Sebelum masuk ke pembuatan espresso, saya akan berbagi cara kerja mesin Giotto Professional ini yang tidak menggunakan tangki air, tapi pipa yang tersambung langsung ke sumber air (plumbing). Sebelum disambungkan dengan listrik, pasang sambungan pipa air bersih dan saluran air kotor yang kesemuanya terletak di bawah mesinnya. Khusus untuk sumber air, masukan pipanya ke galon air mineral yang letaknya tidak terlalu berjauhan agar pompa tidak bekerja terlalu berat. Selanjutnya sambungkan ke listrik dan nyalakan mesin …

Yakinkan bahwa sambungan pipa ke sumber air sudah terpasang, lalu nyalakan mesin. Pertama kali mesin ini dihidupkan, pompa akan langsung menarik air ke dalam boiler dan prosesnya berlangsung kurang dari lima menit. Setelah selesai, manometer sebelah kiri penanda tekanan pompa mulai bergerak perlahan dan setelah 20 menit jarum akan menunjukan ke angka 1 bar, artinya mesin sudah siap digunakan.

Demikian juga halnya dengan indikator brewing pressure di sebelah kanan yang sudah dikalibrasi oleh pabrikan. Saya tidak sampai sejauh  membuka mesin ini untuk melakukan penyesuaian tekanan untuk brewing-nya, tapi bisa anda lakukan agar angkanya berada pada kisaran 9 hingga 10 bar, standard mayoritas mesin espresso.  Selanjutnya biar fotonya saja yang berbicara kepada anda :

Charles adalah hardcore home barista, kami berdua punya hobi yang sama : ngopi dan fotografi 🙂

Banyak faktor yang membuat saya menyukai mesin ini, misalnya :

  • Kualitas rancang bangun yang kokoh dengan bahan stainless. Dengan berat sekitar 23kg mesin ini sudah mulai menunjukan “this is me”
  • Double manometer untuk mengukur tekanan pompa dan brewing, fitur sangat penting yang harus dijadikan pertimbangan bagi siapa saja yang ingin serius membuat kopi.
  • Desain klasik tak lekang waktu, cantik dari berbagai sudut saat dilakukan sesi pemotretan.
  • Group head E61, kelas komersial dengan berat 4kg lebih
  • Start-up hanya 20 menit, langsung siap.
  • Suara yang sangat halus saat brewing termasuk “klik” pada pressure-stats nya.
  • Pengaman otomatis untuk mengukur kecukupan air di boiler.
  • Watt listrik tergolong kecil  untuk ukuran mesin prosumer : 1200 watt
  • Boiler 1.8 liter untuk steam & hot water wand, pokoknya bisa ngejoss dengan jeda waktu beberapa detik saja.
  • Tombol steam wand dan air panas yang enak untuk diputar dengan ukuran besar.

Sedikit masukan supaya saya tambah “menggelinjang” 🙂

  • Lampu indikator terpisah sekedar untuk memberi tahu kalau mesin sudah ready to brew tanpa harus terus melihat manometer.
  • Saya belum melihat isi dalamnya, tapi sangat senang bila pengaturan tekanan brewing bisa diatur secara mudah.
  • Dip tray sedikit kurang besar, air sering sedikit terciprat saat membersihkan portafilter di group head.
  • Sekali lagi, tamper berkualitas layak disertakan dalam setiap pembelian mesin ini.
  • Selang plastik pembuangan air susah terpasang, perlu kesabaran …. sangat.

Tidak akan pernah ada sebuah mesin espresso yang sempurna, selalu ada keinginan para konsumen untuk terus menaikan spesifikasi dan fitur teknologi dengan harga serendah mungkin. Dari pengalaman beberapa hari menggunakan Giotto, mesin ini sudah lebih dari cukup untuk keperluan di rumah saya atau cafe kecil, serta restoran yang menyajikan kopi sebagai side dish.

Dijual dengan harga 25 juta rupiah dan spesifikasi lengkapnya mesin ini bisa di lihat di sini. Terima kasih kepada Hendra Tanuwidjaya dari PT Tritama Kawanmas yang sudah memberikan kesempatan untuk melakukan “bedah” mesin espresso Giotto.

* * * *

13 replies
  1. intan
    intan says:

    sy sdh punya distro rencana sy mau combaine dgn kedai ngopi…ini masukan bggs bgt buat sy…btw hbs lebaran sy bru bisa ke jawa…ksi masukan dong kedai kopi mana yg bisa sy datangi berikut alamat distributor alat /mesin kopinya

  2. Tomo
    Tomo says:

    mas toni, klo mesin espresso kaya giotto yg dayanya 1200watt diidupin buat 12 jam abis banyak gak y mas biayanya??? dia 1200watt full atau kaya dispenser gitu, kadang idup kadang mati?? maap mas banyak tanya, mau beli masih takut sama wattnya yg gede bener… hhehehhee… trims mas…

    Lumayan banyak tentunya, tinggak dikalikan berapa kwh yang diperlukan untuk membuat Giotto tetap menghasilkan panas.

  3. Coffeeshopz
    Coffeeshopz says:

    Whew.. ini mah kalo mobil.. dah kelas BMW… nya

    Buat………. True Coffee Lovers..

    Thumbz Up..

    membuat yg baca berdecak kagum , kagum mesin nya , ya juga kagum hasil jepretan nya..

    Salam
    Coffeeshopz

  4. budi
    budi says:

    He he he, maksudnya kalo udah pake Gino / Super Jolly biasanya clumpingnya udah ilang keaduk dalam doser-nya. Kalo masih pake Doserless kyk Rocky memang dianjurkan WDT. Lebih baik lagi kalo ngaduk pake alat yang diameter lebih slim.
    BTW Charles that’s a nice latte art, two thumbs up 🙂

  5. Charles
    Charles says:

    Saya aduk itu kopi di porta biar bener bener free dari clumping, namanya WDT [ Weiss Distribution Technique ], kalau pakai bottomless portafilter sedikit salah aja bakal ketahuan, mulai dari cone nya tidak tepat di tengah, chanelling, uneven extraction, donut extraction, etc…

    Saya sudah sejak lama jadi penganut WDT yang di invent oleh member di Forum Home Barista.

    http://www.home-barista.com/weiss-distribution-technique.html

  6. budi
    budi says:

    sedikit penasaran nih pak, kenapa ya Charles masih ngaduk kopi di portafilternya pake chopstick?
    Grinder yg dipake yg Gino ato Rocky pak?

  7. Charles
    Charles says:

    Hahaha, itu Brewtiful Cappucino Cup, salah satu cup keramat saya, dibawa-bawa selalu soalnya fotogenic sih, hahahha.

    Terima kasih atas undangan Pak Toni, ternyata yang Giotto Profesional lebih mantab daripada yang saya punya di rumah.

    Itu suara nya rotary pump, halus nya berkali lipat dibanding vibration pump, ditambah flow nya sangat stabil, buat espresso ini mesin one of the best, tinggal adjust pressure, dan suhu, biar blend sama grinder dan bean nya.

  8. HK
    HK says:

    pantes kok kayaknya cup brewtiful capp nya familiar, ternyata ada om charles, bedua memang tukang motongopi sejati 😀

  9. luvkatz
    luvkatz says:

    Mantap Kang Toni *two thums up*

    Beneran ngiri euy hahaha 🙂

    @andi sanaf : sepertinya itu mah La Marzocco BYKS 🙂

Comments are closed.