Apa warung kopi rakyat paling happening di Surabaya ? Itu pertanyaan yang saya ajukan kepada fixer atau kontak saya di kota Surabaya. Dia langsung menjawab, “datang saja ke warkop giras di kawasan jalan Arjuno. Apaan tuh giras ? tanya saya. “Artinya legi dan keras Mas, kopi yang mantep banget” jawabnya. Di tengah malam, bersama rekan seperjuangan, berangkatlah kami ke tempat ini walau “supir” saya agak nakal dengan mengambil jalan ke tempat paling “menyenangkan” di kota ini.

Warkop Dua Saudara itu ternyata berupa warung kopi pinggir jalan, lokasi tepatnya di pertigaan jalan Merapi dan Arjuno. Si Mas mengaku berasal dari kota Lamongan, Jatim sedang sibuk melayani pelanggan yang minta dibuatkan kopi hitam. Sebagai seorang “barista” kedai kopi ini, tangannya sudah begitu terlatih meracik kopi dan gula yang diseduh dengan air panas. Ia kemudian mengaduk kopi dengan cepat dalam waktu satu menit hingga kopinya berbusa.

Dilengkapi dengan dua meja panjang yang tempat duduknya terisi penuh, tapi yang menarik di pojok sana sini sekolompok orang duduk lesehan di bawah temaram lampu. Mayoritas pengunjung adalah anak2 muda Surabaya yang datang dengan menggunakan motor.

Di meja sebelah kami melihat seseorang yang sedang asyik melakukan ritual nyethe yakni melukis batang rokok dengan ampas kopi. Tangannya begitu terampil menari dengan menggunakan tusuk gigi sebagai alat lukis. Ia sudah mengerjakan berbagai motif batik tradisional di lima batang rokok yang kesemuanya membuat kami berdecak kagum. Viktor adalah salah satu pelanggan setia warung kopi ini dan tak hirau dengan suasana sekitar yang ramai.

Jangan remehkan pendapatan warung kopi ini karena dalam sehari semalam mereka bisa menghabiskan 10 kilogram kopi yang dijual 2 ribu per gelas. Hanya menggunakan bubuk kopi yang bermerek “Jari Besar” dan diproduksi di kota Surabaya dan kopi inilah yang paling banyak dipesan pengunjung.

Selalu menarik kalau memperhatikan warung kopi rakyat seperti “Dua Putra”,  tempat dimana kita bisa merasakan “the heart of the city”

12 replies
  1. saiful
    saiful says:

    tiap pulang kerja saya selalu melewati warung kopi tersebut…. tertarik sih karena rame banget…
    tapi kalo sendiri jelas gak asyik….
    salam

  2. Fikri Handa Herriansyah
    Fikri Handa Herriansyah says:

    Manteb om kangen balik surabaya lagi … suasana jalan merapi dengan sentuhan kopi susu dimalam hari … serasa nikmat kalau bersama teman … 😀

  3. Dian Wicaskono
    Dian Wicaskono says:

    Sekedar referensi ajah, coba kunjungi kota tulungagung. Disana ada dua warung kopi yang terkenal banget. Namanya Waris dan Mak Tin. disana kiblatnya kopi cethe. Kopinya pun enak banget…dan klo bawa kamera, cocok banget tuh…dapet banget suasana rame, gak ada sepinya…kebiasaan disana, hampir tiap jam dari buka sampe tutup gak pernah sepi…Monggo dibuktikan, mas…

  4. Abied
    Abied says:

    waduh Om Toni.. gak tengok2 kan waktu lewat jalan yang “menyenangkan” hehehe..
    wah gak bilang saya tar tak ajak ke tempat ‘nyethe yang lebih recomended hehehe..

    ini Abied Om yang kenalan di kompetisi barista IBC di surabaya. salam kenal lagi Om yaa.

  5. wallflowers
    wallflowers says:

    waahhhh…saya aja yg sering ke Sby ga tau nih tempat. Koq kmarin saya gak diajak sih om??… hahahaaa.. apalagi lewat jalan yang “menyenangkan”.. wkwkwkkw…

Comments are closed.