Bandung : Sekali lagi Festival Kopi di kota ini

Salah satu peserta pameran @goldilocksroastery dari Cimahi, sedang memperagakan cara seduh dengan “coffee drip” siap saji yang menurut salah satu kru-nya, Teguh, produk mereka sedang dipasarkan di beberapa hotel sekaligus mengisi kekosongan produk sejenis yang berasal dari roastery yang baru saja lahir di awal tahun 2017 di kota Cimahi. Di samping Goldi Locks, terdapat puluhan peserta lain khususnya para petani dan penggiat kopi pada acara Festival Kopi Jawa Barat yang merupakan hasil kolaborasi antara Dinas Perdagangan dan Perindustrian serta Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Barat yang ebrlangsung dari tanggal 3 hingga 5 Nopember di Trans Studio Mall, Bandung.

West Java Coffee Festival 2017. Tanggal 3-5 November di Plaza Trans Studio Mall, Bandung yang diadakan oleh Disperindag dan Disbun Provinsi Jawa Barat. Kopi asli Jabar yang akan terlibat pada gelaran WJCF ini di antaranya Kopi Gunung tilu , Kopi Wanoja. MPIG Burangrang , Kopi arjuna , Kopi Murbeng Puntang , Kopi Manglayang , Kopi Malabar dll dengan jumlah 25 Kopi Asli Jawa barat yang berpartisipasi dalam kegiatan ini termasuk 25 Coffee Shops. #coffeefestivalindonesia #westjavacoffee #westjavacoffeefestival #coffeefestival #javapreanger #kopijawabarat

A post shared by toniwahid (@toniwahid) on Oct 30, 2017 at 12:25am PDT

Sebagaimana pameran yang hampir serupa di bulan Oktober kemarin yang diadakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Festival ini merupakan ajang terbuka bagi seluruh masyarakat khususnya di kota Bandung untuk mencicipi kopi secara gratis di setiap booth petani kopi yang telah disediakan.

Lebih dari 20 petani kopi yang turut berpartisipasi antara lain, MPIG Burangrang, Manglayang, Wanoja, Lembang, Ciamis, Gunung Tilu, beserta puluhan kedia kopi yang hadir pada acara tersebut.

Propinsi Jawa Barat terus berupaya menciptakan iklim yang mendukung semua pelaku industri kopi melalui berbagai kegiatan untuk mempromosikan komoditas yang baru saja bertumbung kembang. Dengan lahan 13 ribu hektar lebih, dan hasil panel 17 ribuan ton, kopi Jawa Barat diharapkan terus tumbuh dengan banyaknya pembeli dari dalam dan terutama manca negara.

“Namun sayangnya, menurut Haji Aleh dari kopi Gunung Tilu, keberadan kopi di Jawa Barat belum didukung oleh adanya eksportir dari daerah sendiri. Hingga saat ini kamu belum mampu melakukan ekspor langsung kepda pembeli dari luar negeri dan harus bekerjsama dengan pihak lain”.

Antusiasme peserta ditandai dengan ramainya pengunjung hingga akhir penyelenggaraan hingga pihak panitia terpaksa mengambil kopi cadangan untuk diseduh agar semua pengunjung berkesempatan menyesap komoditas primadona ini.

Pernah asben 1 tahun setelah kegiatan pertama mereka di tahun 2015, namun diharapkan kegiatan ini akan rutin diadakan setiap tahunnya.

 *  *  *