rec

Baiklah, untuk para pembaca yang baru saja mampir dan mulai mendeklarasikan dirinya untuk menjadi pecinta kopi apa langkah pertama yang harus dilakukan ? Pertama, saya tidak akan menyarankan Anda membeli mesin espresso seberapapun ketertarikan untuk memilikinya. Baca artikel saya yang berjudul “Sebelum Membeli Mesin Espresso” sebagai bahan referensi awal.

Grinder

Kedua, alat pertama yang harus dimilik adalah sebuah penggiling kopi. Ya, alat ini wajib dimiliki oleh siapa saja yang sedang menempuh jalan tarikat sebagai jamaah cikopi dan syarat yang mutlak harus dipenuhi. “Baik, saya akan membelinya, tapi tipe apa, berapa harganya, dan di mana alat tersebut bisa diperoleh ?” Pertanyaan bagus yang seringkali memenuhi surat elektronik saya.

Untuk budget terbatas, silakan menggunakan blender yang saya percaya merupakan perlengkapan yang biasanya tersedia di setiap rumah tangga. Setelah merayu sekaligus mengiba pada istri Anda yang tiba-tiba terheran-heran dengan permintaan yang tak biasa, silakan baca artikel tentang alat ini : Tidak ada grinder, blender pun jadi. Tapi mohon dicatat bahwa blender bukan alat ideal untuk menggiling kopi, tapi untuk sementara, tak haram bila digunakan seraya menunggu rejeki untuk membeli grinder yang lebih serius.

Untuk grinder yang mengandalkan kekuatan tangan sebagaimana musik unplugged :

600 ribuan : 1. Porlex : buatan Jepang dengan burr keramik, sangat bagus dari kualitas material dan sering saya bawa ke luar kota. 2. Hario Slim : Sama dari negara Jepang, diproduksi oleh perusahaan Hario.
1.5 jutaan : Zassenhaus Panama : grinder buatan Jerman, sayang tak dijual di Indonesia

Grinder listrik :
1.5 jutaan : Latina N600 atau Feima : Andalan sehari-hari, tapi ganti fuse-nya dengan 5 atau 10 Ampere agar tak mudah putus
4 jutaan : Baratza Precisio : Sedang disiapkan tulisannya

acaia

Timbangan Digital

Supaya lebih khusyuk melakukan ritual penyeduhan kopi, sebuah timbangan digital akan sangat membantu Anda dalam mengukur berat air dan kopi. Sebagaimana yang sering saya sebutkan, tak ada rasio air dan kopi yang bisa memuaskan semua orang, walau ada aturan tersendiri dalam protokol uji cita rasa. Rasio kopi dan air 1/15 sering saya gunakan semata karena mudah diingat. Jadikan sebagai referensi awal dan silakan mencoba rasio yang lain hingga benar-benar menemukan rasa yang pas.

Nah supaya pengkurannya pas, timbangan digital yang bagus akan sangat membantu dengan rekomendasi di bawah ini :

Harga di bawah satu jutaan :
Hario Digital Scale VST-2000 : dilengkapi dengan pengatur waktu dengan akurasi dari 0.1 hingga 1 gram.
Tiamo HK 0315 : Sama seperti Hario, sedikit lebih responsif
Tanita : Timbangan dapur yang saya andalkan karena daya tahan dan kualitasnya

Harga 1-2 jutaan :
Bonavita Scale : Tidak dilengkapi timer, tapi penampilan dan kualitasnya yang sangat baik
ACAIA : Satu-satunya yang dilengkapi dengan fitur nirkabel hingga bisa dipasangkan dengan perangkan telepon pintar dengan menggunak aplikasi yang bisa diunduh gratis. Sangat cepat dan benar-benar didesain untuk drip coffee.

Banyak timbangan yang harganya di bawah yang sudah saya rekomendasikan, sebagian ada yang bagus, tapi banyak juga yang sering tiba-tiba mati di tengah jalan saat kita sedang menyeduh. Tentu sangat mengganggu yang biasanya diasebabkan oleh fitur auto shut-off yang sangat singkat.

teko

Kompor dan Teko

Anda tak perlu kompor bila menggunakan teko listrik Bonavita Bouilloire (1.5 juta) yang sudah dilengkapi dengan pengatur suhu konstan hingga 98 derajat walau hanya bertahan selama 1 jam saja. Jika tidak, silakan menggunakan kompor gas yang ada di rumah dan diamkan 1-2 menit setelah airnya mendidih, atau biar lebih akurat sebuah termometer akan sangat membantu suhu airnya.

Bila tidak saya merekomendasikan beberapa alat sebagai berikut : Untuk kompor, bisa menggunakan pemanas yang berjenis induksi, lebih cepat dan relatif aman dibanding yang konvensional. Di pasaran banyak dijual beberapa jenis kompor induksi dengan berbagai ukuran dan daya listrik yang sayangnya bisa mencapai 2.100 watt.

Teko Hario Buono yang desainnya sangat cantik adalah rekomendasi bagi yang memerlukan kapasitas besar (1.2 liter), atau yang sedikit lebih kecil (1 liter). Tapi sehari-hari saya lebih memilih teko Tiamo tipe HA1554 yang hanya memuat 700 ml air, tapi punya ujung yang lancip sehingga bisa lebih akurat mengarahkan air. Untuk teko, banyak pilihan yang bisa Anda lihat dari beberapa toko on-line seperti Maharaja Coffee, Philo Coffee, Otten Coffee, atau CoffeeHq.biz. Mereka juga menyediakan berbagai alat kopi lainnya.

Roasting

“Ingin roasting kopi sendiri ?” Siapapun bisa melakukannya sebagaimana kata Christian Heryanto dari Froco Coffee yang seharinya bisa menyangrai kopi hingga belasan ton selain memproduksi mesin roasting buatan sendiri. Sebuah oven listrik bisa dijadikan piranti andalan untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan ini.

Pembaca cikopi cukup banyak yang sudah mempraktekan roasting dengan oven listrik, dan buat saya ini adalah jalan pintas yang murah dibandingkan kita harus membeli alat yang harga dan kegunaannya tak bisa dijadikan sebagai justifikasi untuk keperluan rumahan.

Bagi yang tertarik ingin mencobanya, silakan membaca artikel : Roasting dengan oven listrik. Jangan salah, pemilik Blue Bottle, James Freeman sering me-roasting kopi dengan alat ini di rumahnya.

audio

Audio

Supaya “ibadah” perkopian kita mencapai tingkat makrifat, sebuah tangga tertinggi dalam dunia Tasawuf, sebuah perangkat audio berkualitas selalu saya sarankan kepada siapapun, khususnya bagi para pemilik kedai kopi. Mungkin hanya kebetulan, tapi banyak pecinta kopi adalah penggemar musik yang sangat serius selain punya cita rasa yang artistik.

Jangan anggap remeh bila perusahaan sekaliber Starbucks saja berani membeli perusahaan rekaman di San Francisco karena mereka yakin bahwa musik adalah bagian tak terpisahkan dari pengalaman emosional dalam menyesap kopi.

Tidak percaya ? Duduklah di gerai Starbucks dan dengarkan playlist lagu mereka yang tertata dengan apik, tanpa harus mengganggu orang yang mungkin kebetulan tidak sesuai selera musiknya.

Jadi kebahagian buat saya cukup dengan secangkir kopi, sambil membaca novel “Para Priyayi” karya Umar Khayam serta ditemani gitaris Blues Snowy White. Rasanya sudah cukup dunia ini.  Sekian.

* * *