Sebuah agen majalah penerbangan atau in-flight magazine yang berlokasi di Singapura menugaskan saya untuk meliput kuliner di Kalimantan Timur yang layak untuk ditampilkan bagi penumpang masakapai tersebut. Ini commercial food assigment, jadi saya dibiayai sepenuhnya termasuk urusan akomodasi dan transportasi ke berbagai lokasi. Selain kopi, saya memang menyenangi liputan kuliner dan menampilkan berbagai  makanan pinggir jalan sebagus mungkin untuk beberapa majalah wisata. Dua kota yang harus di liput di Kalimantan Timur adalah Balikpapan dan tentu saja Samarinda yang kaya dengan tradisi kuliner yang sangat menarik untuk diliput.  Nah, di sela-sela penugasan tersebut saya berkesempatan untuk berkunjung ke sebuah warung kopi lokal Ko Abun, yang punya keunikan tersendiri dan layak untuk ditampilkan buat pembaca. Ko Abun, yang menurut rekan saya patut mendapat julukan the Godfather of Caffeine.

Perjalanan dari Balikpapan menuju ke Samarinda memakan waktu tempuh dua jam dengan jalan yang cukup berkelok namun disuguhi pemandangan alam Kalimantan yang cukup mempesona. Sesampainya di kota ini, beberapa lokasi makanan khas langsung diburu sebelum warung mereka tutup. Foto di sini hanya sebagian saja contoh pemotretan makanan yang saya lakukan sebagai flavor untuk posting tentang kopi kali ini.

Di sela-sela pemotretan saya bertanya kepada rekan di sana apakah ada warung kopi yang menjadi center of attraction bagi masyarakat lokal. Terutama yang sudah menjadi bagian kehidupan sehari2 masyarakat di sana? Gayung bersambut karena menurut teman saya tersebut, di kawasan dekat pelabuhan terdapat warung kopi Ko Abun, tempat mangkal para penggemar kopi di daerah sini.

Di sebuah ruko tua pinggir jalan warung kopi ini berlokasi dengan warna cat yang sudah memudar dan di beberapa bagiannya sudah dipenuhi oleh jelaga dari asap kompor. Di bagian depan  sekelompok pengunjung tampak tengah asyik bermain kartu sambil sesekali terbahak dengan ditemani secangkir kopi hitam. Di dalam pemandangan yang serupa namun tanpa kartu, para tamu yang sepertinya pelanggan tetap di warung kopi ini berbincang tentang berbagai topi. Dari mulai politik lokal, skandal asmara, semrawutnya Samarinda, hingga tak ketinggalan gosip selebriti ibu kota.

Mayoritas pengunjung adalah pria setengah baya yang menghabiskan waktu sore hari itu dan menu kopi menjadi suguhan wajib bagi mereka, Di meja bar, Ko Abun yang mewarisi usaha warung kopi keluarga ini sesekali berbaur dengan mereka dan mengenai setiap pengunjung yang datang. Mereka telah membuka usaha ini selama lebih dari 30 tahun dan tetap bertahan sekalipun di beberapa tempat sudah terdapat cafe modern di Samarinda (Starbucks sudah membuka cabang di kota Balikpapan di akhir tahun 2008).

Ko Abun menyajikan kopi dengan menggunakan saringan kain, khas sebagaimana yang bisa kita lihat di Kopi Tiam. Metode brewing kopi yang bijinya dibeli dari agen di Jawa Timur sudah merupakan ciri khas yang melekat di warung ini. Dengan kisaran harga di bawah 5 ribu, kopi Ko Abun bisa menyediakan ratus gelas per hari bagi pelanggan setianya yang dtaang silih berganti. Sayang kami tak bisa berlama-lama di tempat ini akrena sudah dikejar tenggat untuk tujuan foto selanjutnya.

Beberapa minggu setelah majalah yang memuat foto saya terbit, Ko Abun menelepon, cuma ingin berterima kasih karena tak menyangka kalau warung kopinya dimuat untuk sebuah majalah penerbangan. Menurutnya, beberapa orang tak henti datang termasuk para wisatawan yang ingin mencicipi kopi nya dan sejauh ini mendapat sambutan yang positif. Untuk daerah Samarinda, warung kopi Ko Abun sudah menjadi ikon baru, the must visit place, di tengah kebersahajaan suasana warung nya.  Ko Abun memang layak untuk dipublikasikan setelah berpuluh tahun memberikan sebuah ruang kenyamanan bagi para pelanggan setianya.

Saya mengenang suatu sore di warung kopinya seakan berada dalam  sebuah kebersamaan di saat semua orang saling mengenal satu dengan yang lainnya tanpa jarak.

Making your way in the world today takes everything you’ve got.
Taking a break from all your worries, sure would help a lot.

Wouldn’t you like to get away?

Sometimes you want to go

Where everybody knows your name,
and they’re always glad you came.
You wanna be where you can see,
our troubles are all the same
You wanna be where everybody knows
Your name.
(Cheers soundtrack)

Samarinda, Juli 2010.

* * * **

8 replies
  1. Jarakada
    Jarakada says:

    Thanks infonya. Barusan tadi sore cek venue Coffee Ko Abun di bilangan Jl. Pelabuhan no. 27 samping hotel Harmoni Indah Samarinda. Sebutan Godfather of Caffein buat Ko Abun saya rasa tidak berlebihan, TOP.

  2. adman
    adman says:

    wduh..saya yg asal samarinda malah belum tahu, tapi mungkin juga karena saya baru2 ini saja menyelami dunia hitam(kopi maksudnya),hehe..berarti wajib saya kunjungi, terima kasih infonya..oya numpang saya share juga di facebook..

  3. Evi Aisyah
    Evi Aisyah says:

    sebagai orang samarinda saya salut dengan Ko Abun. Sayang saya belum baca artikelnya yang di majalah.
    kapan jalan-jalan ke samarinda lagi Pak Toni? jangan lupa mampir di JoinKopi. warkop saya yang pake cara tradisional seperti Ko Abun.

  4. Satrio
    Satrio says:

    Saya sdh pernah baca artikel Pak Toni di majalah yg dimaksud. Surprise jg waktu ada profilenya Pak Toni dsitu. Kadang memang kenikmatan justru didapatkan dari sesuatu yg sederhana. Salut buat Ko Abun dan warung kopinya!

Comments are closed.