Pertanyaan pertama, bersediakan pembaca membeli sebuah alat penggiling kopi manual seharga 6 jutaan ? Urusan uang memang relatif, tapi inilah grinder tanpa listrik termahal sekaligus terberat yang pernah saya tulis di sini. Hasil kencan saya selama 1 minggu bersama Kinu M47 dalam tulisan di bawah ini. .

Kemasan. Pertama kali membuka Kinu M47 dari kardusnya, saya dimanjakan oleh pandangan pertama sebuah penggiling kopi yang dibuat dengan detail yang sangat halus serta penggunaan material polished stainless steel yang bermutu. Dari atas hingga bagian dasarnya Kinu M47 merefleksikan sebuah karya teknik yang membuat saya tak bosan meraba dan memandangi alat ini.

Terberat. Cuma ya itu, berat sekali, tepatnya 1.148 kg pada saat diletakan di atas timbangan digital ACAIA. Memecahkan rekor timbangan manual terberat yang pernah saya atau 148 gram lebih berat dibandingkan dengan Lido 3. Sedangkan Commandante C40 saja hanya membukukan berat 668 gram atau Porlex Mini yang hanya 234 gram.

Konstruksi. Diperlukan 13 komponen terpisah untuk membangun Kinu M47 ini dari bagian handle, burr, hingga bagian penampung kopi di bagian paling bawah.

Tuas atau Handle. Kita mulai dari bagian handle atau tuas pemutar yang panjangnya 19 cm. Terdapat pegangan yang terbuat dari bahan plastik, tapi tidak seperti Timemore yang menempel dengan bantuan magnet, M47 menyegel nya hingga tak bisa dilepas.

Keseluruhan handle bisa dilepas dengan membuka bagian yang dinamakan “counter screw” yang terletak di bagian paling atas. Bagian inilah yang harus dilonggarkan saat melakukan pengaturan atau setting kehalusan kopi.

Bagian Pengaturan. Pada bagian ini terdapat komponen yang dinamakan “wheel adjustment” dengan angka dari 0 hingga 9 yang bisa diputar baik ke kiri maupun kanan. Pengaturan dilakukan dengan terlebih dahulu melonggarkan baut yang mengunci tuas putar. Setelah ukuran yang ditentukan sudah ditentukan, baut tuas kembali harus dikencangkan agar tidak terjadi pergeseran.

Drive Axle. Atau besi panjang yang menghubungkan wheel adjustment dengan burr dikunci dengan 4 buat bearing agar posisinya tidak goyang saat tuas diputar. Diameter drive axle berukuran 10mm dengan panjang hingga bagian dasar mencapai 13 cm.

Conical Burr. Bagian inti sebuah grinder, burr atau Kinu menyebutnya dengan istilah grinding cone yang berjenis konikal, diwarnai hitam (black fusion treatment) dengan ukuran diameter bagian atas 28 mm dan bagian bawahnya 42mm

Grind Container. Atau bagian penampung hasil gilingan dengan material stainless yang dibalut dengan material plastik Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS). Cara memasangnya bukan diputar sebagaimana Commandante C40, tapi merekat dengan bantuan 4 buah magnet neodymium.

Menggunakan Kinu M47.  Sekali lagi, pertama kali saya menggunakannya betapa bertanya grinder 1 kg ini. Perlu sedikit penyesuaian agar terbiasa mengoperasikan Kinu M47 walau kesan berat susah untuk dihilangkan.

Perlu dicatat bahwa, grinder ini tidak ada tutup di bagian atasnya, sehingga rentan akan serpihan kopi yang bisa saja loncat keluar saat sedang digunakan. Lalu celah untuk memasukan biji kopi menurut saya agak sempit, namun tak terlalu menggangu.

Kapasitas maksimal biji kopi yang bisa ditampung Kinu M47 hingga adalah 40 gram yang tentunya sama dengan kapasitas kontainernya.

Pengaturan Tanpa Batas. Nah ini bagian yang maha penting dimana Kinu M47 menggunakan sistem stepless dengan tingkat akurasi hingga 0.01 mm sebagaimana yang diklaim pada manualnya.

Sistem stepless tentu merupakan kelebihan utama dari Kinu M47 dimana mayoritas alat giling kopi manual biasanya menggunakan sistem click atau step. Commandante C40 yang biasaya saya gunakan saja hanya terbatas dari 0 hingga maksimal 105 klik sebelum burr terlepas.

Setting di Bagian Atas. Selain itu, perubahan setting pada grinder manual biasanya dilakukan pada bagian bawah, tapi tidak untuk Kinu M47 yang meletakannya justru di bagian atas. Kelebihannya, pengguna tak perlu repot membuka kontainer terlebih dahulu, tapi hanya melonggarkan baut (counter screw) lalu memutar wheel adjustment hingga titik atau angka yang telah ditentukan.

Cara setting yang saya lakukan adalah dengan memutar ke kanan terlebih dahulu hingga wheel adjustment tak bisa lagi berputar dan angka menunjuk pada “0”. Mencoba beberapa putaran dan rasanya masih halus sekali hasil gilingan kopinya. Maklum hanya mencoba di angka di bawah 9.

Tapi Kinu M47 yang bersistem stepless ini punya rentang pengaturan yang seakan tak berbatas hingga saya memutar 3 kali ke bagian kiri untuk mencapai titik 0. Barulah saya menemukan grind size yang cocok untuk menyeduh kopi dengan menggunakan filter.

Bagaimana dengan espresso ? Saya memutar hingga kalau dijumlah sebanya 16 atau putar kiri ke arah 0, lalu tambah hingga indikator di angka 6, dan jadilah hasilnya seperti pada foto di bawah ini.

Burr dari stainless yang tajam membuat tuas cukup mudah saat diputar, walau pada setting terhalus harus sedikit mengeluarkan tenaga. Tapi secara keseluruhan Kinu M47 membuat hati riang saat digunakan.

Catatan Akhir. Saya sebenarnya masih ingin mendalami Kinu M47 yang sayang hanya terbatas dalam rentang waktu yang singkat saja sebelum alat ini harus dikembalikan ke empunya, Otten Coffee. Namun dalam jangka waktu waktu yang tak lama tersebut, setidaknya saya bisa merasakan betapa Kinu M47 punya kharisma tersendiri dibanding Commandate C40 atau bahkan Porlex yang biasa saya gunakan.

Kualitas nya memang tak terbantahkan dengan penggunaan material pilihan dan presisi tinggi. Inilah alat giling kopi manual yang harus pembaca lihat dan pegang sendiri hingga bisa merasakan langsung perbedaannya dibanding produk lainnya.

Tapi di balik kualitas prima, beberapa catatan untuk pembaca yang ingin melamar Kinu M47. Sebagaimana sudah disebutkan di atas, grinder ini tak dilengkapi tutup dan biji kopi rentan loncat keluar saat digunakan.

Walau dilengkapi dengan sebuah pegangan (anti rotational knob) agar pegangan lebih mantap, tapi kadang kepalan tangan saya masih suka terlepas.

Lalu, berat dan volumenya yang besar sehingga buat saya pribadi tidak terlalu praktis untuk dibawa jalan-jalan selain tak ada tas khusus (pouch) untuk menyimpan alat ini.

Commandante C40. Pertanyaannya Commandante C40 atau Kinu M47 ? Godaan untuk memiliki Kinu M47 sangat besar, tapi untuk sementara saya masih memilih Commandante walau penampung kopi yang terbuat dari gelas sangat rentan pecah. Alasan utamanya adalah harga, yang buat saya 6 juta, bukan anggaran yang murah untuk sebuah manual grinder.

Bagaimana dengan kualitas gilingnya (grind particles uniformity) dibanding Commandante C40 ? Secara kasat mata saya tidak melihat perbedaan yang signifikan, entah bila dilakukan dengan alat khusus yang sayangnya tidak saya miliki.

Alternatif lain adalah jajaran grinder dari Timemore yang tak kalah bagusnya dari aspek presisi dan penggunaan material serta desain tentunya.

Tapi bila pembaca bisa mentoleransi beberapa catatan yang sudah saya kemukakan, percayalah, Kinu M47 adalah salah satu grinder manual terbaik yang pernah saya coba. Terutama dari sisi desain yang tak membosankan untuk dipandang selain kualitas material secara keseluruhan.

Jangan lupa juga, Anda akan mendapatkan sebuah grinder stepless, fitur utama dari Kinu M47.

* * * * *

1 reply
  1. Yoni
    Yoni says:

    Saya memakai grinder kinu yang baru beberapa bulan lalu saya ambil waktu ada event di berlin
    Modelnya sama tapi ada karet jika dipegang tdk mudah jatug

Comments are closed.