Saya mencoba Comandante C40 Nitro Blade, sebuah alat giling kopi manual buatan Jerman yang termasyhur dengan teknologi metalurgi dan untuk urusan presisi. Pertama, bagi pembaca yang ingin segera tahu harganya, siapkan uang 3.7 jutaan untuk menebusnya di Otten Coffee. Sampai saat ini dari grinder manual yang pernah ditulis di sini selain Lido 3  yang dibanderol 3 jutaan. Cukup dengan urusan harga, mari kita bedah jeroannya.

Kemasan. Kotak panjang yang berisi unit Comandante dalam 4 bagian yang terdiri dari 2 gelas kaca penampung kopi bening dan satunya berwarna coklat tua. Lalu bagian kayu pinus tempat kedudukan burr dan terakhir pemutar atau handle-nya.

Tak ada manual, hanya 4 halaman pengantar tentang C40 Nitro Blade yang ditandatangani oleh pendiri perusahaan ini, Bernd Braune. Isinya berupa alasan pemilihan material  baja stainless (High-Alloyed High-Nitrogen Stainless Steel), proses metalurgi, serta penjelasan teknis lainnya.

Anda juga sudah diwanti-wanti akan ketajaman burr-nya yang sudah dipertajam sedemikian rupa dan bisa dengan mudah melukai penggunanya.

Spesifikasi. Tak sulit untuk memasangkan semua komponen dari mulai gelas bagian bawah, badan, dan engkol. Ternyata saat diangkat Comandante cukup berat, sekitar 0.7 kg.

Kapasitas maksimal giling dan kontainernya 40 gram kopi dan supaya kedudukan burr tidak goyang selama dioperasikan, Comandante memasangkan 2 axel bearings pada bagian atas dan bawahnya.

Grind adjustment atau pengaturan halus dan kasar cukup dengan memutar burr ke arah kanan (halus) dan kiri (kasar) yang disertai dengan bunyi klik setiap kita memindahkan satu step.

Engkol atau crankshaft yang terbuat dari stainless dan kayu pinus pada ujungnya menurut saya paling ergonomis di antara penggiling manual yang pernah saya coba hingga membuat putaran menjadi lebih mantap.

Menggunakan Comandante. Dibanding dengan Mini Porlex yang sesekali saya gunakan, tentu bentuk Comadante jauh lebih besar, tapi masih lebih kecil dibanding Lido 3.

Kepalan tangan saya tak bisa memeluk grinder yang cukup gendut ini, tapi untungnya tak membuat aspek ergonomis terabaikan. Kayu pinus yang membalut sebagian besar unit-nya masih cukup enak untuk dipegang. Saat engkol diputar pun, kedudukan tangan tak bergeser.

Suaranya itu saat diperasikan, ini mungkin salah satu sensasi mengapa banyak orang setia dengan penggiling manual ketimbang yang menggunakan motor pada grinder listrik. Mungkin dalam istilah audio, bila suara burr keramik sedikit lebih nge-bass, Comandante yang menggunakan burr stainless lebih treble dan renyah.

Biasanya saya langsung mencoba setting terhalus untuk espresso dengan memutar kedudukan burr-nya agar bukaan lebih sempit. Entah berapa kali putaran yang saya lakukan dan cukup ringan ternyata.

Hasilnya, silakan perhatikan foto di bawah, konikal burr-nya mampu menghasilkan partikel dengan konsistensi yang sangat baik. Tak apa sedikit statis di kanister dan burr-nya yang gampang dibersihkan, tapi Comandante C40 adalah produk yang patut untuk diperhitungkan terlepas dari harganya yang mendekati angka 4 jutaan.

Penutup. Tentu tulisan ini bukan ulasan mendalam, tapi cukuplah sekedar memperkenalkan produk Comandante C40 Nitro Blade yang sepanjang pemakaian cukup memuaskan. Cuma bagi yang mempertimbangkan faktor harga, pilihan lain seperti Porlex, Hario Cermaic Slim masih menjadi rujukan atau semacam replika-nya yang diberi merek Sumba.

Bentuk yang tak terlalu besar membuat Comandante masih bisa diajak bepergian selama pembaca tidak berkebratan menambah beban 700 gram.

Akhirnya, silakan dipertimbangkan, tapi C40 Nitro Blade adalah salah satu penggiling manual yang boleh dijadikan bahan lamunan.

 *  *  *

10 replies
  1. pras
    pras says:

    senang menemukan blog ini
    mohon masukan pak jika dibandingkan dg Kinu M47 Traveler yg harganya sama
    hasil gilingannya gimana pak

    kebutuhan saya untuk brewing dg filter, jarang buat espresso

    terimakasih

  2. rijal
    rijal says:

    Saya suka melihat tampilan grinder ini dengan bahan kayunya. Cuma bisa membayangkan kemampuannya apakah bisa setara atau bahkan lebih hebat dari mesin

  3. rijal
    rijal says:

    Saya cuma bisa membayangkan hebatnya kemampuan grinder ini. Apa kemampuannya mengalahkan mesin grinder electric ?
    Untuk masalah penampilan luar, jelas lebih anggun dibanding grinder electrik yang berkesan angkuh.

  4. Yan SP
    Yan SP says:

    Om Toni, jadi hasil di Cup sama nih dengan Lido 3 saya pemakai Lido 3 cukup penasaran dengan hasil real test untuk mereka yang punya ke dua grinder tersebut…terutama untuk manual brew karena saya tidak punya mesin… kalo ada waktu tolong di coba ya Om, Thanks Om Toni

  5. Tommy Wijaya
    Tommy Wijaya says:

    Pak Toni kalo Comadante disanding dengan electric grinder,kira-kira paling cocok dengan grinder apa?Kalo dengan manual grinder setara dengan grinder apa?

  6. Muhammad Nur'aziz
    Muhammad Nur'aziz says:

    Kalo grind size untuk manual brew, hasilnya gimana pak Toni ? Jika dibanding dengan Lido 3

    • toniwahid
      toniwahid says:

      Overall sih sama, tapi kalau masalah kecepatan Lido lebih unggul karena burr-nya yang berdiameter lebih besar.

    • toniwahid
      toniwahid says:

      Dua2nya bagus, tapi kali ini saya pilih Comandante karena desain bur yang dipertajam, micro ball bearings, serta material burr-nya.

Comments are closed.