p10

Ada kepuasan yang sulit diukur manakala kita bisa menikmati kopi dari hasil roasting yang dilakukan sendiri. Rasanya tak sia-sia jerih payah walau harus mengeluarkan tenaga ekstra demi mendapatkan kopi yang benar-benar “baru”. Demi mempromosikan gongseng kopi di rumah atau home roasting Ronald Prasanto sungguh berbaik hati meminjamkan alat seperti penyaring yang biasa kita lihat di dapur. Bedanya strainer ini menggunakan penutup karena memang difungsikan untuk me-roast biji kopi.

p1

Saya belum melihat alat seperti ini dijual di sini, tapi tanpa sepengetahuan istri, sebenarnya Anda bisa memodifikasi sebuah saringan yang biasa ia gunakan untuk meniriskan sesuatu. Hanya dengan menambahkan penutup agar biji kopi tak berhamburan, jadilah alat gongseng kopi sederhana yang bisa digunakan setiap saat.

Alat yang dibawa oleh Ronald berasal dari Korea Selatan dan sudah jadi barang yang biasa digunakan oleh para roaster rumahan di sana. Anda tahu kan bagaimana kopi di negara kpop ini sudah pada tahap di mana alat seduh seperti french press atau Hario V60 sudah menjadi barang yang biasa terlihat di pantry, setidaknya di kantor cabang perusahaan tempat saya bekerja – oh ya,  mayoritas yang menggunakannya adalah kaum perempuan.

p4

Berat keseluruhannya kurang dari setengah kilogram, tentu saja cukup ringan dipegang oleh sebelah tangan. Tapi tunggu dulu, dengan beban tambahan hingga 150 gram biji kopi hingga berat totalnya total menjadi 0.5 kg. Setelah mencobanya sendiri Ronald dan saya dengan bercanda menyebut alat ini sangat “Pro-obat”, obat gosok yang kami maksudkan.

Dengan menggunakan pegangan kayu agar panas tidak bisa dihantarkan, alat ini pada prinsipnya menggunakan sistem pemanas convection, sederhananya api tidak langsung bersentuhan dengan biji kopi, tapi dari panas yang ditransfer melalui udara.

p9

Tanpa berpanjang lebar, kami mulai mencobanya dengan menggunakan kompor gas yang di atur dengan panas tertinggi. Sebuah timer disiapkan untuk melihat waktu yang diperlukan, dan ingin mengetahui berapa lama saat crack atau bunyi indah berupa letupan kecil mulai terdengar.

Sekitar 100 gram kopi dimasukan ke dalam alat ini dan mulailah acara goyang, naik, turun, balik atas dan bawah di aats api yang semakin lama mulai menebar udara panas didapur saya yang tak seberapa luasnya. Kata Ronald, kuncinya adalah hayati dan resapi setiap gerakan yang kita lakukan agar hasilnya rata.

Di menit-menit awal tentu dengan penuh semanagat saya menggoyang-goyangkan penyaring yang sudah beralih fungsi menjadi penggongseng kopi ini. Satu menit, dua menit, dan seterusnya dengan gerakan teratur agar semua permukaan biji kopi mendapatkan panas yang rata dan cukup membuat berkeringat. Di menit ke-7 akhirnya suara yang sudah ditunggu hadir juga dan biji kopi mulai sedikit dijauhkan dari sumber panas. Menit ke 10 kami mematikan api setelah warna biji kopinya sesuai dengan yang kami inginkan sebelum bunyi crack kedua muncul.

p6

Hanya beberapa jam kemudian, kami sudah menikmati kopi hasil roasting dari alat ini. Rasanya ? Sambil berkomat kamit mengucapkan rasa syukur ternyata hasilnya bisa kami nikmati. Terlepas dari subjektivitas, tapi saya selalu ingat perkataan Chris Heryanto dari Froco bahwa alat-alat manual roasting seperti panci teflon, atau saringan adalah sarana belajar yang sangat baik sebelum menggunakan mesin komersial. Kita bisa mengetahui kelemahan yang ada seperti energi panas yang terbuang akibat banyaknya bukaan dan memperngaruhi cita rasa kopi.

Tapi biarlah, sebelum memiliki mesin roasting yang cukup bagus, alat seperti saringan ini bisa digunakan untuk keperluan di rumah oleh siapapun. Berbeda rasanya menikmati kopi hasil jerih payah sendiri, walau tangan sedikit pegal karena tak terbiasa melakukan “goyangan” ala Ronald Prasanto.

*  *  *

p8

p7

p11

Catatan : Semoga Anda tidak terlalu menunggu terlalu lama karena selama satu minggu kedepan saya akan absen mengisi artikel di cikopi.com untuk sebuah tugas kantor. Salam.

6 replies
  1. budi ronosulistio
    budi ronosulistio says:

    halo pak Toni , bisa rekomendasikan ke saya apakah ada yang jual alat ini di indonesia?

    terimakasih

    salam

    BR

  2. gamar
    gamar says:

    menarik sekali bung, trus jika dibanding dengan sanggrai wajan yang dibuat dari tanah (gaya kampung sekali) bagaimana bedanya?

  3. john I.M
    john I.M says:

    the tool looks one of I used? i gave it to Ronald.
    this tool had given satisfied result for me….if user can understand coffee beans progress…
    happy to see the news here, with my previous valuable tool…

  4. qertoev coffee gayo
    qertoev coffee gayo says:

    Rond sini gw bantuin ngeroasting gratissss deh dr pada nanti tangan loe gede sebelah hehehej

Comments are closed.