Yusri, petani kopi Bondowoso sekilas punya kisah yang hampir mirip dengan Win Hasnawi dengan Qertoev-nya dari tanah Gayo. Keduanya terus melakukan pemasaran hasil gabah kopinya langsung kepada para pengguna di Jakarta dan kota-kota lainnya di Indonesia. Sudah tiga tahun ini Yusri melakukan penetrasi ke pasar kopi nasional dan meyakinkan pembeli akan kualitas hasil kopinya yang prima. Dua unggulan kopinya Java Raung dan Si Petung sudah dikenal publik kopi di Jakarta dengan aroma dan cita rasa kopi arabika yang menjadi jagoannya Jakarta Coffee House. Saya sudah pernah merasakan keduanya, tapi untuk kali ini Yusri mengirimkan kopi gabah untuk kedua jenis kopi tersebut dan saya “terpaksa” harus mencari salah satu penggoreng kopi yang kira-kira bersedia memasak kopi tersebut.

Maka jadilah Yunus dari Roswell di Bandung yang “beruntung”  ketiban pekerjaan memasak 4 kg biji kopi mentah tersebut, atau lebih tepatnya terpaksa menyatukan kedua jenis kopi tersebut karena kapasitas mesinnya yang 5 kilogram. Sebetulnya bisa saja dimasak terpisah untuk  masing-masing 2 kilogram Java Raung dan Si Petung. Tapi ide menariknya, apa yang terjadi bila kedua kopi ini disatukan atau di roast bersamaan dengan komposisi 50:50 ? Meracik atau blending kopi bisa dilakukan setelah atau sebelum kopi di sangrai yang masing-masing metode punya kelebihan dan kekurangan. Untuk kali pertama saya akan mencoba mencampurkannya sebelum mereka di sangrai dan berharap hasilnya sesuai dengan harapan.

Saya sedikit pelupa, tapi kalau tidak salah Si Petung buat saya keasamannya agak sedikit menggigit, tapi aromanya sangat bagus, sedangkan Java Raung punya sentuhan body yang mantap. Kombinasi kedua kopi ini mungkin akan menciptakan racikan baru yang yang setidaknya sesuai dengan selera saya, pengurangan tingkat keasaman, flavor yang semakin bagus, dan tentu saja body yang lebih berisi.

Kopi yang baru di gongseng tentunya belum bisa dinikmati langsung karena bijinya masih mengeluarkan udara dan minyak yang terakumulasi hingga 3-4 hari ke depan. Baru kemarin saya mencoba hasil campuran kedua kopi ini dan saya sudah sajikan kepada salah satu rekan yang sangat kritis Willy dari Sidewalk Coffee di Kediri dan rekan Ferdee Sugiono yang kemarin bertandang ke rumah. Kalau dia saja langsung berkomentar “ini baru kopi enak” sepertinya hasilnya blend ini tidak sia-sia.

 

Sudah di coba dengan french press, filter Hario, dan terutama espresso, semua rasanya tidak pernah mengecewakan. Khusus untuk espresso, di sinilah karakter kopi Bondowos sangat bersinar, sweet ! Saya sungguh berkeyakinan bahwa kopi Bondowoso dari perkebunan Yusri sudah sangat memenuhi kategori kopi spesial karena ketekunannya dalam melakukan proses olah basah sejak tahun 2008, jauh sebelum dilakukan pembinaan oleh Puslit Koka dari Jember yang menerbangkan kopi Bondowoso ke Swiss beberapa bulan lalu.

 

Informasi lebih lanjut tentang Java Raung dan Si Petung :
Yusri 085 749801999 / 0852 36949999

_______________________________________________________________________________

Sekalian di Bandung, saya berkunjung ke rang Gayo yang memutuskan total terjun ke dunia kopi setelah punya pekerjaan mapan di dunia otomotif, Erwin Gayo yang membuka kedai kopi  di jalan Buah Batu. Ia baru saja merintis usahanya dan langsung mendatangkan kopi dari kerabatnya nun jauh di Gayo. Harus diakui menurut Erwin, nama Gayo seringkali mendatangkan pertanyaan dari orang-orang yang mendatangi kedai kopinya yang tidak menyangka kalau berasal dari sebuah wilayah di propinsi Aceh. Tapi ia tetap berusaha menyebarkan informasi sebisanya dan tetap menggunakan Gayo agar masyarakat luas lebih mengenal daerah penghasil kopi terbaik di dunia ini.

Kedai Kupi gayo buka dari jam 10 hingga dini hari dan rencananya akan beroperasi selama 24 jam agar pengunjung bisa menjadikannya tempat nongkrong sembari menikmati Mie Aceh yang menjadi salah satu suguhan di kedai ini. Menggorang kopi sendiri dengan wajan dari tanah liat dan menyuguhkan harga yang sangat terjangkau. Tak heran bila para mahasiswa dan orang kantoran di kawasan Buah Batu sering menjadikan tempat sebagai salah satu spot untuk ngumpul.

Acara di Bandung diakhiri dengan kunjungan ke “The Kiosk Braga” yang berlokasi di Braga City Walk tempat kami menikmati sajian kopi dan koktal non-alkohol. Lokasi sangat strategis di sebalah kanan gerbang Braga City Walk dan baru saja dibuka dan sudah ramai dikunjungi oleh para caffeinados.  The Kiosk dibuka dari jam 10 hingga 22 malam dengan kisaran harga cukup bersahabat.

Demikian sekilas perjalanan ke Bandung dalam rangka wara wiri urusan kopi :).

26 replies
  1. the king,s coffee
    the king,s coffee says:

    mas Tony kira kira ada ga ya ulasan tentang cara menggongseng biji kopi yang benar dan apa aja campurannya biar enak kopinya, soalnya pernah dengar harus dicampur jagung atau yang lainnya biar enak gitu, kalau biji kopi asli tanpa campuran malah katanya ga enak mas tony, kepaitan kali ya….

    Campuran atau racikan kopi biasanya rahasia yang dijaga ketat oleh perusahaan. Jagung memang menambah gurih makanya sering dijadikan bahan untuk mencampur kopi. Buat saya kopi yang enak, ya hanya terdiri dari biji kpi saja, tanpa zat tambahan lainnya.

  2. hendrik
    hendrik says:

    semakin q pelajari tentang apa arti kopi smkin jauh pengalaman yang ku dapat rahasia kopi ,,,,,allham dulillah saya tinggal di komplek penghasil kopi yang berkualitas tinggi ,,kopi gayo best of the best,,,,? tpi tolong ajari saya cara meroasting yang pas and mantap………..

  3. joka
    joka says:

    Roasting …meroasting kenali dulu biji kopi dapat memicu apa?…jangan hanya meroasting ! Agar kita mengerti bahwa yg kita sajikan adalah yg terbaik dan Sehat….!

  4. elim
    elim says:

    akhirnya kesampaian juga rasa penasaran saya akan si petung. tanpa perlu jauh2 ke jakarta, si petung & java raung saya temukan di pameran jatim expo di surabaya dan dikomandani langsung oleh mas yusri. sempat berbincang2 dgn mas yusri dan cupping bareng. saya pribadi lebih prefer si petung, tp itu kembali ke selera masing2.
    maju terus mas yusri!

  5. win ruhdi bathin, gayo espresso kupi
    win ruhdi bathin, gayo espresso kupi says:

    semakin dalam, semakin pekat, semakin hitam…akh luasnya dunia pekat coklat ini. Aku semakin sadar akan kopi. Aku merasa “terlambat” masuk kedalam dunia hitam ini. Semakin aku masuk semakin luas. Meski terlambat, tapi aku ingin explore kopi gayo lebih jauh dan dalam serta semakin dalam. Khususnya Roasting…? apalagi aku hidup ditengah jutaan hektar kebun kopi seklilingku, Gayoland.Adakah yang bisa membantu mengajariku..? khususnya Roasting…semoga

  6. Andi Sanaf
    Andi Sanaf says:

    Ditunggu stock “pernikahan” java raung dan si petung berikutnya mas ….

    – Moga2 akhir bulan ini tersedia, buat kita nikmati di Kalibata 🙂

  7. LyLy
    LyLy says:

    Saya pernah coba si Petung di Jakarta coffee house,emang ckp aromatic dg aftertaste yg panjang dan sedikit asam yg menjadi ciri khasnya.pokoknya enak Banget si petung cobain aja di JCH….

  8. Agoeng Suroboyo
    Agoeng Suroboyo says:

    JAVA Bondowoso yg di hasilkan dr Perkebunan rakyat adalah new comer di dunia hitam tapi memiliki rasa dan aroma yg bagus dan layak untuk dinikmati para coffee lover,saya baca di kompas.com, Kopi Bondowoso adalah kopi ketiga terbaik Dunia.CIKOPI liput lbh dalam lgi dong tentang Java Raung ATAU JAVA BONDOWOSO.

  9. Hendy
    Hendy says:

    SI PETUNG Aroma menggigit,manis Caramel dg Aftertaste yg panjang ngk ada bedanya ma kopi luwak.
    JAVA RAUNG jg muantap dg Body yg kuat dan lembut Herbal.

  10. Java Raung Coffee
    Java Raung Coffee says:

    Dari Petani,Oleh Petani dan Untuk kita semua..Thank’s so much Suhu saya”Bp TONI WAHID,Thank’s To You All….

  11. Yusri
    Yusri says:

    Mengingatkan saya pada sosok Petani kopi”SoeTiman”Namanya.10 tahun Hidup berdua dg sang isti”SoeTami”Di sebuah gubuk bambu ditengah Hutan yg jauh dr keramaian..Dg penuh perjuangan,keuletan serta kesabaran,satu biji kopi ahirnya menjadi ribuan pohon kopi..Satu kata Yg beliau ucapkan disaat akan meninggalkan Gubuk Bambunya yg Telah beliau Tempati selama 10 Th”SI PETUNG”….

  12. APEKI
    APEKI says:

    Yusri dan Java Raungnya adalah satu dari sekian banyak petani kopi di indonesia yg ingin mempersembahkan citarasa terbaik untuk kita para penggila kopi..Bravo CIKOPI……

  13. atenk
    atenk says:

    udah lama jadi silent reader di sini. sebenernya msaih malu sih mau ikutan comment.. :d

    kayanya boleh juga tuh kalo resepnya sekalian dilaunch, seperti kata mas Ferdee Sugiono

  14. Uji Sapitu
    Uji Sapitu says:

    Ehmm untuk senior yg satu ini..sy pikir Cikopi Blend adalah kado ultah RI ke 66…Sukses selalu Bung Toni…

  15. Uji Sapitu
    Uji Sapitu says:

    @Mas Win…Manusia (bukan orang :red) adalah yg punya kopi dan punya merk dagang ya Mas hehehehe

  16. andi wijaya
    andi wijaya says:

    si petung dan java raung adalah karya seorang petani yg tidak pernah malu untuk menyebut dirinya petani krna baginya petani adalah the real investors..si petung dan java raung dipersembahkan buat mereka yg gila kopi…

  17. Ferdee Sugiono
    Ferdee Sugiono says:

    wuiiiiiih..
    CIKOPI BLEND sudah dilaunch..!!

    hehehehehehe..

    rasanya sexy banget loh.. body-nya java raung dapet & aromanya si petung juga dapet..

  18. Philocoffee Project
    Philocoffee Project says:

    Wah tulisannya terburu-buru sebagaimana perjalanannya 🙂

    Sekadar informasi, si petung nama atau merk dagang Borie Pak bukan Yusri. Soalnya Kang Toni mencantumkan nomor kontak Yusri. Nanti ada orang yang mau beli Si Petung ke Yusri padahal itu merk dagang Borie.

    Dan kopi Bondowoso yang dijual dengan nama si petung di JCH itu juga kan tingkat roasting khas JCH.

Comments are closed.