Kalau sebuah cafe dimiliki oleh sebuah perusaahaan raksasa seperti Korea Telecom, jadilah Olleh Cafe Lounge yang menempati gedung milik sendiri. Berlokasi di jantung kota Seoul tepatnya di kawasan Gwanghwamun, Olleh merupakan sebuah cafe high-end, dari sisi peralatan yang digunakan seperti mesin espresso Synesso Cyncra, kopi hasil blend sendiri yang bekerjasama dengan roaster terbesar di Korea, Tera Rosa, serta berbagai fasilitas multimedia untuk memanjakan pengunjung. Jangan khawatir bila komputer jinjing tertinggal, sebaris komputer dari Apple model terakhir bisa digunakan secara cuma2. Di ruangan terpisah terdapat ruangan menonton pribadi dengan layar LCD 42 inchi. Kurang apa lagi ?

Gwanghwamun bisa diibaratkan seperti jalan Jed. Sudirman di Jakarta, kawasan perkantoran yang super sibuk. Di gedung yang entah berapa puluh tingkat inilah Olleh Cafe menempati ruangan lobi dan lounge terpisah yang berada di lantai atasnya.Olleh Square Cafe sangat memperhatikan penataan interior secara detail termasuk desain grafis dengan tipografi yang di desain secara khusus yang ditampilkan dalam setiap produk mereka. Walaupun terdapat tempat duduk di luar, pengunjung sama sekali tidak diperkenankan merokok.

Tidak terdapat metode pour over seperti tipikal warung kopi lain yang pernah saya kunjungi, Olleh adalah cafe bergaya Italia dengan segmen konsumen para karyawan yang mayoritas mengenakan setelan jas lengkap. Tidak ada keluhan dengan kopi hasil ramuan mereka yang bergaya medium roast, dan diklaim oleh mereka sebagai salah satu yang terbaik di Seoul. Setidaknya itu yang saya baca pada salah satu brosurnya.

Kesimpulannya, ini cafe kelas atas dan bukan artisan, jadi jangan berharap barista mereka akan menjelaskan dengan panjang lebar mengenai kopi mereka. Datang, pesan, nikmati, dan silakan bermain dengan fasilitas multimedia kami, begitu kira2 yang harus dilakukan oleh pengunjung. Tiadak ada yang salah, toh langganan merela tidak pernah berhenti datang dan pergi di hari Minggu kemarin saat saya berada di sana.

* * * * *

5 replies
  1. Lulu
    Lulu says:

    Ini namanya di deket rumah saya, warnet yang jualan kopi hahaha 🙂 Company ini mah ga main-main euy. Semakin salut aja ama korea yang bisa mengapresiasi kopi sedemikian rupa walau tadinya kopi disana lekat sekali dengan kehidupan malam. Semenjak era coffee prince saya rasa, apresiasi mereka terhadap kopi berubah total 🙂

  2. rosgani
    rosgani says:

    Wuiiihhh jadi kabita euy…
    jujur saja, saya belum pernah beli kopi di Starbuck atau kedai kopi sejenisnya, hanya bikin kopi sendiri aja di rumah…
    Dengan adanya situs ini tahu bahwa kopi adalah seni dan budaya… nice info

Comments are closed.