bluebottle

James Freeman pendiri perusahaan Blue Bottle Coffee Company sudah menempuh perjalanan cukup panjang selama karir profesionalnya. Bermula sebagai musisi klasik yang memainkan instrumen klarinet, lalu bergabung dengan perusahaan internet untuk penyedia musik yang lalu dibeli oleh Microsoft yang membuatnya diberhentikan. Lalu perjalanan hidupnya berubah arah saat ia dengan modal seadanya membeli sebuah mesin roasting dan lahirlah Blue Bottle . Itulah pembuka bab pertama pada buku yang ia tulis bersama Caitlin Freeman dan Clay McLachlan, The Blue Bottle Craft of Coffee : Growing, Roasting, and Drinking, with Recipes.

bluebottle

Saya ingin mengenalkan buku ini kepada Anda sebagai salah satu referensi penting yang menceritakan awal mula Blue Bottle didirikan dengan sebuah keyakinan yang dipegang teguh oleh James Freeman hingga saat ini, bahwa hasil akhir kopi adalah sebuah “craft”. Jangan heran bila Blue Bottle  tidak akan membantu pembeli kopinya untuk mengubahnya menjadi bubuk walau pada awalnya ia banyak diprotes para pembeli. James tetap bersikukuh sekaligus memberikan edukasi bahwa belilah kopi secukupnya dan miliki alat giling sendiri agar aroma dan rasanya tetap optimal.

Buku setebal 229 halaman ini diceritakan dari sudut pandang penulisnya dalam bentuk narasi dengan menggunakan kalimat yang mengalir tanpa istilah yang membuat dahi berkerut. Blue Bottle berusaha membumikan istilah kopi agar mudah dipahami oleh konsumen, bukan sebaliknya. Ia hanya menggunakan istilah acidity di kalangan internal, tapi di hadapan pembeli para staff Blue Bottle  akan berusaha menjelaskannya dengan bahasa seperti “lively”. Demikian juga dengan penjelasan rasa kopi pada kemasannya yang dibuat sedemikian rupa agar orang tidak kebingungan dengan terminologi yang biasa digunakan oleh komunitas kopi.

bluebottle3

James Freeman tak punya pendidikan khusus dibidang kopi, ia memulai bisnisnya dari nol, mulai belajar roasting dari mesin Diedrich dan mulai memahami proses kimiawi serta mencatat setiap hasil yang ia peroleh. James memberikan tiga rahasia untuk menjadi roaster yang baik, pertama, rajin mencatat proses roasting yang dilakukan, kedua, cupping, dan ketiga, jangan jorok dan bersihkan mesinnya. Itu saja.

Pada bab selanjutnya James Freemen menceritakan tentang karakteristik kopi dari beberapa negara seperti El Salvador, Ethiopia, dan tentu saja Indonesia. Ia menyinggung kegemaran masyarakat Amerika terhadap kopi Sumatra, namun Blue Bottle hanya memilih kopi varian arabika dari wilayah ini yang benar-benar “clean”. Semnatara kopi Toraja sudah dikenalkan beberapa tahun ke belakang oleh perusahaan yang entah mengapa menggunakan nama botol biru.

cafe

Pada bab selanjutnya secara deskriptif Freeman menjelaskan proses roasting yang biasa ia lakukan, dan mencoba menjelaskan tahapan yang dilalui tanpa mencoba untuk menggurui. Pada cara “brewing” Freeman menulis teknik yang ia gunakan untuk alat seduh pour over, french press, siphon, Turkish, dan espresso. Masih ingat ketika di awal tahun 2008 media massa termasuk koran NY Times Amerika memuat berita tentang alat syphon yang harganya 20 ribu US dollar ? Inilah titik balik Blue Bottle dalam memperkenalkan bukan hanya alat yang sangat tearikal, tapi juga teknik seduh syphon yang langsung ia pelajari dari Jepang.

Saya menikmati isi buku ini, apalagi diakhir bab terdapat sajian resep sebagai pendamping kopi yang disajikan dengan foto yang membangkitkan selera. The Blue Bottle Craft of Coffee, sesuai judulnya memang buku tentang kopi berikut penjelasan teknisnya. Tapi siapapun bisa membaca buku ini seraya mengeksplorasi sebuah kisah inspiratif Freeman saat ia langsung mengganti karirnya tanpa memikirkan sedikitpun bila usahanya gagal.

Tulisannya mudah dicerna dan tentu saja enak dibaca berikut foto dan ilustrasi yang terangkum dengan apik. Pada bab tentang tata cara menyeduh kopi, Freeman memberikan penjelasan dengan gaya yang lugas sebagaimana keinginannya agar siapapun yang membaca buku ini bisa mempraktekannya di rumah.

Kunjungan saya ke Blue Bottle bulan April lalu berlangsung cukup singkat dan hanya berbincang dengan Arno Holschuh yang menjadi kepala produksi di Oakland. Namun saya beruntung bisa melihat sebuah perusahaan yang turut mewarnai artisan kopi di Amerika.

*  *  *

bluebottle4

arno

bb5

bb7


View Larger Map

7 replies
  1. kopi gunung
    kopi gunung says:

    Mas Toni sing paling wahid, mbok ya sekali kali diulas cafe-cafe luar negeri selain blue bottle kayak handsome roaster…pengen tau awal mulanya

  2. mohd suparjo
    mohd suparjo says:

    om toni saya mau donk d ipinjemin bku nya atau om ada pdf nya . mnta donk om 🙂

  3. buwana
    buwana says:

    Wah makin komplit aja nih cikopi materi mulai dari perkebunan sampe ke resensi buku ada semua…salute

    NB: pak toni saya ada pertanyaan ttg kompor induksi, sdh saya comment di thread kalita kettle yg pak toni tulis kmarin,
    Mohon pencerahannya ya pak.. 🙂

    Haturnuhun pak 🙂

  4. sutrisno
    sutrisno says:

    Ini lagi baca tentang ethiopia.membangun kebiasaan baca lagi :p
    Ditunggu kalau ke Lombok ya pak

Comments are closed.