img-20161013-wa0012_1476372873505

Cobalah tanya kepada para pengendara motor yang enggan melepaskan roda duanya, apa sih enaknya mengendarai mesin beroda dua ini. Mungkin banyak alasan yang mereka kemukakan sulit untuk diterima. Tapi buat pengendara motor, kendaraan ini seakan sudah menjadi belahan hati, “teman hidup” yang kegiatan membersihkannya pun sudah menjadi ritual yang tak boleh diganggu. Sebuah tunggangan yang sudah membawa pengendaranya menyusuri setiap jengkal aspal hingga jauh ke pelosok yang tak bisa ditempuh dengan kendaraan jenis lain. Tulisan kali ini akan mengangkat para Barista yang sekaligus merupakan para pengaspal jalan dengan kendaraan roda dua kebanggan mereka masing-masing.

abi

Viki dan Mirza dengan Vespa. Barista Tanamera, Viki Raharja (27) yang juga merupakan lulusan sekolah Nuklir ini adalah pengendara Vespa yang persaudaraan di antara sesama pengendaranya sudah terkenal. Jangan kawatir bila Vespa tua Anda mogok di tengah perjalanan karena selalu ada pengendara Vespa lain yang dengan senang hati menyingsingkan lengan baju untuk mencoba membantu. Sebuah solidaritas yang tak kenal batas seperti ini sudah terbentuk dengan sesama pengendara skutik Italia ini dan itu salah satu alasan Viki memilih tipe kendaraan ini selain menyenangi motor klasik seperti Honda CB.

Vespa PS tahun 1982 hasil tabungannya selama ia tinggal di Jogja sudah mengelana hingga ke pulau Dewata. Adalah kebanggan tersendiri buat Viki yang sering menjadi perhatian sesama pengedara lainnya. Apalagi menurutnya, bila motor tersebut sudah masuk kategori klasik dengan tampilan sebagaimana aslinya dulu. Selain Vespa, Viki juga punya Yamaha Vixion yang sudah ia modifikasi menyerupai motor sport Yamaha R6.

img-20161015-wa0014

Demikian pula dengan Miza Luqman (Starbucks) yang sudah cinta mati dengan Vespa tipe Primavera, kendaraan sehari-hari yang bukan saja ia gunakan untuk pulang pergi ke kantor, tapi sudah dijajal ke luar kota. Baik Mirza maupun Viki tergabung dengan Vesparista, sebuah kelompok yang punya kegiatan unik, espresso marathon. 

Dalam kegiatan ini, belasan pengedara Vespa yang berangkat secara berjamaah mengunjungi setidaknya 3 coffee shop dan hanya dibolehkan untuk mencicip espresso lalu mendiskusikan rasanya. “Karena Vespa bisa diindetikan dengan kopi” kata Mirza yang sehari-hari bertanggung jawab sebagai pelatih para “partner” atau barista di Starbucks Indonesia. Saat ini anggotanya cukup banyak menyebar di berbagai kota dan mungkin pembaca yang punya Vespa bisa ikut bergabung dengan komunitas ini sambil mencoba espresso marathon.  

img-20161010-wa0005_1476372930227

Muhamad Aga dan motor klasik. Tak perlu saya kenalkan lebih jauh dengan Aga, sebagaimana biasa ia dipanggil yang kini mengelola Coffee Smith di Jakarta. Pemilik 3 motor dari mulai Vespa Piaggio S 150, Honda CB 100, dan sebuah Yamaha Scorpio yang sudah ia sulap menjadi caferacer.

Dibesarkan dalam keluarga pecinta motor yang sejak kecil sering diajak oleh orangtuanya berkeliling Jakarta dengan motor-motor seperti BMW R25, R27, Boxer, BSA, hingga Vespa Lambretta. Jadi tak heran bila motor sudah mendarah daging dalam diri Aga, seorang Barista pesohor yang pernah mengecap pendidikan listrik dan musik.

Perjalanan terjauh ? Ia pernah mengendari Vespa nya hingga ke Malang dan kembali lagi ke Jakarta dan suatu saat bila sudah memungkinkan Aga ingin sekali meminang motor Royal Einfield atau Triumph.

sandhy2

 

bry

Bryan dan Adrenaline Yamaha R25. Raungan suara knalpot full system dari Project One memang terdengar sangat gahar yang dihasilkan dari tungku pembakaran motor sport Yamaha YZF-R25 berwarna biru. Inilah kendaraan sehari-hari yang digunakan oleh Bryan Pringgodimulyo seorang Barista yang sekarang bekerja di Hario Coffee Factory

Motor ber-fairing seperti Yamaha R25 milik Bryan memang selalu seksi untuk dipandang, sebuah kesenangan tersendiri memacu si roada dua ini yang sudah dibawanya hingga ke Bandung. Rencananya dalam waktu dekat ia akan membawa besutannya dari Jakarta hingga ke Jember dalam duet riding bersama sang adik.

Tapi Anda tahu kan bagaimana heroik-nya para pengedara motor sport di Jakarta dengan posisi duduk yang condong ke depan berjibaku di tengah kemacetan. Tapi hal tersebut tak sedikitpun menyurutkan Bryan Pringgodimulyo, yang justru memilih sebuah motor sport dengan mesin 250CC, dua slinder.

img-20161014-wa0010

Wahyu dan GL 125. Saya berada di jok belakang GL-nya saat Wahyu Nazar Amir (26) mengantar saya ke sebuah tempat roasting di kawasan Jakarta Selatan. Motornya sudah ia oprek atau bore-up agar tenaganya tak kalah dengan kendaraan sejenis lainnya. Bisa dipastikan motornya sudah ia ajak kerja rodi menjelajahi hampir seluruh pelosok Jabodetabek terutama untuk mengantar pesanan kopi tempat ia bekerja sekarang, Kopi Pak Wawan.

Senang dengan motor karena alasan praktis dalam melawan kemacetan di Jakarta dan mulai berkendara roda dua sejak ia masih duduk di sekolah menengah. Perawatan rutin yang ia lakukan terhadap motor GL-nya telah membawanya hingga ke Wonosobo serta tempat-tempat jauh lainnya.

ronald

cr

Caferacer dan Coffee Rider. Nah itu di atas, sebagian teman-teman saya yang hobi menunggang motor, tapi nun jauh di Jl. Merdeka no. 9, Tangerang, sebuah coffee shop yang berlokasi di halaman toko Monochrome, saya bertemu dengan dua orang penggila cafe racer pemilik warung kopi ini, Chandra dan Barry.

Di sinilah tempat penggila Caferacer biasanya berkumpul di akhir pekan  khususnya yang tinggal di kawasan Tangerang. Ide inilah yang akhirnya membuat Barry dan Chandra punya ide untuk membuka warung kopi agar teman-temannya semakin betah nongkrong di tempat mereka.

Tak ada mesin espresso di sini, hanya sebuah Presso, dan beberapa alat seduh manual yang buka sore hingga tengah malam.

cr2

Bila Anda berniat memodifikasi motor, keduanya dengan senang hati akan memberikan saran motor jenis apa yang cocok dengan karakter berkendara supaya Anda bisa menjadi “artis lampu merah”. karena motor yang dipakai akan menjadi perhatian pengendara motor lainnya.

Untuk para pembaca yang masih setia dengan motornya, bila berkenan, silakan berbagi pengalaman di sini :

1. Motor pertamanya, model, dan tahun, dan motor apa yang dimiliki sekarang ?
2. Bila dimungkinkan, motor apa yang ingin Anda miliki
3. Pengalaman lucu, menegangkan, atau apa saja yang bisa dibagi dengan motornya

img-20161013-wa0021_1476372812443

4 replies
  1. sikirun
    sikirun says:

    1. motor pertama adalah yamaha v80 tahun 83 milik ayah yang diturunkan ke saya, kemudian di wariskan honda astrea star 1987 warna merah dari bude yang sudah hancur(sering kecelakaan). kemudian SMA diberikan hadiah New Vega R yang menemani Alaynya saya di zaman SMA. Di masa kuliah 3 motor sudah, dan sekarang yang mengantar saya hingga ke shelter Klasik Beans di Gunung Puntang, seekor Vario 125 techno seken 2014. ah Motor itu udah sebagian dari pengalaman ngopi saya dari cafe ke cafe maupun roastery ke roastery 😀
    2. Pengen banget punya BMW R 9 T atau Triumph Boneville atau yamaha MT09 atau KTM superduke 1290 (banyak amat yah hahaha)
    3. Ngebut pakai matik jakarta bandung via puncak 4 jam. Kebut-kebutan malam-malam matik saya sama ninja RR yang saya kira motor bebek, ban kempes tengah malem jauh darimana-mana dan yang tak pernah saya lupakan adalah beberapa kecelakaan yang membuat tulang saya dislokasi 😀

  2. markus
    markus says:

    1. Motor pertama, Yamaha Jupiter MX 135 tahun 2010 tapi dah dijual. Sekarang lagi nungguin 2010 Suzuki Satria FU dateng nyampe rumah.
    2. Pengennya sih 2016 Yamaha R6 / Kawasaki ZX6R
    3. Tabrakan. Sama emak emak bawa motor, yang sen kiri tapi malah beloknya ke kanan -_-

    • toniwahid
      toniwahid says:

      Selamat menikmati Satria FU nya Mas dan selalu hati-hati di jalan terutama dengan emak2 🙂

Comments are closed.