Kalau kopi bisa diseduh dengan air panas, mengapa tidak dicoba dengan air suhu ruang ? Mungkin itu yang menjadi awal pemikiran para pencipta cold brew seperti Toddy, dan beberapa perusahaan pembuat alat ini seperti Filtron yang saya sedang tampilkan. Walaupun beberapa metode brewing memerlukan waktu yang cukup lama, tapi tidak akan pernah menyamai rekor durasi yang dibutuhkan oleh cold brew, 12 jam ! Setidaknya, itu yang direkomendasikan oleh pembuatnya demi untuk benar2 mengekstraksi kopi dari cara ini. Hasilnya, kopi yang begitu pekat dan ternyata punya cukup banyak penggemar, tidak di sini, tapi di Amerika sana. Cold Brew !

Alatnya terdiri dari sebuah kontainer plastik untuk brewing yang berkapasitas 1.5 liter dan beberapa aksesoris pelengkap seperti pada foto di atas antara lain filter kertas, decanter, filter pad, stopper (foto bawah). Sebenarnya kopi tidak di brew, tapi direndam (soak) yang akan berlangsung selama 12 jam.

Prosesnya tidak seribet seperti seperangkat alatnya yang kesemuanya terbuat dari material plastik, kecuali filter kertas dan pad yang dari serat katun. Langkah pertama adalah memilih grind size yang disarankan sama untuk french press, jadi sangat kasar. Rasio yang digunakan adalah 1 banding 3, satu bagian kopi untuk tiga bagian air, tentu saja bukan hal yang baku dan bisa dicoba untuk proporsi lainnya.

  • Selanjutnya sumbat kontainer karena kita tidak ingin air langsung mengalir ke bawah.
  • Pasang filter pad yang sebelumnya cukup dibasahi agar lembab di bagian dasar kontainer
  • Filtron dilengkapi dengan filter kertas, sebagai penyaring dan agar mudah untuk dibersihkan, tapi sayang cuma diberi dua.
  • Masukan kopi yang telah digiling sesusai dengan takaran, misalnya 500 gram untuk 1.5 liter air. Saya mengurangi jumlah kopi hanya 200 gram dengan air sejumlah 600ml.
  • Pasang tutupnya untuk dituangkan air yang telah ditakar. Di tengahnya terdapat lubang sangat kecil yang akan mengalirkan air sedikit demi sedikit ke bagian bawah. Sistem lain seperti Toddy, air langsung dituang ke dalam kopi tanpa proses dripping seperti Filtron.
  • Biarkan hingga 12 jam (boleh dicoba dengan variasi waktu yang lain) dalam suhu ruang.
  • Setelah selesai, buka penutup bagian bawahnya dan letakan di atas decanter. Kopi super pekat akan mengalir, tanpa terlihat adanya lemak.
  • Kalau rasanya terlalu intense atau pekat, tambahkan air, campur es, atau susu.

Rasa ? Untuk sementara boleh saya katakan, way too smooth, mengalir tanpa jeda melewati tenggorokan. Where’s the bitter bite ? Saya yang pertama mencoba metode seduh dengan air bersuhu ruangan atau cold brew ini sedang mencoba membandingkan rasanya antara metode seduh panas dan dingin dan penasaran koq beberapa flavor baru malah muncul justru pada cold brew. Manarik.

Cold brew adalah sebuah alternatif misalnya untuk membuat es kopi dan selalu mempunyai penggemar yang loyal di Amerika. Kalau Anda penasaran, sayangnya cold brew dari Filtron ini belum dijual di Indonesia, siapa tahu Hendri Kurniawan dari espresso1st berminat untuk memasarkannya jika memungkinkan. Untuk sementara, saya kembali ke mode lama dulu. Ada yang sudah mencoba dan ingin berbagi pengalaman ?

* * * *

6 replies
  1. Lukman Fitrianto
    Lukman Fitrianto says:

    Saya masih belum ngeh, dengan apa yang disebut Cold Brew ini, apakah hanya air Kopi diseduh dengan air dingin lalu dibiarkan sampai 12 jam baru dikonsumsi?? atau bagaimana ya??

  2. hanzz
    hanzz says:

    gara2 baca artikel ini jadi ngebrowse cold brew method — menarik, kang..
    no bitter taste ? pakai kopi jenis apapun ? kalo dipanasin gimana ? rasanya tetap sama ?
    jadi pengen coba minat beli alatnya 🙂 beraha kang ?

  3. Lidya
    Lidya says:

    Wah, ada yg mengupas jg soal ‘kopi dingin’. Pak, mo tanya, itu sungguhan pakai kopinya banyak sekali sampai 200gr utk 600ml. Kalau pakai metode air panas bisa utk 10 cangkir yah. Rasanya bagaimana ya? Hehe, ga berani coba takut sakit perut :p, soalnya ayah saya suka wanti” kalau air utk but kopi kudu yg panas 🙂

  4. Endang
    Endang says:

    Di Indonesian Coffee Community (ICO), salah satu usernya ada yang pernah menceritakan pengalamannya mengenai kopi seduh dingin ini, coba aja pak Ton on line ke situ, buat bandingin pengalaman serta subyektifitas rasa yang didapatkan.

  5. Enrico
    Enrico says:

    hmm ini bukan yang versi tetes demi tetes ya.. tapi di”ungkep” utk kemudian currr semua sekali alir langsung segelas ya kang?

    btw eta jam alarm teh jam nu sarua jeung waktu saya SMA, hehehe… berjasa bangunin saya sakola 😀

Comments are closed.