Selain mengeluarkan Kone yang pernah saya tulis, Coava Roaster juga membuat Disk untuk Aeropress, terbuat dari material stainless steel. Sangat ringan dengan berat 6 gram, berdiameter 6.2 cm/2 inch, dan ketebalan sekitar 0.5 mm.  Perusahaan ini selalu mengeluarkan produk dengan kualitas prima, contohnya, permukaan Disk yang terdiri dari ribuan lubang super kecil dibuat dengan sangat halus, flawless dan hampir tidak terasa ada lubang nyleneh atau salah ukuran dan terasa di telapak tangan saat disentuh. Kabar gembiranya Aeropress sudah dijual di Indonesia, tapi sayangnya Disk Coffee Filter untuk alat seduh ini belum ada berita kapan beredar di pasaran. Terlepas dari penggunaan filter kertas yang tidak environmental friendly, Disk dibuat untuk membuat lemak kopi terbebas tanpa karena bahan stainless tidak menyerap zat ini. Berbeda dengan filter kertas yang bagi sebagian orang membuat rasa kopi kurang crisp, flavorful, fragrance, atau apapun sebutannya, maka berterima kasihlah kepada  Coava Roaster yang telah menciptakan alat ini. Di bawah adalah percobaan pertama saya dengan Disk dengan metode inverted atau terbalik dari awal hinggal akhir yang rasanya cukup dengan ilustrasi foto bukan ? Enjoy !

 

 

Mari kita coba alatnya  :

 

9 replies
  1. zodalben
    zodalben says:

    bagi para pecandu kopi, yg tiap hari cuma bisa nikmati kopi tubruk aja, dikarenakan tidak punya alat pembuat kopi. Nih aku kasih tau cara sederhana untuk mendapatkan satu sloki esspresso( versi guwe), carany : 1) – taruh kopi bubuk yg agak kasar 3 sendok makan(aku pake kopi singa) diatas saringan teh berlubang rapat (aku beli di indomaret-RP 7.000), ratakan kopinya. 2) – taruh saringan tersebut diatas gelas. 3) -masukan air panas kedalam mug stainless steel lalu mug ditutup dg tutupnya. 3) – dengan mug dalam keadaan tertutup, tuangkan hingga air panas menetes, basahi seluruh kopi yang berada diatas saringan teh tersebut dg tetesan air panas dari mug. 4) – setelah seluruh kopi basah (tapi airnya tidak sampai menetes di gelas, hanya membasahinya saja), tunggu sekitar 30 detik, biarkan kopinya terekstraksi. 5) – lalu guyur dengan tetesan2 air panas,..hasilnya tetesan esspresso…hentikan menuang tetesan air panas jika tetesan kopi sudah tidak pekat,..asli ditenggak kopinya nendang n gak terlalu pait. Jika anda menyukai kopi encer, maka anda tinggal mencampur satu sloki esspresso tersebut dg segelas air panas. Nikmaaaaaat.

  2. Budiono Kwee.
    Budiono Kwee. says:

    Pak Toni,
    Menurut ulasan diatas barang tsb belum masuk Indonesia, pak Toni dapatnya dari mana pak? Hehe. Di Singapore or Malaysia ada nggak ya?

    – Dari espresso1st.com pak, jalur khusus 🙂

  3. verto
    verto says:

    for share aja, setelah membaca artikel diatas, jadi mikir mbuat filter kayak gini, nyari info diameter lubang pori2nya brp mm, serta ubek2 dipasar buat nyari saringan yang lubangnya rapat dan berakhir dengan kekecewaan krn g da yg sesuai, sempat terbesit membuat dari gulungan tembaga dan timah yg dililit seperti membuat ketupat hehehhehe… tp belum terlaksana, dalam proses pencarian tersebut g disangka melihat saudara yg lg mbuat masteran sablon, dan eureka… ternyata screen sablon memiliki pori-pori yg cukup rapat terbuat dari polyster ditepat saya harga permeternya Rp. 50.000 hehehehee…

  4. Hardiansyah
    Hardiansyah says:

    Kang, dapat dari mana? dikirimi yah? Semalam saya kebetulan habis membaca postingan terbaru mereka soal ini di laman mereka. Ndak taunya, Kang Toni sudah menerapkannya. Duh, Kang Toni seperti Yamaha dalam kopi, selalu terdepan :p

Trackbacks & Pingbacks

  1. […] Disk Aeropress saya kebanyakan nganggur jadi seikit dikaryakan untuk percobaan menggantikan filter kertas pada Hario Syphon Coffee Maker yang tipe MCA. Berbeda dengan model lainnya yang memakai filter dari kain, tipe MCA ini menggunakan filter kertas yang bisa dicuci kembali. Jadi idenya, mengganti filter kertas dengan disk aeropress dengan tujuan agar lebih mudah dibersihkan selain tujuan yang lebih penting yakni membiarkan “oil” dari kopi terbebas dibanding menggunakan filter kertas. […]

Comments are closed.