Iberital, sebuah pabrikan dari Spanyol masih memasarkan mesin espresso komersial L’anna dengan harga di bawah 30 jutaan yang pernah saya tulis hampir  setahun yang lalu. Kini distributornya PT Sinar Putra Sejahtera baru saja mendatangkan grinder kelas home use yang dibanderol dengan harga 3.5 jutaan yang saya coba bongkar dan melihat jeroannya. Menggunakan mata pisau dengan sistem konikal yang diyakini punya kelebihan dalam masalah konsistensi hasil giling kopi dibanding flat burr.  Sayangnya sang motor penggeraknya hanya mampu berputar dalam kecepatan 600 rpm yang salah satunya didesain untuk mengurangi friksi saat kopi digiling hingga bisa meminimalisir temperatur kopi itu sendiri.

Betapa sederhana mekanisme sebuah alat penggiling kopi yang hanya mengemban satu misi, “menghancurkan” biji kopi menjadi bubuk. Peran sentralnya itu seringkali terlewatkan, dan saya tak bosan untuk mengingatkan bahwa alat yang penampilannya tak menarik ini adalah conditio sine qua non, sebuah keharusan, manakala Anda ingin lebih optimal menikmati secangkir kopi. Banyak tulisan saya tentang alat ini yang semoga bisa dijadikan referensi awal sebelum Anda mengambil keputusan meminang sebuah alat yang diharapkan akan menjadi teman setia dalam jangka waktu panjang.

Spesifikasi Iberital MC2

Kali ini saya mendapat kiriman penggiling kopi Iberital tipe MC2 yang cukup kompak dan bisa dikategorikan untuk keperluan sehari-hari di rumah. Bentuknya tidak mengintimidasi sebagaimana grinder profesional dengan tinggi 37.5 x lebar 27 x dan panjang 16.5 cm serta cukup ringan untuk diangkat karena beratmya hanya sekitar 4.5 kg.

Menggunakan blade atau pisau berjenis konikal sebagaimana foto di bawah yang berputar pada kecepatan 600 rpm yang sebenarnya masih lebih tinggi dibandingkan dengan the beast, Mazzer Kony yang kecepatan motornya membukukan angka 420 RPM. Iberital MC2 dibungkus dengan stainless steel dan bahan pastik di bagian penutup atas, chute (tempat keluar bubuk kopi) dan porta handle.

Tempat biji kopi atau bean hopper berkapasitas 500 gram juga terbuat dari bahan pastik. Iberital bisa dioperasikan dengan menggunakan daya listrik 140 watt pada tegangan 220V. Di bagian portafilter terdapat sebuah sekrup untuk pengaturan volume kopi setiap portafilter ditekan, sebuah fitur yang akan memudahkan pengguna untuk menentukan volume kopi yang akan digunakan.

Sistem pengaturan kehalusan bubuk kopi diatur dengan tombol putar di bagian panel kanan dengan sistem stepless. Sebagaimana yang saya sering tuliskan pada saat membahas alat penggiling kopi, sistem ini memungkinkan pengguna melakukan perubahan setting kehalusan bubuk kopi atau grind size hingga permilimiter, cocok bagi yang ingin mendapatkan hasil optimum terutama dalam penggunaan mesin espresso. Foto di atas memperlihatkan mekanisme pengaturan setting grinder melalui tombol yang memutar akan menggerakan gir pada burr.

Menggunakan Iberital MC2

Setelah memasukan biji kopi secukupnya ke dalam penampungnya saya mulai menyalakan MC2 melalui tombol on/off di bagian kiri bawah. Ambil portafilter lalu letakan di fork (porta handle) dan tekan untuk memfungsikannya dan bubuk kopi pun akan keluar dari chute-nya. Teorinya begitu, tapi saat percobaan pertama kopi tak berhasil digiling oleh MC2, sebuah problem yang biasanya diakibatkan setting burr yang terlalu rapat sehingga biji kopi tidak bisa melewati celah antara grindstone.

Jadi saya harus memutar burr melawah arah jam, tapi diperlukan sedikit kesabaran karena harus terus dicoba berkali-kali hingga kopi akhirnya bisa digiling oleh burr-nya. Dengan ukura pisaunya yang hanya 35mm perlu waktu hingga 45 detik untuk menghasikan 10 gram bubuk kopi dalam setting kehalusan espresso, namun sistem konikal-nya membuat kehalusan cukup merata. Satu lagi yang cukup mengganggu adalah bergetar-nya bean hopper saat mesin dioperasikan, bila saja Iberital membuat kedudukannya lebih solid agar penampung kopinya tak bergeming saat MC2 melakukan tugasnya.

Penutup

Secara umum Iberital MC2 adalah grinder yang cukup meyakinkan, bila Anda tidak berkeberatan dengan durasi atau waktu menggiling kopi yang relatif lambat dan getaran dari bean hopper-nya. Burr atau pisau yang menggunakan sistem konikal dan dipercaya sebagai yang sistem terbaik serta  pengaturan kehalusan hasil giling yang tak berbatas (stepless) membuat MC2 bisa dimasukan ke dalam direktori pilihan grinder untuk keperluan sehari-hari di rumah.

*  *  *

Catatan :

Buat Anda yang baru pertama kali membaca artikel tentang grinder, di bawah adalah beberapa perbedaan jenis pisau yang biasa terpasang pada alat penggiling kopi.

2 replies
  1. albert gunawan
    albert gunawan says:

    iberital challenge doserless klo di aussie namanya. i have one of these grinders mas. very” loud.. and slow. but grinds pretty nicely for espresso. takes quite a few turns baru geser 1-2 detik pour nya..

    klo mo buat ganti” grind size (espresso > french press) nggak begitu recommended. kecuali di buka n puter manually burr nya. itu pun agak ribet karena harus buka sekrup dulu.. built for single purpose grinder.

    Thanks Albert, look forward to seeing you and your new “toy” 🙂

  2. sutrisno
    sutrisno says:

    Udah naksir pas liat harga dan speednya,tapi pas liat sistem steplessnya,langsung mundur deh.ngga bisa dipake berganti2 metode seduh deh.ngga kepikir stiap ganti metode seduh mesti grind settingg lagi

Comments are closed.