t11

Mobil saya arahkan ke Utara menuju lampu merah Simpang Lima sambil menikmati macetnya jalan Ir. H. Juanda di kota Bandung. Di tahun 90an saya masih bisa menikmati transportasi angkutan kota yang supirnya kadang memutar pemain alto Sax Kenny G dan teman kuliah saya dengan polos bertanya “kapan ia mulai bernyanyi?”. Sambil melanjutkan perjalanan saya berputar arah tepat di depan Hotel Sheraton dan kurang dari 500 meter saya sudah melihat “Today’s Koffie” yang berada di pojok tepat di sebelah salon kecantikan. Semoga masih ada secangkir kopi nikmat di tempat ini.

t4

Rekan Andy Kho yang sama-sama menempuh pendidikan di Fakultas yang sama di Universitas Pajajaran Bandung sudah menunggu kedatangan saya setelah sehari sebelumnya merekomendasikan tempat ini. Pramusaji membawakan buku menu dan saya melihat berbagai sajian kopi manual brewing termasuk milk based seperti cappuccino dan sebangsanya. Tentu penasaran melihat sebuah kedai kopi mungil yang mau menyajikan banyak variasi sajian seduh kopi unplugged termasuk syphon yang teatrikal itu.

Langsung memesan kopi Bali dengan seduhan corong pour over yang tak lama kemudian datang ke meja kami. Biasanya di beberapa kedai kopi, saya menerima kopi yang sudah siap minum, tapi tidak Today’s Koffie. Pramusaji membawakan kopi yang belum diseduh dan mulai menuangkan air dalam sebuah ritual pour over yang berlangsung beberapa menit. Kalau ada ungkapan jangan menilai buku sebelum Anda membaca keseluruhan isinya, Today’s Koffie bisa diibaratkan seperti itu. Secara tidak langsung mereka mengajak pengunjung untuk menikmati dan merasakan pengalaman sebuah tahapan menyeduh kopi yang langsung disajikan di hadapan mereka. Sebuah de ja vu saat saya merasakan pengalaman yang sama di Ritual Coffee sebuah artisan roaster di San Francisco.

t7

Adalah Rio (24) seorang karyawan perusahaan swasta di bidang telekomunikasi yang punya gawe dengan Today’s Koffie. Niat bisnis yang dikombinasikan dengan hobinya menkmati kopi tentu klop dnegan konsep Today’s Koffie yang sewaktu-waktu mempersilakan tamunya menyeduh kopinya sendiri, your coffee your brew. Saat ini Rio sedang mempersiapkan tempat lain yang lebih besar dari lokasi yang sekarang yang luasnya berkisar 30 meter persegi dengan lebar sekitar dua meter.

Today’s Koffie boleh jadi sebuah kedai kopi yang punya keterbatasan tempat dan bukan cafe dengan hiasan grandeur yang berusaha membuat betah pengunjung. Today’s Koffie berusaha menyajikan kopi dengan cita rasa rumahan dengan presentasi cukup memikat buat Anda yang ingin menikmati kopi di sebuah pojok kawasan Dago Bandung. Nicely done Today’s Koffie !

*  *  *

t9

t6

Inilah artikel penutup di tahun 2012 dan menurut primbon yang saya percayai, tahun depan dunia kopi diperkirakan akan lebih semarak.

Semoga kita dianugerahi tahun yang menyenangkan di 2013 !

10 replies
  1. sarahy
    sarahy says:

    Dulu tempat skripsian dan dekat banget sama kosan di daerah Dago Pojok. Bandung memang selalu bikin kangen!

  2. anindya sylva lestari
    anindya sylva lestari says:

    Hallo semua!

    saya kebetulan baru membuka sebuah kedai kopi kecil2an di bogor, sudilah kawan2 ini mencicipi kopi saya dan memberi masukan yg sangat berharga 🙂

    karena kopi adalah seni!

  3. indra
    indra says:

    tulisan akhir tahun yang menarik pak, tempat terbatas dengan ide yang menarik…wah sekali waktu harus mampir nich…

  4. todays koffie
    todays koffie says:

    Terima kasih pak Toni dan mas Andy sudah mampir ke Todays, tlisan dan foto-fotonya sangat representative :). Btw Pak ada sdikit ksalahan di namanya harusnya Today’s Koffie. Trims y Pak

    Sudah saya koreksi dan terima kasih juga Rio.

  5. sutrisno
    sutrisno says:

    Wah,akhirnya masuk di cikopi nih.saya masih ingat betul awal kenalan dgn todays,gara2 dapat roastbean setelah mengisi kuesioner mreka,skitar bulan juni lalu.kemudian berlanjut hingga saya diinfokan harga NS oscar yg lagi miring itu oleh kang Adi,trus saya infoin juga ke Rio,eh akhirnya beli barengan deh.skarang uda masuk di Cikopi nih.next Lombok ya kang.

  6. Kedai Kopi Rajasa
    Kedai Kopi Rajasa says:

    Terbatas tempat tetapi tidak terbatas ide…
    Semoga kami yg di kota kecil bisa mengikuti dan diterima…

Comments are closed.