jr10

Di tahun 80 hingga awal 90an saya masih mengenang kawasan Ciumbuleuit di pagi hari yang seringkali berselimut kabut tipis dan suhu yang menjadikan jaket adalah pakaian wajib untuk menghangatkan badan. Kabut dan udara sejuk entah sudah pergi kemana, tapi kawasan ini tetap menyenangkan untuk dikunjungi walau tentu saja sudah semakin ramai dan sesak terutama di akhir pekan dengan keberadaan hotel, apartemen, restoran jang berjajar sejak kendaraan yang saya kendarai berbelok ke kanan dari arah jalan Siliwangi menuju ke satu tujuan, Jack Runner Roastery.

jr3

Jalan Ciumbuleuit yang agak sedikit menanjak tak terlalu ramai pada pekan kemarin, liburan tahun baru di Bandung tampaknya sudah usai. Lokasinya sudah terlihat di kanan jalan, berdampingan dengan bangunan apartemen dan Anda yang membawa mobil bisa memarkirkan kendaraan di tempat yang berdekatan karena keterbatasan lahan di depan Jack Runner.

Bagian depan berupa kaca berhias beberapa desain grafis dengan tema kopi dengan kontur berwarna putih. Masuk ke dalam, kehangatan dipantulkan dengan keberadaan material kayu hampir di seluruh bagian interior. Lampu berwarna putih dan kuning yang bergantung dibeberapa titik mengingatkan saya untuk menyesuaiakan “white balance” di kamera apabila hendak mengambil foto.

Di bagian bar ada dua orang Barista dan satu perempuan kulit putih yang rupanya sedang magang di tempat ini. Kami ditawari satu paket minuman yang berupa espresso, latte/cappuccino, dan manual brewing dengan alat yang bisa dipilih sendiri dengan harga 45 ribu.

Sambil duduk menunggu pesanan saya melirik tempat roasting di sudut depan dan langsung mengenal pembuatnya, Froco yang produknya sudah mulai dipesan oleh pelaku industri kopi dalam dan kini di luar negeri juga. Kapasitasnya yang 3 kilogram membuat mesin ini bisa duduk manis di ruang yang terlalu besar.

jr4Tentang Jack Runner

Resmi sebagai tempat yang menyajikan kopi sejak bulan Mei 2014 dan keberadaan mereka dibisiki oleh salah satu rekan di Noah Barn saat saya mencari lokasi peliputan. Jak Runner dikelola oleh Stefanus Handy Hermawan (33) yang pernah mengecap pendidikan di William Angliss Institute, Melbourne, Australia.

Sedangkan di belakang mesin roasting, diawaki oleh Taufik Muslim (31) yang sebelumnya sudah cukup lama menjadi seorang barista di kota Bandung.

Nama Jack Runner dipilih bukan hanya karena keunikan, tapi menurut Taufik sebagai perlambang seorang anak muda yang penuh semangat dalam mengejar impiannya.

jr1

Heavy Metal

Kalau Anda penyuka musik heavy metal yang keras, Jack Runner mengidentfikasikan nama tersebut dalam salah satu racikan kopi mereka selain Melodic Punk yang berkarakter medium. Tentunya mereka menyediakan beberapa kopi dari berbagai daerah di Indonesia yang bisa diseduh dengan beberapa alat tersedia di Jack Runner.  Sementara saya cukup memilih Arumanis yang diseduh dengan filter dan sesuai namanya, manis !

Walau saya tak sempat mencicipi makanan (western), tapi keberadaan sebuah Roastery sekaligus coffee shop di kota Bandung tentunya layak untuk disambut karena jumlahnya masih bisa dihitung dengan jari. Sebagai seorang roaster kopi yang baru mulai berkiprah, Taufik pun mengaku bahwa bidang ini tak mudah karena kompeksitasnya pekerjaannya yang luar biasa dipengaruhi banyak faktor. Mungkin ia hanya merendah karena kopi Arumanis hasil roasting-nya terlalu sayang bila tak dihabiskan.

Saya harus beranjak ke tempat selanjutnya berlomba dengan malam di kota Bandung yang semakin larut dan mengarahkan kendaraan ke arah Dago.

*  *  *

jr2

jr5

jr11

 

Facebook : https://www.facebook.com/jackrunner.roastery

1 reply

Comments are closed.