apop3

Saya yakin kalau orang Bogor tentu banyak mengenal nama Popolo Coffee di jalan Loader 9, di kawasan Pajajaran. Walau usianya baru menapaki 1 tahun 3 bulan saat pertama kali Alyssa Rusli (26) mulai membukakan pintunya coffee shop-nya kepada publik. Keyakinannya untuk berbisnis coffee shop didukung sepenuhnya oleh orang tuanya terutama sang ayah, Sutadi Rusli yang sampai kini masih tetap aktif menjadi “kontraktor” tetap demi kelancaran operasional Popolo.

apop2

Saya sengaja duduk di bar dan memperhatikan Stefano Carlsen, salah seorang Barista yang sedang menyeduh Java Weninggal dari roastery Smoking Barrels Craft Coffee dengan Kalita Wave. Banyak memanfaatkan ruang dengan bukaan lebar agar sinar matahari leluasa masuk yang interiornya didesain sendiri oleh Alyssa, tentu dengan bantuan konsultan ayahnya sendiri.

Sama dengan Dailydose, sejak awal Popolo yang namanya diambil dari bahasa Italia dengan makna “orang” tetap  berkomitmen untuk menyajikan beragam varian kopi arabika dari roaster yang telah mereka pilih beserta pastry.

apop4

Dalam usia yang cukup belia, Alyssa tidak pernah membayangkan menjadi pengelola sebuah coffee shop, tapi kini sudah terlanjur basah menggeluti dunia yang menurutnya ternyata sangat menyenangkan. Terlepas dari kendala yang dihadapi terutama aspek sumber daya manusia yang diwarnai oleh karakter yang menarik.

Sutadi, tidak hanya mendukung dari sisi konstruksi bangunan, tapi lebih jauh lagi dengan menciptakan kreasi pastry yang ia buat sendiri. Tanpa pengalaman formal sebagai seorang chef, racikan pastry-nya bisa Anda nikmati di Papolo yang buka setiap hari, kecuali di hari Minggu.

apop

Tulisan singkat saya tentang Dailydose dan Popolo yang keduanya dikemudikan oleh para perempuan memberikan warna tersendiri di lansekap industri kopi dalam negeri. Tantangan sehari-hari yang mereka hadapi tentu tak ringan, tapi tiga bersaudara Safrana dan Alyssa Rusli sudah menorehkan makna penting bahwa kopi lanang adalah masa lalu.

 *   *  *

apo5

1 reply

Comments are closed.