Hampir seminggu saya menggunakan mesin ECM Veneziano dua group, tipe teratas dari kelompok mesin espresso komersial buatan perusahaan Italia ini. Dengan pengalaman lebih dari 40 tahun, ECM meyakini bahwa Veneziano adalah mesin handal yang selalu memberikan hasil yang konsisten dan satu dari jajaran mesin kelas komersial.

Semua komponen penting seperti casing, group head, boiler menggunakan material stainless, tembaga, dan besi. Dibanderol dengan harga 70 juta, tentu tak murah, tapi ECM meyakini bahwa presisi, konsistensi dan kualitas menjadi faktor penting dalam memilih sebuah mesin espresso. First hand look ECM Veneziano.

Mesin Veneziano datang ke rumah saya tanpa box, jadi ini bukan unboxing sebagaimana yang biasa saya lakukan untuk mesin2 baru.

Sejak pertama diturunkan dari mobil, body nya yang mengkilat karena terbuat dari stainless steel sudah menarik perhatian. Beruntung saya dibantu oleh dua orang teknisi yang berbaik hati menjadi asisten foto untuk menggeser-geser mesin dengan berat 70kg ini.

Menggunakan group head tipe E61 dan portafilter diameter 58mm, standard mayoritas mesin espresso. Di bagian belakang terdapat lampu sebagai aksen desai dimana kita juga bisa menempatkan logo perusahaan. Luas cup warmer sangat memadai dan bisa memuat banyak cangkir untuk dihangatkan dengan sistem pasif.

Steam wand bisa digerakan 360 derajat yang dilengkapi dengan empat lubang. Pengaturan steam wand menggunakan sistem putar yang salah satu keuntungannya kita bisa mengatur intensitas semprotan uap panas dalam saat milk frothing.

Panel elektronik dihiasi lampu yang sayangnya justru tidak menyala saat mesin stand by. Pengaturan volume ekstraksi bisa diatur dengan program yang mudah pengoperasiannya, dan tentu saja dilengkapi dengan sistem manual.

Di sisi paling kanan terdapat hot water wand, yang suhunya menurut ECM sangat ideal untuk menyeduh teh (saya belum mengukur berapa suhu maksimalnya).

Indikator tekanan boiler dan pompa berada dalam satu manometer yang sangat fungsional kalau kita ingin melakukan tweak seperti mengubah tekanan boiler dan pompa. Saya tidak merubah tekanan baik pompa maupun boiler karena sudah di set oleh pabrikan.

Indikator penting lainnya adalah volume air dalam boiler yang gampang terlihat untuk memastikan ketersediaan suplai air di dalam boiler.

Terdapat tambahan drip tray untuk meninggikan posisi demitasse (cangkir espresso) agar air tidak jatuh terlalu jauh pada saat membuat espresso. Di bagian paling bawah, disediakan pengaturan ketinggian mesin yang bisa diatur agar kedudukan tetap sejajar.

Instalasi dan Test

Hanya menyambungkan pipa air bersih dan air kotor. Di bagian perlistrikan, teknisi harus mengubah sistem 3 phase menjadi single.

Mesin ini memakan daya 3200 watt yang bisa ditingkatkan lagi untuk menaikan kinerjanya sebagai salah satu fitur tambahan.  Saya sangat menyarakan kepada para pemilik cafe untuk tidak sayang membeli colokan listrik mahal yang khusus, kalau harga 200 ribu dianggap keterlaluan.

Masalahnya mesin espresso komersial ini menggunakan daya ribuan watt, low quality power plug bisa mengundang bencana karena seringkali meleleh dan bisa mengakibatkan hubungan arus pendek.

Setelah samua sambungan pipa dan listik selesai, tinggal tekan tombol power. Mesin langsung bekerja, lampu di panel listrik menyala dan air secara otomatis disedot ke dalam boiler.

Perlu sekitar tiga menit untuk memenuhi boiler dengan 14 liter air, dan 30 menit selanjutnya adalah masa tunggu sampai mesin siap digunakan. Sebagaiman sudah disebutkan, saat mesin sudah bekerja semua lampu indikator di panel padam.

Saya sangka ada sesuatu yang salah dengan matinya lampu saat boiler sudah terisi air. ECM harus mengubah sistem sederhana ini untuk memberitahukan bahwa mesin sedang melakukan tugasnya dengan menyalakan salah satu lampu yang ada.

Espresso Shots

Saya menggunakan grinder Compak K3 Touch dan kopi Lavazza untuk mencoba kemampuan mesin ini dan portafilter single maupun double. Setiap dosing untuk single shot berkisar 8 gram dan diperlukan beberpa kali perubahan setting grinder untuk mencapai grind yang sesuai.

Sistem stepless adjustment pada grinder espresso seperti K3 Touch sangat membantu untuk mencapai ekstraksi 30ml dalam waktu 25 detik.

Setelah beberapa kali mencoba berbagai mesin espresso, saya menilai kemampuan sebuah mesin salah satunya berdasarkan konsistensi setiap shots espresso. Pada saat grind, dosing, dan tamping sudah sesuai dan apakah hasilnya konsisten ? bagaimana ketebalan crema-nya ? Apakah ada yang aneh pada rasa espressonya ?

Bagaimana dengan light tamping, hard tamping ? Apakah single portafilter hasilnya sama dengan yang double basket ? Bagaimana bila dua group head dijalankan bersamaan ?

Bagaimana hasilnya apabila diganti kopi nya ? Semakin konsisten hasilnya, maka semakin bagus mesin tersebut terlepas berbagai fitur tambahan yang seringkali hanya berupa kosmetik di beberapa mesin merek lain.

Sejauh ini Veneziano selalu memberikan hasil yang konsisten selama didampingi oleh grinder yang juga handal. Apabila grind sudah sesuai, tidak ada alasan bagi mesin ini untuk under atau over extraction. Tentu saja pergantian kopi harus dilakukan penyesuaian pada setting di grinder.

Untuk masalah frothing, mesin komersial tentu saja punya tenaga besar untuk melakukan tugas ini dalam waktu singka. Frothing untuk picther 600ml  bisa dilakukan dalam waktu kurang dari 10 detik.

Steam wand bisa digerakan bebas ke semua arah sehingga memudahkan kita untuk menyesuaikan posisi saat frothing.

Akhirnya …

Selalu saja ada sedikit catatan berdasarkan pengalaman saya menggunakan mesin powerful ini. Pertama, lampu indikator yang di panel elektronik yang tidak saya pahami fungsinya karena gelap saat mesin tidak digunakan.

Kedua, tambahan drip tray yang licin dan mudah terlepas selain sistem pengeringan air yang tidak sempurna. Pada tipe Giotto hampir tidak air sisa pembuangan di drip tray, namun justru di model termahal, air masih menggenang berikut sisa2 kopi.

Tapi menurut saya faktor penting yang luput adalah absen-nya fungsi PID pada mesin sekelas Veneziano, sehingga kita tidak bisa melakukan pengaturan suhu air air di group head.

Tentu saja sebagaimana yang sering saya katakan bahwa tidak akan pernah ada mesin espresso yang sempurna. Dibalik beberapa catatan saya, mesin ini adalah karya klasik pabrikan Italia, dimana kultur kopi terefleksikan dalam sebuah Veneziano.

* * * *

Rotary pump

Espresso shots

Ralat alamat web seharusnya : www.cangkircoffee.com.

7 replies
  1. dman
    dman says:

    ECM Veneziano memang mesin espresso yang mangstap pak Toni.

    Sudah menggunakan Veneziano 1 group di Malang untuk commercial use selama 1 tahun tanpa ada masalah.

    Bentuk menarik dengan group head di luar yang berkesan classic dan body full stainless steel yang eye-catching.

    Temperature air stabil, recovery tekanan boiler cukup cepat dan hal ini memang penting terutama di jam² sibuk.

    1 feature penting yang sepertinya luput dari pembahasan pak, saya quote dari website sbb:
    http://www.ecm-espresso.com.au/venez_detail_a1.htm

    ” …with static pre-infusion chamber plus progressive mechanical infusion for smoothest infusion and extraction of the coffee.”

    Makasih pak tambahan info-nya mengenai sistem pre-infusion yang terlewatkan oleh saya.
    Sebenarnya saya pengen mencoba mesin ini setelah melihat yang di Malang 🙂

  2. budi
    budi says:

    Deliziosa!!! that’s all I can say.
    Visit pak Hendra today. He just pull the sweetest chocolate creamy of Lavazza Grande with this gorgeous Veneziano.
    Best cup of espresso I have got this past few months.
    O yeah, I have to say sorry for bugging him for almost half a day.

    Wah saya yakin pak Hendra senang dikunjungi dan beliau memang jago bikin espresso, cuma suka humble saja 🙂

  3. Andreas
    Andreas says:

    Suatu kehormatan pada saat mesin ini mampir ketempatnya pak Toni saya bisa ikut mencoba.

    Secara design sih okay banget, kokoh & maskulin. Dari sisi pengoperasiannya juga enak banget, steam wandnya itu juga salah satu yang beda dgn mesin lain ….. leher steam wandnya tidak panas jika terpegang oleh tangan, utk frothing milknya juga relatif mudah (asal dengan cara yg benar tentunya). Utk menghasilkan secangkir espresso awalnya memang perlu penyesuaian tp tidak lama ….

    Hmm …. recommend dech utk coffee shop yang serius dan loadnya lumayan ramai ….

    Makasih sudah dateng pak … seneng dibantu oleh pemilik cafe yang juga fotografer 🙂

  4. arry.etanol
    arry.etanol says:

    hmm.. ecm mewah bener.. hahaha.. produk yg 2 groupnya keren bener pak..

    tapi ecm hasil espressonya bagus banget, didukung grinder yg pas ama tampingnya juga pas..

    klo beli mesin lagi ecm aja, pasti gk akan kecewa, saya udah pakai ecm-giotto udah 2 tahun (sejak ada pameran food international di JIEXPO).

    tekanannya boilernya udah ngedrop ampe 0.7 tapi masih bisa dipakai 🙂 ntar dech servis klo udah turun lagi. kemampuan steaming-nya masih bisa dgn tekanan segitu. sayangnya gk ada servis centernya di jogja hikz T_T

    mau beli mesin kopi ? ECM aja, jaminan top banget deh !!

  5. Charles
    Charles says:

    Wah, ini Mbah nya mesin rumah saya.

    ECM pakai benar-benar stainless loh, coba deh pakai magnet tempelin ke body nya, gak ada yang nempel tuh magnet, tanda dia pakai stainless bukan campuran.

    ECM bener-bener the reflection of coffee culture deh. Classic design, outstanding materials, and terrific consistent.

Comments are closed.