Badrun yang baru saja tiba di kota Jogja untuk memulai kuliahnya di IAIN Sunan Kalijaga harus kebingungan jika ingin mencari kopi khas dari kampungnya di Gresik  Jawa Timur yang biasa ia nikmati.

Tentang Kopi Blandongan yang mentransformasi Jogja yang kini mungkin bisa disebut dengan kota yang memiliki coffee shop terbanya di Indonesia.

Seleranya akan kopi robusta yang kental jarang atau hampir tidak ditemukan di kota ini, padahal di daerah pesisir pantai dimana ia berasal, minum kopi sudah menjadi bagian kehidupan masyarakat setempat.

Salah satu kebiasaan unik penduduk di kawasan ini adalah ngopi bareng sambil sedikit melumuri rokok kretek dengan ampas kopi di sebuah tempat seperti gazebo besar yang dinamakan blandongan.

Kelak di tahun 2000 ia menggunakan nama Blandongan sebagai ikon baru di kota Jogja.

Dengan modal satu juta mulailah Badrun yang nama aslinya Nasrudin membuka sebuah tempat ngopi kecil2an di daerah Geten, Jogja. Ia menjual kopi dengan harga termurah dan membawa biji kopi langsung di sebuah pabrik penyortiran di Jawa Timur.

Setiap pulang kampung ia selalu menyempatkan membawa kiloan kopi yang ia pilih dan ramu sendiri yang kebanyakan adalah biji kopi robusta.

Perlahan pelanggannya yang didominasi oleh kalangan muda mulai berdatangan dan merasakan cocok dengan ramuan kopi Blandongan plus bisa lesehan tanpa kenal waktu.

Konsep inilah yang saat ini kemudian menjamur di kota Jogja dan menjadi trend baru cafe yang tidak harus menjual kopi dengan harga selangit.

Karena kewalahan dan tempat yang tidak lagi memadai, di tahun 2005 ia kemudia melakukan ekspansi dengan membuka tempat di jalan Sorowajan Baru, sebelah selatan Rel Gowok, Jogja.

Badrun menyewa tempat dan mendandani bangunan termasuk tempat lesehan yang beralaskan tikar plus penerangan temaram. Menu kopinya sangat beragam, dimulai dengan Kopi Cangkir (foto atas) yang dijual seharga 1800, Kopasus (kopi susu) Jahe Cangkir seharga 3000 per gelas, hingga menu yang dinamakan kopi dewa susu jahe yang dijual 6000 rupiah.

Badrun yang lulus dengan hasil memuaskan dari jurusan Syariah Muamalah yakin dengan rintisan bisnis kopi Blandongan yag dimulainya sejak tahun 2000.

Kini ia telah membuka dua tempat lain, salah satunya di Kaliurang yang buka selama 24 jam penuh. Saat ini magnet kesuksesan bisnis kopi Blandongan telah menyebar dan tidaklah sulit untuk menemukan warung kopi lesehan sebagaimana yang telah dimulai oleh Badrun.

Terutama di daerah yang berdekatan dengan tepat kost mahasiswa sebagai pasar utama warung-warung kopi tersebut. Bukan itu saja, Badrun telah menambah minuman khazanah kuliner Jogja  dengan kopi Blandongan-nya sebagai pengalaman yang tidak bisa kita lewatkan saat berkunjung ke Jogja.

Pengunjungnya rata2 bisa 300 orang di hari biasa dan 500 di malam Minggu yang membuat banyak pengunjung yang harus rela sedikit berdesak-desakan demi menikmati kopi racikan ustadz yang gemar ngopi.

Badrun berpendapat bahwa anak bangsa harus diselamatkan dari kekurangan kopi, sebuah minuman yang bisa membangkitkan jiwa raga. Itulah jargon kopi Blandongan dan saya sangat setuju dengan tag line tersebut 🙂

* * * * *

(Liputan ini bisa terlaksana atas kebaikan dua pemandu wisata saya selama di Jogja Karin dan Wahyuningtyas Woro)

14 replies
  1. wahyu
    wahyu says:

    waaah, rasanya pingin cooba caak !!!, aku cah yogya kelairan madiun jatim, piyee, yen ditambah menu sego peceel.

    Top markotop Cak 🙂

  2. Kopi
    Kopi says:

    Sangat di sayangKan, begitu banyak Kopi di Indonesia ini tapi masih kurang banyak yang bisa Jual Online. (Internet Marketing)*

    [_]D

  3. mase
    mase says:

    gue ngga ngerti kopi tapi menikmati kopi di blandongan sendirian terasa enak banget… bener bener ngerasain kopinya… MANTABH

  4. lia.lia.lia
    lia.lia.lia says:

    kopi blandongan emang mantabs bgt, apalagi harganya benar2 terjangkau kantong mahasiswa.
    sangat direkomendasikan buat pecinta kopi yg berkunjung ke jogja 🙂

  5. agoyyoga
    agoyyoga says:

    Sayang waktu ke Yogya tidak sempat wisata kopi, coba tahu ada kopi Blandongan pasti mampir. 🙂
    Btw, tag line-nya lucu dan mantaf, setuju…jangan sampai anak bangsa kekurangan kopi. Dengan kopi yang tepat, semangat bisa bangkit dan siap untuk bekerja dan belajar dengan baik. 😀

  6. zuhdi
    zuhdi says:

    wah pak tony coba aja main ke gresik dijanin nemuin ratusan warung kopi mirip blandongan.Istilah temen warung Blandongan warung kopi paling manusiawi di Jogja

  7. luvkatz
    luvkatz says:

    Wuih keren liputannya 🙂 anak-anak Jogja kalau sudah urusan penggunaan istilah memang boleh ‘dipoedjiken kwalitetnya’. Kopi Blandongan dengan tagline Membangkitkan Jiwa Raga, sounds good. Nice post!

    Kopinya pun mantaf …

  8. Perumahan Depok
    Perumahan Depok says:

    mantaff kopinya, mantaff usahanya, mantaff rejekinya.
    Hidup kopi Indonesia, terima kasih kepada mpunya blog yang telah menyajikan informasi yang sangat menarik.

    Cheers

Comments are closed.