Andika dari Komunitas Kopikoe Noesantara (Kopi Koe)  berhasil meraih juara pertama pada lomba 2012 Jakarta Brew Champ (JBC) yang berlangsung di eX Plaza, hari Sabtu, 24 November kemarin setelah berhasil menyisihkan 30 peserta lainnya. Sedangkan juara ke-2 adalah Ajeng Rindang dari Starbucks Pondok Indah Mall, dan Budi Prasetyo, karyawan Pertamina sebagai juara ke-3.  JBC adalah event brewing pertama di Indonesia hasil kerjasama cikopi.com dengan eX Plaza dan Triple Nine Productions.

Ke-31 peserta datang dari Jakarta, Bandung, dan yang terjauh Indra sengaja terbang ke Jakarta dari Palangkaraya, Kalimantan Tengah untuk mengikuti acara ini. Triple Nine Productions dan cikopi.com mendesain acara JBC dengan format sebuah kompetisi kopi yang cukup serius, tapi tak menghilangkan unsur hiburan sebagai gimmick untuk menarik perhatian bukan hanya para komunitas kopi, namun publik secara keseluruhan, apalagi acara ini diadakan di sebuah mall besar di Jakarta. Jadilah kami sepakat membuat sebuah event kopi yang sifatnya informal, disertai musik genre electronik, dan tentu saja dibuka dengan penari tradisional.

Sebagaiamana yang telah diumumkan, kesemua peserta sudah disediakan alat seduh berupa pour over Hario V60, Aeropress, french press, air dan, grinder yang kesemuanya disediakan atas dukungan dari Maharaja Coffee dan Philocoffee. Sedangkan untuk kopi panitia menyediakan dua jenis yakni Bali Kintamani untuk babak penyisihan dan Sapan Toraja saat final, keduanya dari My Kopi O. Sebagaimana diketahui Sapan Toraja adalah peraih nilai tertinggi di acara Lelang Kopi 2012 di Surabaya sekaligus sebagai kopi termahal saat ini dengan harga 45 dolar per kilogram.

Untuk babak penyisihan penilaian hanya didasarkan pada aspek aroma, flavor, after taste, acidity, body, dan balance, dan presentasi teknik seduh dan rasa di babak final. Enam finalis berhasil dipilih oleh juri yang mayoritas mempunyai kualifikasi Q Grader untuk memperebutkan hadiah berupa uang tunai 1.5 juta rupiah + voucher DC Comics sebesar 500 ribu + dan My Pressi Twist (Maharaja Coffee). Pemenang kedua akan memboyong uang tunai satu juta rupiah + voucher DC Comics 500 ribu + dan Hario Syphon (Maharaja Coffee), dan yang juara tiga berupa uang tunai 500 ribu +  voucher DC Comics 500 ribu + alat seduh pour over Kalita.

Bahwa acara ini perlu banyak disempurnakan tentu jawabannya iya, tapi Adi W. Taroepratjeka dan saya sebagai penggagas sebuah event brewing kopi yang pertama ini menekankan kepada seluruh peserta untuk menikmati acara kopi yang disajikan dengan format yang berbeda dengan event lainnya agar siapapun yang menyaksikan bisa turut menikmatinya. Tentu saja kami berterima kasih kepada seluruh crew Triple Nine Productions sebagai event organizer yang sudah meracik acara sedemikian rupa sekaligus menyampaikan pesan penting bahwa : coffee event should be fun ! 

Antusiasme peserta yang tidak disangka-sangka melonjak dengan cepat sehingga melewati ambang batas yang semula hanya untuk 20an peserta menjadi lebih dari yang sudah direncanakan. Mohon maaf bagi yang tak bisa kami masukan sebagai peserta terutama karena keterbatasan waktu yang sudah ditentukan oleh pemilik gedung. Terima kasih kepada seluruh peserta yang sudah hadir dan tetap bertahan hingga acara berakhir dan tentu saja, terlepas siapapun yang menang, kami berbahagia bisa menyaksikan kedekatan seluruh komunitas kopi yang hadir saat itu.

Terakhir sekali kepada semua pihak yang tak bisa saya sebutkan satu persatu termasuk siapapun yang telah mendukung demi suksesnya acara JBC ini.

Sampai jumpa di acara berikutnya.

*  *  *  *  *

19 replies
  1. Lidya
    Lidya says:

    Hi Pak, sepertinya ada koreksi sedikit nih.
    saya tidak sampai babak final sdh gugur pak :p.
    yg lolos Listya pak 🙂 yg masih muda banget (barista).
    Oke pak, saya siap membantu mentabulasi nilai 🙂 maklum excel sdh menu harian saya :p.
    Ditunggu acara seru lainnya, dari kyai kopi yg satu ini 😀

    Hi Lidya, terima kasih koreksinya 🙂
    Terima kasih kesediannnya untuk direpotkan 🙂

  2. indra
    indra says:

    acara nya keren bgt,,,,gak sia2 jauh2 saya datang dari kalimantan buat ikutan sambil bisa sharing ilmu dari para master2 barista dan ahli kopi.
    Buat Kang Toni mudah2an acara ini jadi cikal-bakal acara “world brew champ”…
    dgn acara ini harapan kita agar Kopi Indonesia bisa jadi tuan rumah di negeri sendiri….maju terus kopi indonesia

    Hatur nuhun sudah meramaikan acara kita semua. Sukses di Kalimantan untuk mempopulerkan kopi spesial.

  3. HK
    HK says:

    Selamat buat acaranya, om Toni. Semoga jadi cikal bakal kompetisi di Indonesia menuju World Brewers Cup.
    Senang perwakilan dari PT Keluarga Baik Baik Tbk jadi juara 3 😀

    Terima kasih HK yang sudah mengusulkan untuk mengadakan acara ini cukup lama dan akhirnya kesampaian juga.
    Siapa tahu di Indonesia akan diadakan event World Brew Champ, biar saya akan menyumbang sajian penari tradisional yang lebih heboh 🙂

  4. bammeky
    bammeky says:

    Iya, mas dody 115 cafe yah yg bawa air.
    tp itu ada peserta yg bawa espropress, menurut saya sih klo espropress mah bukan alat tambahan..hihihi..
    Mas Toni boleh minta intipin nilai nomor peserta 15 ngga? 🙂 pengen tau dosanya apa, kyknya sih ratio kopi:air saya kebanyakan, maklum ngga nyicipin :hammer:

    Btw, acara yg kemaren amat menyenangkan dan menghibur (apalg penari tradisionalnya) =))
    Sukses terus buat mas Toni.

  5. Awan Kopi Koe
    Awan Kopi Koe says:

    Terima kasih yang teramat sangat untuk semua pihak atas doa & dukunganya yang tak bosan-bosan kepada kami(KOmunitas PencInta Kopi nOEsantara) dari mulai pertama kali kami ada s.d. sekarang ini.. Terima kasih…

    Salam ngopi salam persaudaraan..
    Jayalah selalu Kopi Indonesia..

  6. Aji Darius
    Aji Darius says:

    Ditunggu acara Brewing champion di Bandung dan kota2 lain di Indonesia, Pak Toni.
    Bravo Coffee!!!

  7. Lidya
    Lidya says:

    wah, acaranya FUN 🙂 btw pak, boleh kasih saran nda nih hehe
    kalau butuh yg bs excel cepat, bolehlah saya bantu-bantu 🙂 kemarin agak lama menunggu hasil perhitungan nilainya.
    Oya, setuju sama Bammeky, bolehkah kita melihat hasil penilaian diri sendiri, yah kan buat koreksi diri 🙂 untuk jadi lebih baik lagi.
    Smoga menjadi acara rutin.
    You ROCK Sir 🙂

    You are ROCK too Lidya dan sudah berhasil masuk babak final walau tidak punya latar belakang barista !
    Sebagaimana yang sudah saya jelaskan sebelumnya, nilainya bersaing ketat dengan perbedaan yang sangat kecil. Walau bukan juri, saya mencoba beberapa hasil brewing para peserta yang “wow” saat mereka menyeduh Bali Kintamani yang begitu cemerlang di semua aspek penilaian. Lain kali saya akan mengadakan acara dan menjadikan penonton sebagai jurinya, menarik bukan ?
    Lain kali saya ajk deh Lidya untuk mentabulasi nilai peserta, janji ya …. Nice meeting you, btw. 🙂

  8. dee
    dee says:

    Acaranya keren, tq to Mr. Syafrudin, sudah mengenalkan ke banyak orang didunia Kopi. Nice Inspire event.

    Saya juga terima kasih buat Pak Syaf yang sudah datang memberikan support … sssstt orang penting itu 🙂

  9. kedai24
    kedai24 says:

    Qeren! Seru! Guyup!
    Yg plng penting udah kesampaian memperkenalkan diri & salaman ama sang suhu, bang TW.. 🙂

    Salam kenal lagi, terima kasih ya.

  10. Ronprasanto
    Ronprasanto says:

    Acara yg keren bangeet , ayo buat lagi acara acara yg seperti ini

    Acara tahunan aja gitu ?:)
    Terima kasih dukungan dan kehadirannya !

  11. bammeky
    bammeky says:

    Mas Toni, hasil judging nya diumumin dong angka2nya. N
    omor peserta dan angkanya aja juga boleh, biar bisa jd bahan perbaikan #tsaah :p
    Makasih mas Toni.

    Baru saja lihat angka-angkanya yang tak terlalu jauh berbeda antara satu peserta dengan yang lainnya. Persaingan ketat justru terjadi di pour over dengan perbedaan angka hingga satu desimal sebuah indikator bahwa teknik yang digunakan peserta sudah bagus. Saya tidak tahu kenapa kenapa french press banyak yang nilainya di bawah V60 ? Grind terlalu kasar, faktor waktu ekstraksi, atau suhu air yang bisa menjadi salah satu sebab. Tapi secara keseluruhan para peserta sudah mengembangkan berbagai teknik seduh yang sangat variatif termasuk eksplorasi brewing ratio, penggunaan timbangan digital untuk menghitung gramasi, hingga membawa air “khusus” saat babak penyisihan.

Comments are closed.