Sette artinya angka 7 dalam bahaa Italia, bentuk yang mengilhami perusahaan ini  mendesain Baratza Sette yang menyerupai angka tersebut. Terima kasih kepada Philocoffee yang sudah berbaik hati meminjamkan alat ini untuk saya tuangkan dalam sebuah tulisan singkat tentang kesan pertama Baratza Sette versi 270 (tanpa huruf W).

Baratza. Bagi yang belum mengenal Baratza, perusahaan yang berpusat di Amerika ini merupakan pabrik yang memproduksi grinder kopi dengan beberapa tipe yang sudah pernah saya tulis pada artikel terdahulu, seperti tipe Vario. Saya sendiri memiliki Baratza Precisio yang menggunakan burr konikal dan cukup puas dengan performanya, walau kadang suka ngambek karena komponen di sekitar burr-nya yang agak ringkih.

Sette 270 dan Sette 270W. Sepertinya sudah menjadi tradisi bagi Baratza untuk beberapa produk grinder-nya yang mengadopsi 2 sistem, waktu (time based)  dan berat (weight) sebagaimana produk terdahulu seperti Vario dan kini Sette.

Sette sedang hangat diperbincangkan baik tipe Sette 270 maupun 270W terlebih karen desain yang dianggap cukup radikal dibanding dengan bentuk mainstream. Konstruksinya dengan garis tegas menyerupai angka 7 juga didukung oleh fitur inovatif seperti kedudukan burr yang langsung terintegrasi dengan chute atau tempat keluarnya kopi.

Kedudukan burr tersebut dimaksudkan untuk meminimalisir sisa-sisa kopi dari ruang giling yang biasanya sering mengendap dan bercampur dengan kopi baru yang akan digiling.

Desain dan Spesifikasi. Baratza secara khusus memesan burr kepada perusahaan Etzinger dari Lichstein Jerman dengan diameter 40 mm bertipe konikal. Posisi burr terpasang secara vertikal dan sebagaimana yang sudah disebut di atas, kedudukannya langsung terhubung dengan chute.

Menggunakan daya listrik sebesar 280 watt dengan berat kosong 3,2 kg dan harga jual 5.7 juta untuk tipe yang sedang Anda baca, dan 7 jutaan untuk model 270W dengan fitur timbangan dari Acaia. Harga ini hanya berlaku pada saat tulisan ini dipublikasikan.

Grind Adjustment. Ini faktor utama yang merupakan salah satu indikator kualitas sebuah grinder dan Sette menggabungkan sistem step di bagian atas (macro) dan stepless di bagian bawah (micro).

Terdapat 31 setting pada bagian atas (step) dengan penunjuk angka yang semakin kecil maka hasilnyapun semakin halus. Lalu terdapat 9 indikator sebagai penanda pada bagian bawah (micro), yang sebenarnya sama seperti yang diadopsi oleh tipe Vario untuk memberikan kebebasan melakukan pengaturan kehalusan yang diinginkan.

Pada buku petunjuknya, Baratza memberikan referensi awal untuk setting berbagai alat seduh, misalnya untuk espresso di angka 3-9, Aeropress di 10-15, V60 pada angka 13-18, chemek di 20 sampai 31.

Fork – Convertible Device Holder. Kedudukan fork yang didesain untuk dua fungsi yakni penggunaan portafilter dan juga bisa dimanfaatkan untuk alat seduh seperti pour over.

Display. Mudah dioperasikan dengan 3 penyimpan waktu yang sangat presisi hingga 0.1 detik. Default atau bawaan pabrik menimpan 10, 20, dan 30 detik pada masing-masing pre-set nya.

Menggunakan Sette 270. Setelah selesai memperhatikan beberapa fiturnya, kini mari kita coba bagaimana kualitas dan performa grinder ini karena harus dikembalikan secepatnya.

Pertama, saya mencari-cari tombol atau switch on/off yang ternyata tidak terdapat pada Sette. Jadi cukup sambungkan kabel ke outlet dan sentuh salah satu tombol pada display yang langsung akan menyala. Untungnya terdapat fitur auto-shut off yang secara otomatis mematikan grinder apabila setelah kurang lebih 2.5 menit bila tidak digunakan.

Kedua, pengaturan atau adjustment sangat mudah dilakukan dengan menggeser collar bagian atas dengan bunyi klik setiap terjadi perubahan kedudukan atau jarak burr. Demikian juga dengan bagian bawah atau micro adjustment yang tak ada kendala digeser kiri dan kanan. Lancar.

Walau bunyi agak sedikit lebih berisik, buat saya bukan faktor yang akan mengurangi performa kecepatannya saat mencoba 5 detik dan Sette berhasil memuntahkan 13 gram kopi pada setting di angka 15. Tentu waktu akan bertambah dan berkurang sesuai dengan setting yang dipilih. Tapi dari sini saja saya sudah bisa menyimpulkan bahwa kinerja motor yang berdaya 280 watt cukup mumpuni untuk diajak ngebut di arena komersial.

Konsistensi ? Makanya untuk urusan grinder saya lebih condong ke burr tipe konikal karena sebagaimana bisa Anda lihat pada foto di atas hasilnya yang begitu merata, tanpa statis yang biasanya menghasilkan bola-bola kecil.

Sedikit catatan akhir. Saya akan mengakhiri tulisan ini dengan sebuah catatan bahwa ini hanya percobaan singkat yang saya gunakan untuk manual brewing dan bukan untuk espresso karena mesinnya berada di lokasi lain. Janji, isi artikel ini akan diperbaharui dengan percobaan pada mesin espresso.

Sejauh ini kesan yang saya peroleh tentang Sette 270 antara lain desain produk yang memang membuatnya layak dipajang karena bentuk yang melanggar pakem. Lalu convertible device holder yang membuatnya menjadi lebih menarik karena bisa digunakan untuk dua fungsi, pegangan portafilter dan alat dripper seperti Hario V60.

Lalu display untuk mengatur waktu deegan 3 pre-set hingga memudahkan untuk operasional sehari-hari terutama Anda yang akan menggunakannya di warung kopi.

Tapi di luar semua itu, performa kecepatan, konsistensi, dan dua sistem step dan stepless yang terpasang pada Sette adalah faktor penting yang membuat produk ini seharga 5 jutaan ini harus saya rekomendasikan kepada pembaca.

Durability. Dalam jangka panjang, Sette 270 harus membuktikan daya tahan produknya mengingat beberapa pengalaman pengguna Baratza seperti saya yang sering kena masalah pada komponen di sekitar burr. Tapi Anda tak usah khawatir karena saya yakin dengan layanan purna jual Philocoffee yang akan dengan senang hati membantu setiap kerusakan yang dialami oleh pelanggannya.

Mohon koreksi pada komentar di bawah bila terdapat kesalahan pada tulisan ini. Salam.

 *  *  *

 

14 replies
  1. Rian
    Rian says:

    Salam buat Pak Toni, mohon rekomendasinya jika untuk kebutuhan Manual Brew, pilihan mana yang paling baik antara Mahlkonig Vario W, Baratza Vario W dan Baratza Sette 270 (diluar harganya)?

    Mohon informasinya. Terima kasih

    • toniwahid
      toniwahid says:

      Sebagai info saat saya berkunjung ke pabriknya, Mahlkonig Vario W sudah tidak diproduksi lagi.
      Baratza Vario W dan Sette 270 W itu menyenangkan untuk digunakan karena bisa di set berapa gram per sekali seduh dengan hanya satu sentuhan tombol.
      Salah satu dari ke-2 grinder ini saya rekomendasikan dan tinggal disesuaikan dengan anggaran yang disediakan.

  2. Kelvin Susanto
    Kelvin Susanto says:

    Contra mesin ini cuman berisik. Sisanya aman.

    Kalau mau manual brew saran saya pakai grinder Latina / Feima 600N saja.

    Baratza pasang shim 2, cocok di mesin espresso, mantap pokoknya!

    • Glen
      Glen says:

      Akhirnya setelah research saya memilih Rancilio Rocky untuk keperluan manual brew saya drpd si sexy Sette dan untungnya saya puas dgn Rocky,Coarse nya dapet,kelemahannya serbuk kopi hasil grind yang nyangkut cukup banyak,bs sampe 1-3gram,saya akali pakai pipet tiup utk dorong sisa bubuk yg nyangkut.

  3. Glen
    Glen says:

    Terus terang saat ini saya pun sedang mempertimbangan antara Rocky dan Sette,awalnya saya sempat yakin untuk memilih Sette,namun saya menemukan informasi ada 1 con pada Sette bagi penyuka french press bahwa hasil grinding coarse Sette masih terlalu fine untuk french press,saat ini saya memang lebih sering menggunakan aeropress untuk manual brew namun bkn tidak mungkin kedepannya saya ingin bermain2 dgn metode french press,oleh sebab itu bagi yang sudah bereksperimen dgn Sette mohon masukannya,terima kasih.

    • Kelvin Susanto
      Kelvin Susanto says:

      Kalau mau french press tidak disarankan pakai ini. Coarse setting agak sulit dapetin hasil french press. Ini mesin lebih cocok gilingan fine. Kalau udah pasang shim 2 buah, main di espresso puas banget. Tapi kalau mau manual brew mending engkol pakai manual grinder.

  4. Adhit
    Adhit says:

    Di tunggu om ulasan selanjutnya tertarik sama grinder baratza sette 270. seperti yang om toni bilang grinder adalah roh dari kopi kemaren beli mesin espreso brevile dan ngak kepikiran beli grinder akhirnya hasil kopi ngak bisa maksimal baru tau setelah baca cikopi penting nya grinder akhirnya nabung lagi ingin beli grinder tapi bingung mau sette 270 produk baru atau yang sudah teruji rocky menurut pengalaman om toni diharga 6 jt an mendingan yang mana pemakaian untuk rumahan makasih om terus menulis karna tulisan om toni sangat membantu sekali bagi kami yang baru mengenal dunia perkopian.

    • toniwahid
      toniwahid says:

      Kalau boleh saya saran karena kemararin waktu coba Sette belum menggunakan mesin espresso, jadi saya agak kurang kredibel memberikan informasinya tanpa test sendiri. Mungkin ada yang bisa bantu ?

      • hadi
        hadi says:

        Hi pak Toni, saya suka mendengar ulasan alat2 kopi dari Anda. Untuk setter 270 pas sy ada grinder ini, dan sy mencoba utk menjawab pertanyaan apakah grinder ini bisa buat espresso? Jawaban saya utk Anda, grinder ini gak cocok buat espresso hasil gilingan mentok di medium fine yg cocok utk manual brewing aja. Saya pertama kali cobaiin pake Nuova Simonelli Oscar 2, dan hasilnya espresso sy datar tanpa ada flavour sweetnya keluar dengan settinggan di antara 1D-3E. Nah habis itu sy ganti mesin ke Rocket Mozzafiatto, ini lbh parah Di setting paling mentok di 1A hasilnya under extraction parah banget, hasil extraction nya dalam waktu 4 detik espresso sy di 70 ml!!
        Jadi utk teman2 yg mo pakai sette utk espresso saran sy mending cari grinder yang lain, utk performa di manual brewing v60 bagus, hasil gilingannya sweet taste nya ada.
        Semoga bermanfaat buat yg lain,kalau ada kesalahan tlg dikoleksi. Kalau ada pertanyaan lain seputar sette bole email ke sy.

        • toniwahid
          toniwahid says:

          Terima kasih msudah berbagi pengalaman menggunakan Sette 270, Mas Hadi … semoga bermanfaat untuk pembaca yang lainnya.

        • Kelvin Susanto
          Kelvin Susanto says:

          Sudah coba pakai SHIM nya? Anda benar benar belom membaca manual book secara menyeluruh. Mreka kasih shim semacem ganjelan biar burr jaraknya makin deket. Alhasil resolusi gilingan di area fine untuk espresso semakin luas. Saya pakai ascaso dream up puas banget pakai grinder ini. Seharusnya OSCAR 2 anda juga menghasilkan espresso yang lebih mantab ketimbang ascaso saya. Coba browsing di google “shimming your baratza sette”

          • Hadi Widodo
            Hadi Widodo says:

            Selamat malam pak Kelvin! Setelah sy lihat di manual book emng ada penjelasan seperti itu, dan sy langsung cobaiin emng langsung berbeda banget pak! Hasil espresso nya tdk alah sama sekali dgn mazzer mini, sbg pembandingan utk rasa mazzer masi menang sdkt dr sette, body lbh terasa di mazzer, tp gk jauh beda dgn sette.
            Terimah kasih pak Kelvin utk koleksinya, utg ada wadah ini jadi kita bisa saling koleksi kesalahan kita. Sy larat review sy kemarin, sette 270 overall bagus banget, utk v60 maupun espresso, tp sy tetap lbh suka pakai sette utk manual brew nya.
            Semoga dikemudian hari ada yg bs menambahkan review ttg sette. Selamat ngopi!

    • Prast
      Prast says:

      Salam kenal mas Adhit. Saya belum pernah pakai rocky jadi tidak bisa membandingkan. Tapi yang jelas seminggu lebih pakai sette bagi saya memuaskan terutama soal sisa kopi yang sering tertinggal di sekitar burr sangat minim dan burr sangat mudah dibersihkan. Bagi pemakai rumahan ini sangat signifikan. Hasil gilingan juga memuaskan, tanpa clumping & distribusinya rapih. Soal durasi memang harus diuji. Semoga bermanfaat.

Comments are closed.