.

    Salam,
    Christine Tandibua’

  2. Sapan Coffee
    Sapan Coffee says:

    Pak Hilman,

    Terimakasih pak, salam kenal kembali. Silahkan mampir kapan-kapan pak.

    Terimakasih.

    Salam,
    Dapoer Kopi

  3. sapancoffee
    sapancoffee says:

    @Teddy: hehehehehehehe seeep dah, tinggal ditunggu kedatangannya lagi … hehehehe senjata -nya biji kopi berkualitas ya .. ma support dari temen2 semua

  4. Sapan Coffee
    Sapan Coffee says:

    @P’Gary Satya: hehehehe terimakasih pak … cocok ya ma seleranya ?
    @P’Aris: … wah jadi tersipu – sipu nih …

    terimakasih – terimakasih … u apresiasinya … kita coba jaga mutu ya dengan mendatangkan langsung dari Tana Toraja .. jadi moga – moga kualitasnya bisa terjaga.

    Oh ya sekalian deh kasih informasi, kita baru datang tuh stock green beans .. silahkan yang butuh untuk langsung kontak saya atau main ke kedai yang sederhana.

  5. aris suseno
    aris suseno says:

    saya udah coba kopi dr mbak christine. saya gunakan utk buat kopi susu. buat saya arabika toraja memang sgt khas, nikmatnya unik, aromanya juga harum. arabika toraja dr sapan salah satu arabika favorit saya. sukses ya mbak christine

  6. Sapan Coffee
    Sapan Coffee says:

    @Erwin Gayo: Ok ditunggu “sapan-sapan” hehehehehe bisa jadi bahasa gaul nih “sapan-sapan” …

  7. Virgani Dhirgacahya
    Virgani Dhirgacahya says:

    @Kk Raite : ini usaha bersama dengan Christine 🙂 kenalan deh … Christine tuh yang suka bantuin jagain desa dari serangan heheheheh

    Ajaklah rekan2 di BRI untuk mengecap rasa kopi dari salah satu daerah penghasil kopi di Indonesia.

    Biar komunitas penggemar kopi yang baik di Indonesia semakin meluas.

    Ada beberapa jenis kopi yang mungkin patut untuk dicoba.

    Sssssttt minum kopi tuh dalam takaran normal bisa menghindarkan kita dari kanker prostat loh … ini juga kata artikel di detik.com hehehehe

    thanks sdh mampir.

  8. raite.mibu
    raite.mibu says:

    kk vir, nih usaha punya siapa ya??

    maaf lum sempat datang..

    saya akan coba..sabar ya..

    sukses selalu..

    raite.mibu

  9. Sapan coffee
    Sapan coffee says:

    woww big thx untuk semua untuk supportnya. terus belajar dan belajar.

    P’Heri :sami-sami pak,nuhun. abdi teh jadi tersipu-sipu hehhehehe.ayuk atuh Aa mampir ka kedai,ditangoan.

    P’Frans: big thanks pak, Javaro takkan terlupakn pak hehhe.sukses selalu

    P’Kasmito: makasih banyak lho pak untuk2 masukannya selama ini. sukses selalu.

    P’Andreas: silakan pak, ditunggu.sama2 belajar ke pak toni.

  10. kasmito
    kasmito says:

    walaupun belum pernah ke lokasi, tapi rasa kopinya sudah cicip sejak jauh-jauh hari, sangat direferensikan. Citarasa asli Tana Toraja.

    selamat mba Christine, semoga kopi Toraja Sapan makin terkenal.

  11. Andreas
    Andreas says:

    Kang Toni ini …. dapet aja …. lokasinya deket tuh …. pasti saya sambangin deh utk nambah ilmu …..

  12. Hery Ishak
    Hery Ishak says:

    Duhh…kang Tony, naon deui yeuh…?
    Alus lah ulasanana…, urang jadi hayang ngasa an kopina bu Christine..
    Mogi2 sing sukses nya bu.

  13. Frans
    Frans says:

    Selamet ya bu Christine, untuk dapoer kopi nya, dari kerja keras mendatangkan greenbena kopi Toraja, roasting di kantor temen, sampai buka sendiri.
    Salut juga buat Cikopi yang mendatangi dari Cafe kelas atas sampai Cafe di pasar2.. promo kopi Indonesia yang tiada henti. Tapi kok yang di foto close up malah Kopi Robusta Rowoseneng..? (dapet dari temen saya juga rupanya).
    Semoga Kopi Indonesia semakin berkibar, bukan bisnis Kopi nya saja.

    Salam sukses.

  14. Christine Tandibua
    Christine Tandibua says:

    Ibu Endang: Welcome bu,ditunggu
    Mas Dian :ga perlu janjian di-foodcourt lagi yaaa.
    P’surya: keep in touch yaa.japri aja pak

  15. Christine Tandibua
    Christine Tandibua says:

    Thanks pak Toni untuk kedatangannya,sumringahnya masih lho pak hehehe.
    Tapi semua ini tidak akan pernah berjalan seandainya tidak ada orang2 yang dibelakang saya orangtua,Gani,adek2,M’Budi,M’Retno,cici dan masih banyak lagi.

  16. Hardiansyah
    Hardiansyah says:

    Empat bulan lalu saya membeli Sapan. COD-an ama Si Mbak Christ. Sekarang malah nongol di Cikopi sudah membuka Dapoer Kopi. Semangat Si Mbak tiada tara nih.

    Perlu ditiru.

    Btw, coffeewar yang punya orang Toraja juga. Mbak Christ orang Toraja juga. Dua-duanya mengusung konsep Dapur. Jadi penasaran dengan konsep Dapur bagi orang Toraja. Tampaknya Dapur bagi orang sana memiliki arti mendalam.

    O, iya, Si Mbak menjual kopi beras atau green bean eceran loh. Bagi yang gak sanggup beli kopi beras berton-ton, langsung serbu aja Sapan Coffee.

    Dan, sekadar tambahan, Kalosi dan Sapan sebenarnya pasar. Sama seperti zaman kolonial, Kopi Java itu berarti tidak mesti kopi dari Pulau Jawa, melainkan dari kawasan Indonesia mana saja. Identifikasi Java merupakan penyandaran pada pelabuhan atau bandar di mana kopi itu diberangkatkan atau transaksi terjadi. Begitu juga dengan Sapan dan Kalosi, tidak berarti kopinya dari sana. Bisa saja dari Enrekang, misalnya.

    Jadi, tampaknya soal traceability kopi Indonesia perlu digagas sedemikian rupa sehingga tidak hanya asal-usul kopi itu teridentifikasi dengan gamblang, melainkan nama kebun bahkan nama sang petani bisa diketahui oleh sang pembeli/pelanggan kopi. Mungkinkah hal semacam itu bisa dilakukan?

    :ngacir:

  17. Virgani Dhirgacahya
    Virgani Dhirgacahya says:

    Harus kerja lebih keras lagi, jaga kualitas dan memberikan yang terbaik.

    Maju terus ya Christine Tandibua, kami semua (kakak, adik, orang tua dan keluarga lainnya) selalu men-support kamu.

    Jangan lupa ucapkan terimakasih untuk semua kunjungan ke kedai kamu. Kritik dan saran yang mereka berikan harus diperhatikan.

    Salam,
    virgani_dirgacahya@yahoo.com

Trackbacks & Pingbacks

  1. […] pandangan saya diatas sedikit pupus setelah membaca salah satu artikel di Cikopi ketika meliput sebuah kedai kopi kecil di Pasar Santa. Berharap ingin cepat-cepat kesana, akhirnya […]

Comments are closed.