Kopi sudah menjadi bagian dari keseharian masyarakat Vietnam, setidaknya itu yang saya saksikan di kota Ho Chi Minh yang selalu dibisingkan dengan banyaknya kendaraan motor. Setiap pagi, siang hingga malam hari, cafe modern ala Starbucks dengan cita rasa lokal seperti Higlands Coffee atau Truong Coffee, selalu ramai dengan para pengunjung.

vdhcmc

Banyaknya cafe2 kelas menengah atas sepertinya tidak mengubah tradisi penduduk  sana yang senang ngopi di pinggir jalan sambil menikmati semangkuk pho (mie bakso khas Vietnam) atau camilan lain seperti ca guo (lumpia kering) atau gou cuon (lumpia basah).  Inilah sekilah hasil perjalanan saya sambil ngopi ke salah satu negeri penghasil kopi terbesar di dunia, Ho Chi Minh, Vietnam.

Masyarakat Vietnam gemar minum kopi, no question about it ! Bagi masyarakat sana kopi adalah bagian dari sebuah ritual sehari-hari yang harus dinikmati tanpa harus diburu oleh waktu.

Berbeda dengan tradisi masyarakat di Italia yang memulai aktivitas di pagi hari dengan secangkir kecil kopi yang dikenal dengan istilah espresso. Biasanya mereka tak mau berlama-lama menghabiskan waktu di kedai kopi, langsung pesan dan habiskan saat itu juga dan kembali melanjutkan aktivitasnya.

Di Vietnam, ratusan mungkin ribuan warung kopi menjadi ajang pertemuan, pertemanan, atau bahkan hanya sekedar menghabiskan waktu sehabis jam kerja dengan rekan sekantor.

Biasanya sore menjelang malam warung2 kopi mulai didatangi para pengunjung yang duduk di meja dan kursi mini. Satu meja yang diletakan di trotoar biasanya ditempati hingga empat orang dan kopi pun dipesan.

chape4

Biasanya mereka memesan kopi yang ditambahkan susu kental manis panas (cha phe sua nong) atau disajikan dengan es batu (cha phe sua da). Selain kedua jenis kopi yang populer ini, mereka juga menyediakan kopi tubruk panas atau black coffee (cha phe den) dan dingin (cha phe da).

Bagi yang tidak terbiasa dengan manis bersiaplah untuk menikmati kopi super manis karena mereka cukup banyak menuangkan susu. Salah satu cara untuk menghindari manis yang berlebihan adalah dengan tidak mengaduk sekaligus susu yang berada di dasar cangkir, jadi cukup seperlunya saja.

truong

Semua kopi disajikan dengan metode yang sama, Vietnam Drip yang bahannya terbuat dari stainless atau alumunium. Alat ini banyak dijual di supermarket lokal dengan harga bervariasi. Vietnam Drip yang terbuat dari bahan alumunium dengan kualitas rendah bisa dibeli dengan harga di bawah 20 ribu.

Sedangkan yang berbahan stainless tentu lebih mahal atau di atas 20-60 ribuan tergantung dari ukuran dan kualitas pengerjaan.

vd5

Satu hal yang menarik saat para imigran Vietnam berdatangan ke Amerika, Australia dan Kanada mereka juga tentunya membawa kebiasaan minum kopi di negaranya.

Sayangnya mereka harus menghadapi kenyataan kehilangan kopi yang biasa dikonsumsi seperti merek Truong Nguyen karena terkena halangan embargo ekonomi pasca perang Vietnam  (embargo dibuka kembali sejak kunjungan Bill Clinton di tahun 2000).

Tidak kehilangan akal, mereka mencari kopi sejenis dengan bubuk kasar dan dark roast. Salah satu merek yang setidaknya mengobati kerinduan mereka terhadap tanah kelahirannya adalah kopi Cafe du Monde yang cocok diseduh dengan alat Vietnam Drip.

Jadilah kopi merek ini disalah artikan sebagai kopi Vietnam walaupun pada kenyataannya tidak ada kaitan sama sekali karena Cafe du Monde tidak pernah mengimpor kopi dari negara tersebut.

high

Berapa harga kopi di Vietnam ? Satu gelas yang saya pesan di Higlands Coffee berharga 18 ribu rupiah, relatif  sama dengan di Jakarta. Untuk warung kopi kelas pinggir jalan, harga segelas kopi berkisar antara 5-10 ribu. Tentu saja kita bisa membeli kopi di supermarket dengan variasi harga 20-60 ribu rupiah dan yang temahal adalah kopi Truong Nguyen gold edition di atas yang harganya 90 ribuan.

Akhirnya, tidak lengkap kalau ke Vietnam tanpa segelas cha phe atau kopi khas mereka. Selain ingin merasakan keharuman kopi mereka, kita juga diajak untuk menghargai kultur lokal bangsa ini yang bisa dimulai dari secangkir kopi.  🙂

* * * *

kovi

vd2

noodle

8 replies
  1. elim
    elim says:

    sekedar berbagi info, maaf kalo agak panjang, mudah2an berkenan bagi rekan2 sesama pecinta kopi.
    setelah berpetualang di dunia hitam di vietnam, kesimpulan saya:
    -menikmati kopi di vietnam memang paling cocok dgn susu kental manis utk menutupi pahitnya robusta;
    -bagi org vietnam yg disebut kopi yg “enak” kalo after taste-nya long lasting (istilah kita pahitnya menempel & gak hilang2), agak susah menjelaskan pada mereka kalo arabika di Indonesia punya aroma yg khas & rasa manis dgn clean after taste;
    -banyak kopi luwak palsu/buatan di vietnam yg disebut “weasel coffee”. kita boleh bangga kopi luwak yg asli adalah dari Indonesia;
    -di vietnam banyak dijual biji kopi yg diberi aroma tambahan spt aroma hazelnut, caramel, dll (dgn cara disemprot yg menurut saya dilakukan utk menutupi aroma kopi vietnam yg kurang enak jika dibanding kopi Indonesia).
    saya bersyukur bisa lahir di indonesia yg punya beragam kopi dari berbagai pulau (Aceh hingga Papua) dgn aroma & karakter yg kaya ragamnya, bravo kopi Indonesia!

  2. elim
    elim says:

    salam kenal pak toni, kebetulan minggu depan saya mau ke vietnam, rencananya mau sekalian wisata kuliner & berpetualang di dunia hitam.
    mohon infonya, trung nguyen yg gold edition itu arabica/robusta? saya pribadi lebih suka arabica krn aromanya lebih mantap. apakah kopi vietnam tergolong gourmet coffee atau specialty coffee. saya sendiri prefer speacialty coffee spt aceh, mandailing & flores. sory agak panjang, pertanyaan terakhir, tolong dibahas tentang kopi2 dari middle east & africa, krn agak langka. seumur2 baru kenya & tanzania dari starbuck yg pernah saya coba. mungkin pak tony bisa kasih referensi lainnya!

  3. rian hafiz
    rian hafiz says:

    pak saya mau tanya, adakah produk kopi dari negara kita yg bisa seperti brand trung ngunyen? dan seperti apakah culture kopi di negara kita sendiri? apabila dibandingkan dengan vietnam, brazil yg sama2 sebagai pengeskpor kopi global. thx pak.

    Kultur kopi kita tergantung daerahnya, tapi rata2 mengenal kopi sebagai minuman yang setidaknya dikonsumsi diwaktu tertentu. Market kopi di Indonesia masih dipegang oleh produsen gourmet coffee dari merek kopi yang sudah kita kenal, sedangkan konsumen specialty coffee rasanya masih sedikit.

Comments are closed.